Kerusuhan di Kazakhstan: Presiden Perintahkan Pasukan Keamanan untuk Menembak Tanpa Peringatan
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengatakan ia telah memerintahkan pasukan keamanan untuk "menembak tanpa peringatan".
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
Banyak dari demonstran yang berkumpul di kantor walikota membawa tongkat dan tameng, dan api terlihat berasal dari gedung, menurut laporan.
Baca juga: Puluhan Warga dan Polisi Tewas dalam Aksi Protes Kenaikan Harga BBM di Kazakhstan
Baca juga: Kerusuhan di Kazakhstan, Dubes Fadjroel Pastikan 141 WNI dalam Kondisi Sehat dan Aman
Polisi di Almaty mengatakan pada hari Kamis bahwa puluhan perusuh telah "dibasmi", kantor berita Interfax melaporkan.
Sementara itu, ribuan orang berkumpul di luar kediaman presiden di kota itu.
Kebakaran juga dilaporkan terjadi di kantor kejaksaan Almaty.
Puluhan kendaraan polisi dibakar atau dirusak.
Departemen kesehatan kota Almaty mengatakan 190 orang memerlukan bantuan medis, termasuk 137 polisi.
Pemerintah kota mendesak warga untuk tinggal di rumah.
Atameken, kelompok lobi bisnis Kazakhstan, mengatakan para anggotanya melaporkan serangan terhadap bank, toko, dan juga restoran.
Bagaimana awal mula terjadinya protes?
Dilansir The National News, pada awal tahun 2022, harga bahan bakar gas cair, yang digunakan sebagian besar orang Kazakh untuk bahan bakar mobil, naik dua kali lipat.
Pemerintah beralasan kenaikan tersebut sebagai kontrol harga agar sejalan dengan harga pasar global.
Meskipun Kazakhstan memiliki cadangan gas dan minyak yang luas serta kekayaan mineral, ketidakpuasan tentang kondisi kehidupan yang buruk sangat kuat di beberapa bagian negara itu.
Banyak orang Kazakh juga kesal dengan dominasi partai yang berkuasa yang memegang lebih dari 80 persen kursi di parlemen.
Protes terus berlanjut meskipun pemerintah mengundurkan diri.