Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perdana Menteri Belanda Akui Terlambat Memulai Kampanye Vaksinasi Booster

Belanda menjadi salah satu negara terakhir di Eropa yang mulai memberikan suntikan vaksin booster.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Perdana Menteri Belanda Akui Terlambat Memulai Kampanye Vaksinasi Booster
AFP/BART MAAT
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte memberikan pers untuk memperketat pembatasan Covid-19 di Kementerian Kehakiman dan Keamanan di Den Haag, pada 26 November 2021. - Belanda akan memperketat penguncian sebagian Covid-19 dengan penutupan awal bar, restoran, dan toko untuk mengekang lonjakan kasus, Perdana Menteri Mark Rutte mengatakan pada 26 November 2021. (Photo by Bart Maat / ANP / AFP) / Netherlands OUT 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, AMSTERDAM - Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte pada Jumat kemarin mengatakan bahwa pemerintah telah membuat kesalahan dalam pengambilan strategi penanganan virus corona (Covid-19).

Karena menurutnya, kampanye vaksinasi dosis penguat (booster) seharusnya dimulai lebih awal.

Dikutip dari laman Sputnik News, Sabtu (25/12/2021), Rutte mengakui kepada surat kabar Dutch De Telegraaf bahwa rangkaian tindakan anti-Covid pertama yang diperkenalkan pada November lalu 'terlalu longgar' dan kampanye vaksinasi booster dimulai secara terlambat.

"Saya membuat kesalahan, dalam komunikasi. Pada awalnya saya terlalu menekankan tanggung jawab individu dan terlalu sedikit pada tindakan wajib," kata Rutte.

Ia menambahkan bahwa warganya tidak cukup yakin untuk secara ketat mengikuti aturan utama di tengah pandemi.

Perlu diketahui, Belanda menjadi salah satu negara terakhir di Eropa yang mulai memberikan suntikan vaksin booster.

Baca juga: 15 Persen Kasus Baru Covid-19 di Belanda Dikaitkan dengan Strain Omicron

Berita Rekomendasi

Sejauh ini, sekitar 2 juta dari lebih dari 17 juta orang di negara itu telah mendapatkan dosis booster.

Sebelumnya pada hari Minggu lalu, Kota Amsterdam mengumumkan penerapan sistem penguncian (lockdown) selama hampir sebulan untuk mengatasi penyebaran varian baru Omicron yang kali pertama diidentifikasi di Afrika Selatan itu.

Semua bar, restoran, kafe, bioskop, museum, teater, pusat kebugaran, maupun toko yang menjual barang-barang tidak penting pun ditutup.

Hingga Kamis lalu, sebanyak 59 persen dari semua kasus Covid-19 harian di ibu kota Belanda itu dilaporkan disebabkan oleh Omicron.

Saat ini hampir dua pertiga warga Belanda pun telah divaksinasi secara penuh.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas