Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pesan Dalai Lama Buat Kalangan Muslim Dunia Untuk Bersabar serta Menenangkan Pikiran dan Tersenyum

Pemimpin negara seringkali memanipulasi pikiran seseorang dan membagi bagi satu sama lain," ungkap Dalai Lama menyampaikan pesan kepada Tribunnews

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pesan Dalai Lama Buat Kalangan Muslim Dunia Untuk Bersabar serta Menenangkan Pikiran dan Tersenyum
Richard Susilo
Tenzin Gyatso lahir 6 Juli 1935 adalah Dalai Lama saat ini yang ke-14. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Kalangan muslim sering diadu domba banyak pihak, dan pemimpin negara besar memanipulasi pikiran  banyak orang.

Kalangan muslim harus sabar dan menenangkan pikiran, berhati hangat serta tersenyumlah selalu.

"Pemimpin negara seringkali memanipulasi pikiran seseorang dan membagi bagi satu sama lain," ungkap Dalai Lama menyampaikan pesan kepada Tribunnews.com Rabu (10/11/2021) saat berbicara jumpa pers di klub wartawan asing Jepang di Tokyo.

Bukan hanya orang muslim atau kelompok tertentu, kita semua harus hidup dalam damai, tekannya lagi.

"Terlalu banyak perbedaan terjadi dilakukan pemimpin dunia sehingga terjadi lebih banyak penderitaan ketimbang kebahagiaan. Pesan cinta harus lebih banyak lagi digelorakan disebarluaskan kepada manusia di mana pun," tambahnya.

Selain itu Dalai Lama juga menekankan jangan menekankan satu dua agama, kita harus melihat semua sebagai satu kesatuan manusia.

Berita Rekomendasi

"Jangan gunakan agama untuk kepentingan politik dan ekonomi. Hancur nanti negara kita," tekannya lagi.

Kini memang tampaknya banyak kritik sosial mengenai agama karena mencampur adukkan agama dengan kehidupan berpolitik dan ekonomi.

"Agama adalah milik pribadi, milik sendiri .Hanya individu yang bersangkutan saja yang dapat berinteraksi dengan pikirannya sendiri dan jangan dicampuradukkan dengan politik dan ekonomi," paparnya lagi.

Dalai lama sering mengungkap berkali-kali kata-kata "kehidupan ketenangan diri sendiri penuh kebijaksanaan, jujur, ketenangan pikiran dan jauhkan perbedaan, dan jangan lupa tersenyum selalu."

"Lihat saya selalu tersenyum di mana pun saya berada. Kita harus hidup dalam keharmonisan bersama, tidak melihat agama satu sama lain. Saya tak pernah membedakan satu sama lain, beda agama, beda kelompok, bega jenis kelamin dan sebagainya, janganlah membeda-bedakan."

Saat ini Dalai Lama yang hidupnya di India sangat menyukainya dan hidupnya sampai akhir hayatnya akan tetap di India.

"Saya adalah hidup di pembuangan (refugee) dan sampai meninggal saya akan tetap hidup di India, negara yang aman nyaman damai dan penuh saling pengertian antar agama berjalan dengan sangat baik dan harmonis kehidupannya. Lokasinya juga enak, ada gunung sungai alamnya yang indah, senang sekali saya di India. Komunikasi dengan dunia dari India lewat internet juga bebas dan mudah berhubungan bagi saya saat ini."

Selain itu Dalai Lama juga mengingat kembali ketika berada di suatu tempat ada warga muslim mengajaknya ke masjid dan Dalai Lama ke masjid pula.

"Saya ikut berdoa bersama orang muslim itu di masjid. Kita semua sama, harus hidup berdampingan dengan harmonis satu sama lain. Harus sabar ya kalau ada sesuatu yang menghantam kita. Bukalah hati kita dan maafkanlah dia karena mungkin orang itu tidak tahu apa yang dilakukannya."

Kehidupan dengan hati yang hangat saling menyayangi satu sama lain bukan hanya berlaku bagi manusia.

Bagi binatang pun mereka juga melakukan hal serupa supaya bisa hidup berdampingan dengan harmonis satu sama lainnya dalam damai, tekannya lagi.

Bagi Jepang Dalai Lama melihat penanganan sudah sangat baik oleh pemerintahnya dan tetap manusia harus hati-hati terhadap penyakit.

"Saya bukan dokter tidak tahu mengenai penyakit. Kita harus jaga kesehatan baik-baik satu sama lain menjauhkan diri dari hal-hal buruk dan ikutilah petunjuk pemerintah Jepang bagi warganya. Itu yang terbaik," paparnya lebih lanjut.

Selain itu Dalai Lama juga bila ada waktu dan kesempatan berniat ingin mengunjungi Mekah bergabung bersama kalangan muslim di sana.

"Banyak sekali yang ingin saya kunjungi termasuk ingin ke Mekah dan berbagai tempat lainnya. Nanti kalau memang ada waktu dan kesempatan baik mungkin saya akan ke sana bersama sesama sahabat semua bangsa lainnya bergabung di Mekah," ucapnya lagi.

Dalai Lama adalah anak kelima dari sembilan bersaudara keluarga petani ini dinyatakan sebagai tulku (reinkarnasi) Dalai Lama ke-13 pada usia tiga tahun.

Pada tanggal 17 November 1950, ia naik takhta sebagai kepala negara Tibet di saat pendudukan daerah itu oleh pasukan Republik Rakyat Tiongkok.

Setelah kekalahan gerakan perlawanan Tibet pada 1959, Tenzin Gyatso mengungsi ke India dan mendirikan pemerintah Tibet di pengasingan.

Ia juga pernah bertemu dengan Paus Yohanes Paulus II sebanyak 9 kali di Vatikan. Dia juga pernah bertemu Bunda Teresa di India.

Tenzin Gyatso merupakan Dalai Lama pertama yang mengunjungi dunia Barat. Pada 1989, ia menerima Penghargaan Perdamaian Nobel.

Pada sebuah ceramah yang disampaikan pada tanggal 10 Maret 2011, Dalai Lama ke-14 menyatakan bahwa menyampaikan pendapat atas perubahan kepada konstitusi dari Pemerintahan Tibet dalam pengasingan yang akan menghapus peran Dalai Lama sebagai pemimpin negara, menggantikannya dengan seorang pemimpin terpilih.

Jika hal ini diterima oleh Parlemen pemerintah Tibet dalam pengasingan, keputusan ini akan menyatakan pengunduran diri Dalai Lama dari peran politik resminya, walaupun ia akan tetap mengemban posisinya sebagai pemimpin agama.

Ia menyampaikan pengunduran dirinya secara resmi sebagai pemimpin politik kepada Parlemen Tibet dalam pengasingan di Dharamsala, India, pada tanggal 14 Maret 2011.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas