5 Negara Berjanji Hindari Perang Nuklir, Iran dan Korea Utara Tidak Termasuk
Lima negara bersenjatakan nuklir telah sepakat bahwa "perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperangi."
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Lima negara bersenjatakan nuklir telah sepakat bahwa "perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperangi."
Dilansir The Guardian, janji tersebut ditandatangani oleh Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris dan Prancis.
Lima negara tersebut merupakan negara berkekuatan nuklir yang diakui oleh Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) 1968 yang juga merupakan 5 anggota tetap dewan keamanan PBB.
Kelima negara itu dikenal sebagai P5 atau N5.
Seorang pejabat senior departemen luar negeri AS mengatakan, kata-kata dari pernyataan janji itu telah disepakati pada pertemuan P5 selama beberapa bulan.
"Iinilah cara kami memikirkan risiko ini, dan ini adalah pengakuan bahwa isu itu adalah sesuatu yang ingin kami hindari, terutama selama masa sulit, saya pikir itu patut diperhatikan," kata pejabat itu.
Baca juga: Kemenangan Setelah 35 Tahun: Perjuangan Panjang Aktivis Anti Nuklir Jerman
Baca juga: Awal 2022, AS dan Rusia Siap Berdialog Bahas Kontrol Senjata Nuklir hingga Ukraina
Pernyataan yang dirilis Senin (3/1/2022) itu telah diatur waktunya agar bertepatan dengan konferensi tinjauan lima tahunan NPT, meski konferensi itu sempat ditunda di tengah penyebaran varian Omicron Covid-19.
"Kami menegaskan bahwa perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperangi," tulis pernyataan itu, menggemakan deklarasi bersama oleh Ronald Reagan dan Mikhail Gorbachev pada KTT 1985 di Jenewa.
NPT adalah tawar-menawar antara negara-negara tanpa senjata nuklir, yang berjanji untuk tidak mendapatkannya, dan lima negara bersenjata nuklir, yang berjanji untuk melucuti senjata.
Konferensi peninjauan NPT, yang semula direncanakan untuk tahun 2020, diperkirakan akan menimbulkan perdebatan sebagai akibat dari terhentinya momentum menuju perlucutan senjata dan langkah-langkah yang dilakukan oleh lima negara pemilik senjata untuk memodernisasi persenjataan mereka.
Empat negara lain dengan senjata nuklir yang tidak diakui di bawah NPT – yaitu Israel, India, Pakistan dan Korea Utara – juga tidak menunjukkan tanda-tanda pengurangan stok mereka.
Sementara itu, gagalnya perjanjian nuklir 2015 dengan Iran dan kebuntuan dalam upaya untuk memperbaikinya, telah meningkatkan risiko proliferasi nuklir, khususnya di Timur Tengah.
Pernyataan bersama ini bertujuan untuk memperbaiki suasana pada konferensi peninjauan NPT.
Wakil menteri luar negeri China, Ma Zhaoxu, menyebut pernyataan tersebut "positif dan berbobot".