Dua Dosis Pfizer atau Moderna Gagal Beri Perlindungan Terhadap Omicron Setelah 6 Bulan
Dua dosis vaksin Covid-19 Pfizer atau Moderna tidak memberikan perlindungan terhadap strain Omicron pada enam bulan setelah vaksinasi kedua.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Arif Fajar Nasucha
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Sebuah studi yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari Amerika Serikat (AS) telah menemukan bahwa dua dosis vaksin virus corona (Covid-19) Pfizer atau Moderna tidak memberikan perlindungan terhadap strain Omicron pada enam bulan setelah vaksinasi kedua.
Studi ini dipublikasikan di portal penelitian ilmiah bioRxiv, namun belum ditinjau oleh rekan-rekan sesama peneliti.
"Setelah dosis kedua, kami mengamati pengurangan 30 kali lipat dalam aktivitas penetralan terhadap varian omicron. Pada enam bulan setelah dosis kedua, tidak ada serum dari subjek yang divaksinasi naif menunjukkan aktivitas penetralan terhadap varian Omicron," kata para ilmuwan dalam abstraksi penelitian.
Dikutip dari laman Sputnik News, Sabtu (25/12/2021), menurut penelitian itu, setelah penerimaan dosis kedua, aktivitas penetralan antibodi berkurang sebanyak 30 kali saat kontak dengan varian Omicron dibandingkan dengan strain lain.
Baca juga: Rekor, 1,7 Juta Orang Di Inggris Positif Covid-19 Minggu Lalu
Namun, setelah tubuh menerima suntikan dosis penguat (booster), indikatornya hanya berkurang 14 kali.
Selain itu, dosis booster ini memberikan perlindungan dari strain Omicron untuk lebih dari 90 persen subjek yang dikuatkan.
"Temuan ini menunjukkan bahwa dosis ketiga diperlukan untuk memberikan respons antibodi penetralisir yang kuat terhadap varian Omicron," jelas para ilmuwan.
Baca juga: UPDATE: 110 Juta Orang Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Lengkap
Perlu diketahui, Omicron kali pertama diidentifikasi di Afrika Selatan pada awal November lalu.
Kemudian varian ini dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan ditetapkan sebagai 'varian yang menjadi perhatian' (VoC), karena jumlah mutasinya yang sangat tinggi.
Terlepas dari gelombang baru larangan perjalanan ke Afrika, varian baru ini kini telah terdeteksi di seluruh benua.