Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jika Konfrontasi Militer Rusia Vs Ukraina Pecah, Seluruh Daratan Eropa Bisa Menjadi Medan Perang

Benua Eropa yang kini damai bisa menjadi palagan perang jika Rusia dan Ukraina terlibat konfrontasi militer secara terbuka.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Jika Konfrontasi Militer Rusia Vs Ukraina Pecah, Seluruh Daratan Eropa Bisa Menjadi Medan Perang
AFP
Prajurit Pasukan Lintas Udara Rusia, bagian dari pasukan penjaga perdamaian Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), menaiki kendaraan pengangkut personel lapis baja ke lapangan terbang Chkalovsky sebelum terbang ke Kazakhstan, di Wilayah Moskow, Rusia. CSTO memutuskan untuk mengerahkan Pasukan Penjaga Perdamaian Kolektif ke Kazakhstan setelah permintaan yang relevan oleh Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev. Pasukan akan dikerahkan untuk jangka waktu terbatas untuk menstabilkan situasi di negara itu. 

TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Benua Eropa yang kini damai bisa menjadi palagan perang jika Rusia dan Ukraina terlibat konfrontasi militer secara terbuka.

Tensi tinggi di perbatasan kedua negara, yang diikuti dengan penumpukan tentara dan senjata-senjata berat, membuat khawatir banyak pihak.

Seorang diplomat senior Uni Eropa menggambarkan, kawasan tersebut semakin dekat dengan perang terbuka, kali pertama sejak berakhirnya perang di antara negara Balkan bekas Yugoslavia.

Berbicara secara tertutup kepada jurnalis BBC, peringatan itu disampaikan terkait ketegangan saat ini dengan Moskwa, dengan pembangunan militer besar-besaran di perbatasan Ukraina.

Baca juga: Rusia-Belarusia Latihan Perang, AS Peringatkan Rusia Bisa Serang Ukraina Kapan Saja

Suasana di Brussels gelisah. Ada ketakutan nyata bahwa Eropa bisa menuju krisis keamanan terburuk dalam beberapa dekade.

Tetapi kecemasan tidak sepenuhnya terfokus pada prospek perang darat yang panjang dan berlarut-larut dengan Rusia terkait Ukraina.

Hanya sedikit orang di Brussels yang percaya bahwa Moskwa memiliki kekuatan militer, apalagi uang, atau dukungan rakyat di negaranya untuk perang itu.

Baca juga: Menlu Jerman Kunjungi Rusia Usai Melawat ke Ukraina

Berita Rekomendasi

UE memperingatkan Kremlin tentang "konsekuensi ekstrem" jika mengambil tindakan militer di negara tetangga Ukraina.

Menteri Luar Negeri baru Jerman Annalena Baerbock berada di Kiev dan Moskwa mengatakan hal itu Senin (17/1/2022) waktu setempat.

Swedia memindahkan ratusan tentara selama akhir pekan ke pulau Gotland yang strategis dan penting, yang terletak di Laut Baltik.

Prajurit Pasukan Militer Ukraina, membelai seekor anjing di parit di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia di dekat Avdiivka, Donetsk, Ukraina tenggara, pada 9 Januari 2022. (Photo by Anatolii STEPANOV / AFP)
Prajurit Pasukan Militer Ukraina, membelai seekor anjing di parit di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia di dekat Avdiivka, Donetsk, Ukraina tenggara, pada 9 Januari 2022. (Photo by Anatolii STEPANOV / AFP) (AFP/ANATOLII STEPANOV)

Sementara Denmark memperkuat kehadirannya di kawasan itu beberapa hari sebelumnya.

Ketegangan yang meningkat juga telah memicu kembali perdebatan di Finlandia dan Swedia, apakah mereka sekarang harus bergabung dengan NATO.

Usaha memecah belah

Tetapi kekhawatiran menyeluruh di Barat - Washington, NATO, Inggris, dan Uni Eropa - tidak hanya kemungkinan perang konvensional atas Ukraina, tapi lebih jauh lagi.

Yakni bahwa Moskwa berusaha memecah belah dan mengacaukan Eropa, mengguncang keseimbangan kekuatan benua sesuai keinginan Kremlin.

