Jepang Laporkan Penularan Domestik Pertama Kasus Omicron, Petugas Karantina Bandara
Pemerintah Jepang melaporkan kasus pertama penularan domestik Covid-19 varian Omicron, yang terjadi pada wanita di pusat karantina bandara Kansai
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jepang mengatakan pada Kamis (16/12/2021) bahwa telah menemukan satu kasus positif Covid-19 varian Omicron dalam kasus pertama penularan di dalam negeri (domestik).
Dilansir dari Channel News Asia, pejabat Kementerian Kesehatan Jepang menyebutkan bahwa orang yang terinfeksi tersebut adalah seorang wanita berusia 30-an tahun.
Ia adalah pegawai di fasilitas karantina di Bandara Internasional Kansai, Osaka, Jepang Barat.
Kemenkes Jepang menyebutkan, wanita ini dilaporkan tidak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri.
"Diduga kuat bahwa infeksi terjadi di dalam fasilitas ... Wanita ini sekarang di rumah sakit dan kondisinya stabil," kata pejabaat tersebut.
Baca juga: Lebih Dari 100 Juta Orang Jepang Telah Divaksinasi Saat Ini
Baca juga: Molnupiravir Kemungkinan Akan Dipakai di Jepang untuk Mengobati Corona
Dilansir dari Japan Times, wanita itu mengalami diare pada Rabu (8/12/2021), tetapi terus bekerja karena gejalanya ringan.
Disebutkan, wanita ini menjalani tes reaksi berantai polimerase (PCR) pada hari Senin (13/12/2021) setelah menunjukkan gejala seperti batuk dan kelelahan selama bekerja pada hari sebelumnya.
“Dia dites positif untuk virus corona dalam tes PCR dan kemudian ditemukan memiliki strain omicron dalam analisis genom,” sebut Japan Times.
Namun pejabat kemenkes tidak merinci jenis tugas apa yang telah dilakukan wanita itu di pusat karantina itu.
Sementara Japan Times menyebutkan bahwa pekerjaan wanita itu tidak melibatkan kontak langsung dengan pembawa virus corona.
Baca juga: Ilmuwan Jepang Kembangkan Masker yang Bisa Menyala Ketika Terpapar Covid-19
Baca juga: Menteri Kesehatan Jepang Pertimbangkan Beri Subsidi untuk Lokasi Vaksinasi Booster Tahun Depan
Disebutkan, enam orang telah melakukan kontak dekat dengannya, dan semuanya bekerja di fasilitas karantina tersebut.
Namun keenamnya dinyatakan negative, tak satu pun dari mereka yang mengalami gejala COVID-19.
Disebutkan bahwa di fasilitas itu untuk orang yang terinfeksi jelas terpisah dari area lainnya.
Pekerja mengenakan pakaian pelindung dan masker wajah berkinerja tinggi sebelum melakukan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. “Infeksi terjadi meskipun itu. Kami menganggap ini serius,” kata seorang pejabat kementerian. (Tribunnews.com/CNA/Japan Times/Hasanah Samhudi)