Pesan Dalai Lama Buat Kalangan Muslim Dunia Untuk Bersabar serta Menenangkan Pikiran dan Tersenyum
Pemimpin negara seringkali memanipulasi pikiran seseorang dan membagi bagi satu sama lain," ungkap Dalai Lama menyampaikan pesan kepada Tribunnews
Editor: Johnson Simanjuntak
Selain itu Dalai Lama juga mengingat kembali ketika berada di suatu tempat ada warga muslim mengajaknya ke masjid dan Dalai Lama ke masjid pula.
"Saya ikut berdoa bersama orang muslim itu di masjid. Kita semua sama, harus hidup berdampingan dengan harmonis satu sama lain. Harus sabar ya kalau ada sesuatu yang menghantam kita. Bukalah hati kita dan maafkanlah dia karena mungkin orang itu tidak tahu apa yang dilakukannya."
Kehidupan dengan hati yang hangat saling menyayangi satu sama lain bukan hanya berlaku bagi manusia.
Bagi binatang pun mereka juga melakukan hal serupa supaya bisa hidup berdampingan dengan harmonis satu sama lainnya dalam damai, tekannya lagi.
Bagi Jepang Dalai Lama melihat penanganan sudah sangat baik oleh pemerintahnya dan tetap manusia harus hati-hati terhadap penyakit.
"Saya bukan dokter tidak tahu mengenai penyakit. Kita harus jaga kesehatan baik-baik satu sama lain menjauhkan diri dari hal-hal buruk dan ikutilah petunjuk pemerintah Jepang bagi warganya. Itu yang terbaik," paparnya lebih lanjut.
Selain itu Dalai Lama juga bila ada waktu dan kesempatan berniat ingin mengunjungi Mekah bergabung bersama kalangan muslim di sana.
"Banyak sekali yang ingin saya kunjungi termasuk ingin ke Mekah dan berbagai tempat lainnya. Nanti kalau memang ada waktu dan kesempatan baik mungkin saya akan ke sana bersama sesama sahabat semua bangsa lainnya bergabung di Mekah," ucapnya lagi.
Dalai Lama adalah anak kelima dari sembilan bersaudara keluarga petani ini dinyatakan sebagai tulku (reinkarnasi) Dalai Lama ke-13 pada usia tiga tahun.
Pada tanggal 17 November 1950, ia naik takhta sebagai kepala negara Tibet di saat pendudukan daerah itu oleh pasukan Republik Rakyat Tiongkok.
Setelah kekalahan gerakan perlawanan Tibet pada 1959, Tenzin Gyatso mengungsi ke India dan mendirikan pemerintah Tibet di pengasingan.
Ia juga pernah bertemu dengan Paus Yohanes Paulus II sebanyak 9 kali di Vatikan. Dia juga pernah bertemu Bunda Teresa di India.
Tenzin Gyatso merupakan Dalai Lama pertama yang mengunjungi dunia Barat. Pada 1989, ia menerima Penghargaan Perdamaian Nobel.
Pada sebuah ceramah yang disampaikan pada tanggal 10 Maret 2011, Dalai Lama ke-14 menyatakan bahwa menyampaikan pendapat atas perubahan kepada konstitusi dari Pemerintahan Tibet dalam pengasingan yang akan menghapus peran Dalai Lama sebagai pemimpin negara, menggantikannya dengan seorang pemimpin terpilih.
Jika hal ini diterima oleh Parlemen pemerintah Tibet dalam pengasingan, keputusan ini akan menyatakan pengunduran diri Dalai Lama dari peran politik resminya, walaupun ia akan tetap mengemban posisinya sebagai pemimpin agama.
Ia menyampaikan pengunduran dirinya secara resmi sebagai pemimpin politik kepada Parlemen Tibet dalam pengasingan di Dharamsala, India, pada tanggal 14 Maret 2011.