Perahu Pengungsi dan Migran Prancis Tenggelam di Selat Inggris, Puluhan Orang Mengambang
Sedikitnya 31 pengungsi dan migran tewas sewaktu perahu mereka tenggelam di Selat Inggris dalam perjalanan dari Prancis ke Inggris
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM, CALAIS - Sedikitnya 31 pengungsi dan migran tewas saat berusaha menyeberangi Selat Inggris dari Prancis ke Inggris ketika perahu mereka tenggelam di lepas pantai utara Calais, Rabu (24/11/2021) waktu setempat.
Kepolisian menyebutkan, para korban termasuk di antara sekitar 50 orang di atas perahu yang berangkat dari Dunkirk timur Calais.
Operasi gabungan Prancis-Inggris untuk mencari korban selamat sedang berlangsung pada Rabu malam waktu setempat.
Para pejabat Prancis mengatakan, setidaknya tiga kapal dan tiga helikopter dikerahkan untuk mencari para korban.
Tim penolong menemukan mayat dan orang-orang yang tidak sadarkan diri di dalam air, setelah seorang nelayan membunyikan alarm.
Baca juga: Cegah Migran Menyeberang, Toko Olahraga Decathlon Setop Penjualan Kano
Baca juga: Apa Peran Putin di Balik Tuduhan Presiden Lukashenko Bawa Migran ke Perbatasan UE?
Dilansir dari Al Jazeera, kantor berita Reuters mengutip nelayan bahwa lebih banyak migran dan pengungsi meninggal pantai utara Prancis itu dari biasanya, Rabu kemarin.
Mereka memanfaatkan kondisi laut yang tenang, meskipun air sangat dingin.
Seorang nelayan menelepon tim penyelamat setelah melihat perahu kosong dan orang-orang mengambang tak bergerak di dekatnya.
Informasi sejauh ini menunjukkan, tujuh orang telah dipastikan tewas atau masih hilang dikhawatirkan tenggelam setelah berbagai insiden tahun ini.
Sementara Menteri Dalam Negeri Prancis Gerard Darmanin mengatakan lima wanita dan seorang gadis termasuk di antara 31 orang yang tewas. Kebangsaan para migran itu tidak segera jelas.
Baca juga: Presiden Belarusia Sebut Tentaranya Mungkin Bantu Para Pengungsi Memasuki Uni Eropa
Baca juga: Anggota Dewan Keamanan PBB Perdebatkan Nasib Pengungsi di Perbatasan Belarus-Polandia
Dia mengatakan dua orang telah diselamatkan, namun mereka dalam kondisi kritis.
Darmanin menambahkan polisi Prancis telah menangkap empat orang yang diduga terkait dengan tenggelamnya kapal dalam "tragedi [migran] terbesar yang pernah kita lihat".
Badan Migrasi Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menyebut insiden itu sebagai kehilangan nyawa tunggal terbesar di Selat Inggris berdasarkan data sejak 2014.
Berantas Geng Penyelundup
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan negaranya tidak akan membiarkan Selat menjadi kuburan.
Baca juga: Dari Irak ke Belarus: Bagaimana Para Pengungsi Bisa Sampai ke Eropa?
Baca juga: Migran dan Pengungsi Rentan Terpapar Covid-19, WHO Terbitkan Panduan Vaksinasi Khusus
Sementara Perdana Menteri Prancis Jean Castex mengatakan tenggelamnya kapal ini sebagai tragedi.
"Pikiran saya dengan banyak orang hilang dan terluka, korban penyelundup kriminal yang mengeksploitasi kesusahan dan kesengsaraan mereka," tulisnya dalam sebuah tweet.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan terkejut dan sangat sedih atas korban yang tewas.
“Pikiran dan simpati saya untuk para korban dan keluarga mereka dan itu adalah hal yang mengerikan yang mereka derita. Tapi bencana ini menggarisbawahi betapa berbahayanya menyeberangi Selat dengan cara ini,” katanya.
Ia menegaskan, pemerintahnya akan menghancurkan pihak-pihak pedagang manusia dan gangster.
Baca juga: Obama, Bush, Dan Clinton Bersatu Membantu Pengungsi Afghanistan di Amerika Serikat
“Kami harus bekerja dengan teman-teman Prancis kami, dengan mitra Eropa kami di seluruh Channel. Saya katakan kepada mitra kami sekarang adalah waktu bagi kita semua untuk melangkah, bekerja sama, melakukan segala yang kami bisa untuk menghancurkan geng-geng ini yang benar-benar lolos dari pembunuhan,” katanya.
Kantor Perdana Menteri Inggris mengatakan Johnson melakukan pembicaraan telepon darurat dan bertekad menghentikan penyeberangan mematikan ini.
“Mereka sepakat tentang urgensi meningkatkan upaya bersama untuk mencegah penyeberangan mematikan ini dan melakukan segala kemungkinan untuk menghentikan geng-geng yang bertanggung jawab membahayakan nyawa orang," katanya dalam sebuah pernyataan.
Penyeberangan Meningkat
Insiden itu terjadi ketika ketegangan meningkat antara London dan Paris atas rekor jumlah orang yang melintasi Selat.
Baca juga: Afghanistan: Lari dari Taliban, pengungsi tidur di jalanan ibu kota Kabul
Jumlah orang yang menyeberangi Selat dengan sampan kecil meningkat tajam tahun ini meski risikonya tinggi.
Inggris telah mendesak Prancis untuk mengambil tindakan lebih tegas terhadap mereka yang mencoba melakukan perjalanan tersebut.
Menurut pihak berwenang Prancis, 31.500 orang berusaha pergi ke Inggris sejak awal tahun dan 7.800 orang telah diselamatkan di laut, angka yang dua kali lipat sejak Agustus.
Menurut pejabat Inggris, lebih dari 25.000 orang telah tiba sepanjang tahun ini, sudah tiga kali lipat dari angka yang tercatat pada tahun 2020. (Tribunnews.com/Aljazeera/CNA/Hasanah Samhudi)