Portal Berita Pro-Demokrasi di Hong Kong Tutup setelah Polisi Menggerebek dan Menahan Staf Senior
Sebuah outlet berita pro-demokrasi di Hong Kong tutup setelah polisi menggerebek kantor, menyita aset serta menahan para staf senior.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah outlet berita pro-demokrasi di Hong Kong tutup setelah polisi menggerebek kantor, menyita aset serta menahan para staf senior, Rabu (29/12/2021).
Dilansir Sky News, Stand News menyebut dalam pernyataan di website dan media sosial bahwa mereka tak lagi meng-update berita.
Situs mereka juga akan di-take down.
Portal itu juga menyebut semua karyawan dibubarkan.
Stand News menjadi salah satu portal berita pro-demokarasi yang masih tersisa di Hong Kong.
Sebelumnya, Apple Daily juga ditutup setelah penerbitnya, Jimmy Lai (73) ditangkap polisi.
Baca juga: Polisi Hong Kong Gerebek Kantor Media Online Pro-Demokrasi, 6 Orang Ditangkap
Baca juga: Berita Foto : Pemindahan Tugu Tiananmen dari Universitas Hong Kong
Lai, seorang kritikus sengit terhadap Beijing, pada bulan April dijatuhi hukuman 14 bulan penjara atas tuduhan penghsutan.
Sebelumnya penggerebekan Stand News, enam orang ditangkao atas tuduhan konspirasi dengan menerbitkan publikasi hasutan.
Media lokal mengatakan mereka yang ditangkap adalah empat mantan anggota dewan Stand News - termasuk penyanyi pop Denise Ho - serta mantan pemimpin redaksi dan penjabat pemimpin redaksi.
Lebih dari 200 polisi dikerahkan.
Mereka memiliki surat perintah untuk menyita materi jurnalistik yang relevan di bawah undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan tahun lalu.
Hong Kong, yang merupakan bekas jajahan Inggris, kembali ke pemerintahan China pada 1997, dijanjikan berbagai hak individu akan dilindungi.
Tetapi pihak berwenang telah menindak perbedaan pendapat, meningkatkan kekhawatiran tentang kebebasan pers dan hak asasi manusia.
Para pejabat membela tindakan keras itu.
Li Kwai-wah, inspektur senior Departemen Keamanan Nasional kepolisian, mengatakan:
"Kami tidak menargetkan wartawan, kami tidak menargetkan media, kami hanya menargetkan pelanggaran keamanan nasional."
"Jika Anda hanya melaporkan, saya rasa ini bukan masalah."
Sosok 6 Orang yang Ditahan
Dilansir Hong Kong Free Press, setidaknya 6 orang telah ditahan.
Kepala editor Patrick Lam dan mantan pemimpin redaksi Chung Pui-kuen dilaporkan ditangkap bersama Chow Tat-chi, mantan direktur dan mantan pemimpin redaksi bagian sains.
Sumber mengatakan Lam langsung mengundurkan diri dari posisinya.
Mantan anggota dewan Christine Fang, penyanyi pro-demokrasi Denise Ho dan pengacara Margaret Ng juga dilaporkan ditangkap.
Wakil editor penugasan Ronson Chan – yang juga ketua Asosiasi Jurnalis Hong Kong – dilaporkan dibawa untuk penyelidikan.
Baca juga: AS Kecam Penangkapan Pengusaha Media Hong Kong Jimmy Lai
Chan terekam dibawa pergi oleh lima petugas polisi keamanan nasional untuk "membantu penyelidikan."
Ia mengatakan dalam video bahwa rumahnya digerebek dan dia akan dibawa ke lokasi lain.
Tentang Stand News
Masih mengutip Hong Kong Free Press, pada 3 Desember, kepala keamanan Chris Tang menuduh Stand News "bias, menodai, dan menjelekkan" pelaporan tentang inisiatif penjara pintar kota.
Sumber berita online nirlaba itu didirikan pada Desember 2014 dan memiliki kecenderungan pro-demokrasi.
Stand News adalah penerus House News, yang ditutup pada Juli 2014 oleh pendirinya Tony Tsoi karena alasan keamanan.
Stand News pernah dinominasikan untuk Penghargaan Kebebasan Pers 2021 Reporters Without Borders untuk Kemerdekaan pada bulan November.
Chung Pui-kuen telah mengundurkan diri sebagai pemimpin redaksi pada November.
Istrinya, Chan Pui-man, adalah mantan associate editor di surat kabar pro-demokrasi Apple Daily yang sekarang sudah tutup.
Chan termasuk di antara tujuh mantan eksekutif dan penulis surat kabar tersebut yang menghadapi dakwaan keamanan nasional dan tetap berada di balik jeruji besi sambil menunggu persidangan. (*)
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)