Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Thailand Deteksi Demam Babi Afrika pada Sampel Di Rumah Potong Hewan

Pihak berwenang Thailand mengatakan wabah demam babi Afrika telah terdeteksi dalam sampel swab permukaan yang dikumpulkan di rumah potong hewan.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Thailand Deteksi Demam Babi Afrika pada Sampel Di Rumah Potong Hewan
TRIBUN MEDAN/Riski Cahyadi
Ilustrasi babi. Pihak berwenang Thailand mengatakan wabah demam babi Afrika telah terdeteksi dalam sampel swab permukaan yang dikumpulkan di rumah potong hewan. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Pihak berwenang Thailand mengatakan wabah demam babi Afrika telah terdeteksi dalam sampel swab permukaan yang dikumpulkan di rumah potong hewan di provinsi Nakhon Pathom.

Temuan ini tentu saja menandakan konfirmasi resmi pertama negara itu terkait penyakit tersebut.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (11/1/2022), pihak berwenang pun meluncurkan penyelidikan selama akhir pekan lalu, setelah berkembangnya spekulasi dalam beberapa pekan terakhir bahwa penyakit itu telah memusnahkan kawanan babi Thailand dan tudingan terhadap pemerintah yang diduga menutupi fenomena tersebut.

Direktur Jenderal Departemen Pengembangan Peternakan Thailand, Sorravis Thaneto mengatakan dalam konferensi pers pada Selasa bahwa dari 309 sampel yang dikumpulkan untuk kasus demam babi Afrika ini, satu sampel telah diuji positif.

"Termasuk sampel darah dari babi di 10 peternakan dan swab permukaan pada 2 rumah potong di provinsi peternakan babi. Kami menemukan satu sampel yang dites positif demam babi Afrika," kata Thaneto.

Baca juga: Omicron: Apa yang bisa dipelajari dari pengalaman Afrika Selatan menghadapi varian baru ini?

Setelah menyampaikan temuan tersebut, ia pun berjanji untuk melacak sumber penyakit itu.

BERITA REKOMENDASI

Konfirmasi tersebut muncul setelah pihak berwenang Thailand selama bertahun-tahun membantah adanya wabah lokal dari penyakit fatal yang melanda Eropa dan Asia dalam beberapa tahun terakhir serta telah membunuh ratusan juta babi.

Itu juga terjadi beberapa hari setelah Universitas Kasetsart mengatakan bahwa laboratoriumnya pada bulan lalu menemukan penyakit tersebut pada babi peliharaan yang mati.

Laporan semacam itu merupakan yang pertama di Thailand.

Baca juga: Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa Positif Covid-19, Gejala Ringan dan Jalani Karantina Mandiri

"Pihak berwenang berencana mendeklarasikan zona wabah penyakit dalam radius 5 km dari tempat sampel ditemukan, membatasi pergerakan babi, mempertimbangkan untuk memusnahkan hewan yang dicurigai terinfeksi, serta membayar kompensasi ke peternakan yang terkena dampak," kata Thaneto.

Thailand juga akan melaporkan temuan resmi penyakit itu kepada Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE).


Sebelumnya, kabinet Thailand pada Selasa menyetujui penggelontoran dana 17,15 dolar Amerika Serikat (AS) sebagai kompensasi bagi peternakan kecil di 56 provinsi yang terkena dampak pemusnahan babi pada tahun lalu.

Pemusnahan itu dilakukan demi mencegah menyebarnya demam babi Afrika dan penyakit virus babi lainnya.

Sementara itu, hampir 5.000 peternak belum memperoleh kompensasi atas lebih dari 159.000 babi yang telah dimusnahkan pada Maret hingga Oktober 2021.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas