POPULER Internasional: AS Catat 1,35 Juta Covid-19 Sehari | Transplantasi Jantung Babi pada Manusia
Berita populer Internasional, di antaranya Amerika Serikat pecahkan rekor global tambahan kasus baru Covid-19, sekitar 1,35 juta kasus dalam sehari.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Amerika Serikat pecahkan rekor global tambahan kasus baru Covid-19, sekitar 1,35 juta kasus dalam sehari.
Masih dari AS, seorang pria sukses jalani transplantasi jatung dengan menggunakan jantung babi yang dimodifikasi genetik.
Mengenai varian Deltacron yang disebut gabungan dari Delta dan Omicron, sejumlah ahli meragukan temuan tersebut.
Sementara itu, Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, positif Covid-19 untuk kedua kalinya.
Selengkapnya, ini rangkuman berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Pecahkan Rekor Global, AS Catat 1,35 Juta Kasus Covid-19 dalam Sehari
Amerika Serikat (AS) melaporkan 1,35 juta kasus virus corona baru dalam sehari pada hari Senin (10/1/2022).
Menurut penghitungan Reuters, angka tersebut merupakan yang tertinggi dibanding seluruh negara di dunia.
Itu disebabkan penyebaran varian Omicron yang cepat menular dan tidak menunjukkan gejala.
Dilansir The Standard, rekor AS sebelumnya adalah 1,03 juta kasus yakni pada 3 Januari 2021.
Sebagian besar kasus dilaporkan setiap Senin karena banyak negara bagian tidak melaporkan pada akhir pekan.
Baca juga: Ahli Epidemiologi Sebut Jangan Anggap Remeh Varian Omicron: Ringan karena Vaksin Covid-19
Baca juga: Sertifikasi dan Stiker Pengendalian Covid-19 Jadi Dasar Pemberian Subsidi Restoran di Jepang
Jumlah rata-rata kasus baru meningkat tiga kali lipat dalam dua minggu menjadi lebih dari 700.000 infeksi baru sehari.
Rekor dalam kasus baru datang pada hari yang sama ketika negara itu melihat jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit juga mencapai angka tertinggi sepanjang masa, setelah dua kali lipat dalam tiga minggu.
Ada lebih dari 136.604 orang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19, melampaui rekor 132.051 yang ditetapkan pada Januari tahun 2021, lalu.
Sementara varian Omicron berpotensi tidak terlalu parah, pejabat kesehatan telah memperingatkan bahwa banyaknya infeksi dapat membebani sistem rumah sakit.
2. Pria di AS Jadi Pasien Pertama yang Jalani Transplantasi Jantung dengan Menggunakan Jantung Babi
Tim dokter bedah di Amerika Serikat sukses menanamkan jantung babi yang dimodifikasi secara genetik ke dalam tubuh manusia.
Prosedur itu akhirnya menyelamatkanya nyawa si pasien yang sebelumnya tidak tidak bisa dioperasi secara tradisional.
Dilansir Independent, David Bennett Sr dari Maryland, dengan selamat melewati prosedur transplantasi itu pada Senin (10/1/2022).
Tim dokter dari University of Maryland Medical Center kini tengah memantau kondisinya.
"Jantung itu menciptakan denyut nadi, menciptakan tekanan, jantung itu adalah jantungnya," kata Dr Bartley Griffith, direktur program transplantasi jantung di pusat medis itu kepada The New York Times.
"Jantung ini berfungsi dan terlihat normal."
"Kami senang, tetapi kami tidak tahu apa yang akan terjadi besok."
"Ini belum pernah dilakukan sebelumnya."
Baca juga: Terapi Insulin Selamatkan dan Meningkatkan Kualitas Hidup Orang dengan Diabetes
Baca juga: Obat Suntik Pertama Pencegah HIV Kini Kantongi Persetujuan FDA Amerika Serikat
Prosedur ini menandai pertama kalinya jantung hewan yang dimodifikasi secara genetik telah ditransplantasikan ke dalam tubuh manusia tanpa penolakan langsung, menurut UMD.
3. Sejumlah Ahli Ragukan Varian Deltacron Covid-19, Kemungkinan Hanya Akibat dari Kontaminasi Lab
Pakar kesehatan global meragukan laporan adanya mutasi Covid-19 baru yang merupakan kombinasi dari varian delta dan omicron, yang kemudian dinamai "deltacron."
Disebutkan varian itu kemungkinan besar adalah hasil dari kesalahan pemrosesan laboratorium, CNBC melaporkan.
Dilaporkan akhir pekan lalu bahwa peneliti di Siprus menemukan varian baru virus corona.
Bloomberg News memberitakan pada Sabtu (8/1/2022), Leondios Kostrikis, profesor ilmu biologi di Universitas Siprus, menyebut varian temuannya sebagai "deltacron," karena ciri khas genetik yang dimilikinya seperti omicron dalam genom delta.
Kostrikis dan timnya mengatakan telah menemukan 25 kasus mutasi.
Laporan menambahkan bahwa pada saat itu masih terlalu dini untuk mengatakan apakah ada lebih banyak kasus dari varian baru itu atau apa dampaknya.
Bloomberg melaporkan bahwa temuan itu telah dikirim ke Gisaid, database internasional yang melacak perubahan virus, pada 7 Januari 2022.
Baca: Ilmuwan di Siprus Temukan Infeksi Covid-19 Gabungan Varian Delta dan Omicron, Dinamai Deltacron
Baca: Apa Itu Deltacron? Varian Baru Covid-19 yang Ditemukan di Siprus, Berikut Hal yang Perlu Diketahui
4. Presiden Meksiko Terinfeksi Covid-19 Kedua Kalinya, Suara Serak saat Konferensi Pers
Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, positif Covid-19 untuk kedua kalinya.
Presiden Lopez Obrador (68) mengumumkan kondisinya itu ke publik, setelah sempat terdengar serak saat konferensi pers.
Dia terinfeksi Covid-19 lagi setelah sempat terpapar lalu sembuh pada awal 2021 silam.
Pemimpin sayap kiri itu punya riwayat perokok, serangan jantung pada 2013, serta menderita hipertensi.
Baca juga: Bukan Omicron, 7 WNA di Karimun Terpapar Covid-19 Usai Pulang Liburan
Baca juga: Aturan Pemberian Dosis Vaksin untuk Booster, dari CoronaVac, Pfizer, AstraZeneca hingga Moderna
"Meski gejalanya ringan, saya akan tetap mengisolasi diri dan hanya bekerja dari kantor dan rapat online sampai pemberitahuan lebih lanjut," tulis presiden di akun media sosialnya, Senin (10/1/2021).
"Sementara itu, Sekretaris Dalam Negeri Adan Augusto Lopez Hernandez akan menggantikan saya di konferensi pers dan acara lainnya," jelasnya lebih lanjut.
Lopez Obrador sudah menerima vaksin AstraZeneca sekaligus booster pada 7 Desember lalu.
Dua sekretaris Kabinet yakni kepala Departemen Lingkungan dan Ekonomi, juga mengumumkan bahwa mereka positif corona beberapa hari yang lalu.
Sebelumnya, Presiden Meksiko meminta masyarakat agar berasumsi bahwa mereka terinfeksi corona jika menderita gejala.
(Tribunnews.com)