Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Imbas Temuan Omicron, WHO Sarankan Kelompok Berisiko Tinggi Menunda Perjalanan

Imbas temuan varian Omicron, WHO menyarankan kelompok berisiko tinggi tertular Covid-19 menunda perjalanannya.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Imbas Temuan Omicron, WHO Sarankan Kelompok Berisiko Tinggi Menunda Perjalanan
AFP/WILLIAM WEST
Pelancong internasional yang mengenakan alat pelindung diri (APD) tiba di Bandara Tullamarine Melbourne pada 29 November 2021 ketika Australia mencatat kasus pertama varian Omicron dari Covid-19. (Photo by William WEST / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan orang-orang dalam kelompok berisiko tinggi tertular Covid-19 untuk menunda perjalanannya ke daerah rawan penyebaran Covid-19.

Di antaranya kelompok yang tidak divaksinasi, mereka yang berusia di atas 60 tahun dan mereka yang memiliki penyakit penyerta.

Hal ini merupakan imbas dari temuan varian baru Covid-19, Omicron yang tengah menjadi sorotan di sejumlah negara.

"Orang yang tidak sehat, atau yang belum sepenuhnya divaksinasi atau tidak memiliki bukti infeksi SARS-CoV-2 sebelumnya dan berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah dan meninggal."

"Termasuk orang berusia 60 tahun atau lebih atau mereka yang memiliki penyakit penyerta yang menghadirkan peningkatan risiko Covid-19 yang parah (misalnya penyakit jantung, kanker, dan diabetes)."

Penumpang yang mengenakan alat pelindung diri (APD) mengantre untuk check-in penerbangan mereka di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) di Sepang pada 29 November 2021, ketika negara-negara di seluruh dunia menutup perbatasan dan memperbarui pembatasan perjalanan sebagai tanggapan atas penyebaran virus corona. variasi virus corona Covid-19 baru yang sangat bermutasi yang dijuluki Omicron. (Photo by Mohd RASFAN / AFP)
Penumpang yang mengenakan alat pelindung diri (APD) mengantre untuk check-in penerbangan mereka di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) di Sepang pada 29 November 2021, ketika negara-negara di seluruh dunia menutup perbatasan dan memperbarui pembatasan perjalanan sebagai tanggapan atas penyebaran virus corona. variasi virus corona Covid-19 baru yang sangat bermutasi yang dijuluki Omicron. (Photo by Mohd RASFAN / AFP) (AFP/MOHD RASFAN)

"Harus disarankan untuk menunda perjalanan ke daerah-daerah dengan penularan komunitas," saran WHO, dikutip dari CNN.

WHO juga merekomendasikan agar negara-negara menggunakan pendekatan mitigasi risiko berlapis untuk mengurangi penyebaran.

Berita Rekomendasi

Pendekatan tersebut mencakup screening ketat terhadap penumpang, pengujian Covid-19, dan karantina.

"Larangan perjalanan tidak akan mencegah penyebaran internasional, dan mereka menempatkan beban berat pada kehidupan dan mata pencaharian," kata WHO.

WHO juga menambahkan bahwa larangan perjalanan dapat 'menghambat' negara untuk melaporkan kasus varian ketika muncul.

Baca juga: Pengobatan Covid-19 pada Varian Omicron Masih Efektif, Yang Bergejala Ringan Cukup Isolasi Mandiri

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, WHO telah menyebut varian Omicron sebagai variant of concers (VoC), dengan kode B.1.1.529.

Saat ini, WHO sedang berkoordinasi dengan peneliti di seluruh dunia untuk lebih memahami Omicron.

WHO tengah melakukan riset tentang penilaian penularan, tingkat keparahan infeksi (termasuk gejala), kinerja vaksin, tes diagnostik, dan efektivitas pengobatan.

Berikut fakta-fakta varian Omicron menurut analisis WHO yang dikutip dari who.int.

1. Apakah Omicron lebih mudah menyebar ketimbang varian lain?

Para peneliti di Afrika Selatan dan di seluruh dunia sedang melakukan untuk lebih memahami banyak tentang Omicron.

Saat ini, belum jelas apakah Omicron lebih mudah menyebar dari orang ke orang dibandingkan dengan varian lain, termasuk varian Delta.

Meskipun jumlah orang yang di tes positif meningkat di wilayah Afrika Selatan yang terkena varian ini, tetapi studi epidemiolog sedang melakukan riset dan mencari tahu penyebabnya.

2. Bagaimana tingkat keparahan penyakit yang disebabkan Omicron?

WHO menyatakan belum jelas apakah Omicron mengakibatkan sakit yang lebih parah dibandingkan infeksi dengan varian lain, termasuk varian Delta.

Data awal menunjukkan adanya peningkatan tingkat rawat inap di Afrika Selatan, tetapi hal ini bisa terjadi karena meningkatnya jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi bukan akibat infeksi spesisik Omicron.

Saat ini, tidak ada informasi yang menunjukkan gejala terkait Omicron berbeda dengan varian lainnya.

Infeksi awal yang dilaporkan terjadi di kalangan anak muda cenderung lebih ringan.

Namun, untuk memahami keparahan tingkat Omicron akan memakan waktu berhari-hari hingga beberapa minggu.

Semua varian Covid-19, dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian, khususnya bagi orang-orang yang paling rentan, sehingga perlu dilakukan pencegahan.

Baca juga: Tingkat Keparahan Varian Omicron Dibandingkan Mutasi Lain Masih Belum Diketahui, Tetap Jaga Prokes

Baca juga: Pejabat Negara Dilarang ke Luar Negeri, Cegah Masuknya Varian Omicron ke Indonesia

3. Apakah adanya kemungkinan infeksi ulang?

Data awal menunjukkan kemungkinan ada peningkatan risiko infeksi ulang dengan Omicron.

Orang yang sebelumnya terkena Covid-19 dapat terinfeksi ulang dengan lebih mudah pada Omicron dibandingkan varian lainnya.

Namun, informasi ini masih terbatas.

Informasi lebih lanjut akan diumumkan dalam beberapa waktu mendatang.

4. Bagaimana efektivitas vaksin?

WHO bekerja sama dengan mitra teknis untuk memahami dampak potensial dari varian ini pada tindakan yang ada, termasuk vaksin Covid-19.

Vaksin tetap penting untuk mengurangi penyakit parah dan kematian, termasuk melawan varian Delta.

Saat ini, vaksin tetap efektif melawan penyakit Covid-19.

5. Bagaimana efektivitas tes diagnostik saat ini?

Tes PCR yang banyak digunakan untuk mendeteksi infeksi, termasuk varian Omicron.

Peneliti sedang melakukan riset dan menentukan apakah ada dampak pada jenis tes lain, termasuk tes deteksi antigen.

6. Apakah pengobatan saat ini masih efektif untuk mengobati Omicron?

Kortikosteroid dan IL6 Receptor Blockers masih akan efektif untuk menangani pasien dengan Covid-19 yang parah.

Perawatan lain akan dinilai untuk melihat apakah masih efektif mengingat perubahan pada bagian virus dalam varian Omicron.

(Tribunnews.com/Maliana/Devi Rahma)

Artikel Lain Terkait Omicron

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas