SOSOK 'Bruce Lee' Afghanistan yang Kini Tengah Berjuang Melarikan Diri, Takut Dibunuh Taliban
Abbas Alizada, seorang aktor yang mirip Bruce Lee kini tengah berjuang untuk melarikan diri dari Afghanistan ke Inggris.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Abbas Alizada, seorang aktor yang mirip Bruce Lee kini tengah berjuang untuk melarikan diri dari Afghanistan ke Inggris.
Diketahui dirinya saat ini tengah bersembunyi dari Taliban.
Rencana kepergiannya ke Inggris juga bukan saja untuk melarikan diri namun juga adanya kontrak bermain film.
Pria berusia 28 tahun tersebut menyebut ketakutan dan merasa hidupnya terancam.
Hal tersebut lantaran Taliban membenci Hazara seperti dirinya, dikutip dari The Sun, Senin (11/10/2021).
Hazara adalah kelompok etnis minoritas di Afganistan.
Mayoritas dari mereka menganut Syiah.
Selama ini mereka kerap dipersekusi oleh Taliban.
Bahkan Abbas mengaku pasukan Taliban pernah menikam rekan latihannya sampai mati.
Abbas pun takut dia berikutnya yang akan menjadi terget, sehingga dirinya kini tidak bisa tinggal di satu tempat selama lebih dari dua hari.
"Saya ingin pergi meninggalkan Afghanistan, bersama dua anak saya dan empat saudara laki-laki ke Inggris," ujarnya.
Baca juga: AS dan Taliban Lakukan Pertemuan, Bahas Bantuan Kemanusiaan hingga Vaksinasi Covid-19 di Afghanistan
Abbas, yang memposting video online tentang rutinitas kebugarannya termasuk push-up dengan dua jari, tidak dapat berlatih sejak Taliban menguasai Afghanistan, Agustus 2021 lalu.
Pengacara Abbas yang berbasis di London, Mahtab Aziz, mengatakan Abbas telah membuat empat film seni bela diri.
Tidak hanya itu dirinya mendapat peran dalam sebuah film Hollywood sebelum Covid-19 menjebaknya.
“Taliban sangat tidak terduga dan Abbas dapat dengan mudah dibunuh."
"Dia adalah petarung dan petinju seni bela diri yang sangat mengesankan dengan potensi besar untuk menjadi Bruce Lee berikutnya."
Pakistan dapat mengizinkan Abbas dan keluarganya pindah ke sana dalam beberapa hari.
Aziz menambahkan: “Dia ingin datang ke Inggris karena saya di sini dan dia mempercayai saya."
"Saya yakin dia bisa menggemparkan industri film Inggris. Dia sangat karismatik," tutupnya.
Fawad Andarabi, Penyanyi Folk Asal Afghanistan yang Disebut Telah Tewas Dibunuh Taliban
Seorang penyanyi folk asal Afghanistan, Fawad Andarabi disebut telah tewas lantaran dibunuh oleh Taliban.
Informasi tersebut muncul seusai Mantan Menteri Afghanistan, Masoud Andarabi mengatakannya melalui unggahan di twitter pribadinya.
"Taliban’s brutality continues in Andarab. Today they brutally killed folkloric singer, Fawad Andarabi who simply was brining joy to this valley and its people. As he sang here “our beautiful valley….land of our forefathers…” will not submit to Taliban’s brutality," tulis dalam unggahan twitter @andarabi.
Taliban telah membunuh Fawad Andarabi di Provinsi Baghlan Timur Laut Afghanistan, kata mantan menteri dalam negeri negara itu, Masoud Andarabi.
Dikutip dari Sputnik News, Minggu (29/8/2021), menurut sumber gerilyawan, Taliban menendang penyanyi itu keluar Fawad Andarabi dari rumahnya di distrik Andarab dan membunuhnya.
Baca juga: Komandan ISIS-K: Kami Tidak Sejalan dengan Taliban dalam Hal Kepercayaan
Awal pekan ini, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengindikasikan dalam sebuah wawancara dengan New York Times bahwa gerakan itu melarang pertunjukan musik di depan umum.
Dan sebagai penanganannya, Zabihullah Mujahid bersikeras bahwa Taliban akan memilih cara persuasif daripada tekanan.
Diketahui Taliban telah memiliki sejarah keras terhadap musik selama pertama kali mereka memerintah Afghanistan, dari tahun 1996 hingga 2001.
Adik Ashraf Ghani Sumpah Setia pada Taliban
Adik mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Hashmat Ghani Ahmadzai, disebut telah bersumpah setia kepada Taliban.
Diketahui Hashmat Ghani, merupakan ketua Dewan Besar Kuchi (nomaden) di Afghanistan.
Selama delapan tahun, di masa kepemimpinan sang kakak dirinya tidak memiliki posisi resmi.
Dikutip dari The Statesman, dalam klip video tampak bahwa Hashmat Ghani berjanji setia kepada Khalil ur Rahman, seorang anggota kunci Taliban.
Ghani juga dilaporkan berjanji setia kepada Taliban, di hadapan Khalil al Rahman Haqqani yang merupakan pemimpin Jaringan Haqqani yang didukung Taliban.
Sebelumnya, gubernur provinsi pemerintah Afghanistan dan komandan polisi nasional juga telah berjanji untuk bekerja sama dengan Taliban saat mereka menguasai Afghanistan.
Baca juga: Menhan Inggris: Ancaman Serangan di Afghanistan Akan Berkembang Dengan Ditariknya Pasukan Barat
Dalam sebuah tweet sebelumnya, Hashmat Ghani mengatakan:
“Meskipun kita harus menerima Taliban, itu tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya alasan untuk meninggalkan orang-orang Afghanistan oleh Barat.”
Diberitakan sebelumnya, mantan presiden Ashraf Ghani telah melarikan diri ke UEA setelah Taliban memasuki Kabul Minggu lalu dengan mengatakan dia telah pergi untuk menyelamatkan negara itu dari lebih banyak pertumpahan darah.
“Setengah dari populasi kami bergantung pada upah harian. Membekukan uang mereka pada saat dibutuhkan bisa menimbulkan bencana,” tambah Hashmat Ghani.
Hashmat Ghani mengatakan dia berada dalam pertemuan nonstop dengan kepemimpinan Taliban.
Baca juga: Taliban Susun Pemerintahan Sementara di Afghanistan, Mencakup Pemimpin Semua Etnis dan Suku
Yakni untuk memastikan keamanan fisik dan mental bagi warga Afghanistan ketika ribuan orang berkumpul di bandara Kabul dalam seminggu terakhir, mencoba melarikan diri dari pemerintahan Taliban.
Adik mantan presiden itu juga menyebut Taliban mampu membawa keamanan, namun ia menambahkan bahwa menjalankan pemerintahan yang fungsional membutuhkan kolaborasi dari orang Afghanistan yang lebih muda dan terdidik.
“Yang disebut politisi kadaluwarsa harus dikesampingkan sepenuhnya sehingga pengalaman gagal pemerintah koalisi tidak terulang,” tambahnya.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)