Taiwan: China Akan Kesulitan Melakukan Invasi Penuh, Tak Bisa Daratkan Pasukan Sekaligus
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan China akan kesulitan melakukan invasi penuh karena sulit mendaratkan dan memasok pasukannya
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM, TAIPEI – China akan sulit melakukan invasi penuh ke Taiwan karena negara tersebut mengalami masalah pendaratan dan pemasokan pasukan.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkapkan China akan kesulitan mendaratkan pasukan, menyita Pelabuhan dan bandara jika melakukan invasi penuh.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkapkan hal ini dalam laporan terbarunya terkait ancaman dari China.
China meningkatkan kegiatan militer di dekat Taiwan untuk menekan Taipei agar menerima pemerintahan China.
Dilansir dari Channel News Asia, Kementerian Pertahanan Taiwan dalam laporannya kepada parlemen, mengatakan kapasitas transportasi China saat ini terbatas, dan tidak akan dapat mendaratkan semua pasukannya sekaligus.
Baca juga: Taiwan Halau 27 Jet Tempur Cina yang Masuki Zona Pertahanan Udaranya
Baca juga: Kapal Perang AS Transit Lagi di Selat Taiwan, China Meradang dan Sebut Tindakan Provokatif
Disebutkan, China harus bergantung pada kapal roll-on, roll-off non-standar yang perlu menggunakan fasilitas pelabuhan dan pesawat angkut yang membutuhkan bandara.
“Namun, militer negara sangat mempertahankan pelabuhan dan bandara, dan mereka tidak akan mudah untuk diduduki dalam waktu singkat. Operasi pendaratan akan menghadapi risiko yang sangat tinggi," kata Kementerian itu dalam laporan tersebut.
Laporan itu juga mengatakan, logistik China menghadapi tantangan, karena setiap pasukan pendarat perlu dipasok kembali dengan senjata, makanan, dan obat-obatan melintasi Selat Taiwan yang memisahkan keduanya.
“Militer negara memiliki keuntungan dari Selat Taiwan menjadi parit alami dan dapat menggunakan operasi pencegatan bersama, memotong pasokan militer Komunis, sangat mengurangi efektivitas tempur dan daya tahan pasukan pendaratan,” kata laporan itu.
Disebutkan, China juga perlu menjaga beberapa pasukannya sebagai cadangan untuk mencegah pasukan asing bergabung untuk membantu Taiwan.
Baca juga: Taiwan Kini Diperkuat Jet Tempur F-16 Varian Tercanggih untuk Hadapi Ancaman China
Baca juga: PM Singapura Soroti Ketegangan China-AS Terkait Taiwan: Bisa Terjadi Kecelakaan yang Disesali
Selain itu, China juga harus mengawasi dengan cermat daerah-daerah rawan lainnya di perbatasannya, seperti dengan India dan di Laut China Selatan.
“Pangkalan militer AS dan Jepang dekat dengan Taiwan, dan setiap serangan Komunis China tentu akan dipantau secara ketat, ditambah lagi perlu cadangan pasukan untuk mencegah intervensi militer asing,” tambahnya.
“Sulit untuk memusatkan semua upayanya untuk berperang dengan Taiwan,” sebut kementerian pertahanan.
Namun para ahli mengatakan bahwa China memiliki cara lain untuk membuat Taiwan bertekuk lutut dari invasi penuh, termasuk blokade atau serangan rudal.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengawasi program modernisasi militer agar Taiwan tidak mudah diserang. Ia membuat militer lebih bergerak dan dengan senjata presisi seperti rudal jarak jauh untuk mengalahkan kekuatan penyerang.
Baca juga: Kecam Kunjungan AS ke Taiwan, Cina Gelar Latihan Perang di Selat Taiwan
Baca juga: China Menentang Keras Hubungan Militer AS dan Taiwan
Pemerintah berencana menambah anggaran 8,66 miliar dolar AS (sekitar Rp124 triliun) selama lima tahun ke depan, yang sebagian besar persenjataan angkatan laut, termasuk rudal dan kapal perang. (Tribunnews.com/CNA/Hasanah Samhudi)