Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Jepang memutuskan untuk menambah anggaran sekitar 70 miliar yen untuk "manfaat darurat" 100.000 yen per orang bagi mahasiswa yang kesulitan hidup akibat pandemi corona.

"Kami telah memutuskan untuk memasukkan siswa internasional yang berada dalam situasi keuangan yang sulit dalam kehidupannya saat ini," papar sumber Tribunnews.com, Kamis (25/11/2021).

Terkait manfaat ini, pemerintah menekankan kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk melanjutkan sekolah karena alasan keuangan, serta pengguna "studi support system" bagi siswa rumah tangga bebas pajak dan rumah tangga berpenghasilan rendah dengan pendapatan yang sama.

Persyaratan seperti mandiri rumah tangga dan menutupi biaya kuliah dengan penghasilan pekerjaan paruh waktu, dan untuk memberikannya kepada siswa (termasuk siswa internasional) yang direkomendasikan oleh universitas.

Baca juga: Pfizer Klaim Karyawannya Mencuri Data Rahasia Vaksin Covid-19

"Oleh karena itu peran universitas penting melihat mahasiswa yang membutuhkan bantuan tersebut. Mahasiswa harus lapor ke Universitas yang bersangkutan untuk bisa mendapatkan subsidi tersebut," ujarnya.

"Kami ingin universitas yang mengetahui situasi keuangan mahasiswa untuk memilih target audiens."

Tahun lalu, sebagai bagian dari tindakan melawan pandemi Covid-19, pemerintah menyediakan hingga 200.000 yen untuk mahasiswa miskin, mahasiswa junior, dan siswa sekolah kejuruan.

Pada saat ini diberikan kepada sekitar 430.000 orang secara total, termasuk mahasiswa asing. Jumlah orang yang ditargetkan kali ini diperkirakan hampir sama.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.