Kementerian Pertahanan Rusia merilis sebuah foto  tentara Rusia dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) bersiap untuk lepas landas pesawat tak berawak di bandara Almaty. - Di kota terbesar Kazakhstan, Selasa (11/1/2022). Pasukan penjaga perdamaian pimpinan Rusia yang dikirim untuk memulihkan ketertiban setelah bentrokan yang menewaskan puluhan orang membuat kehadirannya terasa, meskipun tidak terlihat oleh warga. (Handout /Russian Defence Ministry/AFP). *** Local Caption *** NO ADVERTISING CAMPAIGNS - DISTRIBUTED AS A SERVICE TO CLIENTS
Kementerian Pertahanan Rusia merilis sebuah foto tentara Rusia dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) bersiap untuk lepas landas pesawat tak berawak di bandara Almaty. - Di kota terbesar Kazakhstan, Selasa (11/1/2022). Pasukan penjaga perdamaian pimpinan Rusia yang dikirim untuk memulihkan ketertiban setelah bentrokan yang menewaskan puluhan orang membuat kehadirannya terasa, meskipun tidak terlihat oleh warga. (Handout /Russian Defence Ministry/AFP). *** Local Caption *** NO ADVERTISING CAMPAIGNS - DISTRIBUTED AS A SERVICE TO CLIENTS (AFP/HANDOUT)

Melansir BBC, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan kepada tahun lalu bahwa Barat perlu "bangun dari tidur geopolitiknya" mengenai niat Moskwa.

Rekan-rekan negara Uni Eropa akan mengatakan bahwa mereka sekarang telah sadar dan mencium isyarat yang sangat kuat.

Namun, seperti yang sering terjadi dalam hal kebijakan luar negeri, para pemimpin Uni Eropa masih jauh dari bersepakat untuk menentukan tindakan yang harus diambil.

Moskwa menyangkal merencanakan invasi militer, meskipun pasukan besar-besaran di perbatasan dengan Ukraina.

Tapi Rusia telah mengeluarkan daftar tuntutan keamanan ke NATO. Isinya dengan lantang menyalahkan aliansi tersebut karena "merusak keamanan regional".

Gambar handout yang diambil pada 6 Januari 2022 dan dirilis pada 7 Januari 2022 oleh Kementerian Pertahanan Rusia, menunjukkan pemandangan udara kendaraan militer Rusia yang menunggu pemuatan ke pesawat kargo militer untuk berangkat ke Kazakhstan di bandara Ivanovo. - Sebuah aliansi militer yang dipimpin Moskow mengirim pasukan untuk membantu memadamkan kerusuhan yang meningkat di Kazakhstan ketika polisi mengatakan puluhan orang tewas ketika mencoba menyerbu gedung-gedung pemerintah. Lama dilihat sebagai salah satu republik bekas Soviet yang paling stabil di Asia Tengah, Kazakhstan yang kaya energi menghadapi krisis terbesarnya dalam beberapa dasawarsa setelah protes berhari-hari atas kenaikan harga bahan bakar meningkat menjadi kerusuhan yang meluas. (Photo by Handout / Russian Defence Ministry / AFP)
Gambar handout yang diambil pada 6 Januari 2022 dan dirilis pada 7 Januari 2022 oleh Kementerian Pertahanan Rusia, menunjukkan pemandangan udara kendaraan militer Rusia yang menunggu pemuatan ke pesawat kargo militer untuk berangkat ke Kazakhstan di bandara Ivanovo. - Sebuah aliansi militer yang dipimpin Moskow mengirim pasukan untuk membantu memadamkan kerusuhan yang meningkat di Kazakhstan ketika polisi mengatakan puluhan orang tewas ketika mencoba menyerbu gedung-gedung pemerintah. Lama dilihat sebagai salah satu republik bekas Soviet yang paling stabil di Asia Tengah, Kazakhstan yang kaya energi menghadapi krisis terbesarnya dalam beberapa dasawarsa setelah protes berhari-hari atas kenaikan harga bahan bakar meningkat menjadi kerusuhan yang meluas. (Photo by Handout / Russian Defence Ministry / AFP) (AFP/HANDOUT)

Vladimir Putin menegaskan, antara lain, menuntut NATO melarang Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya menjadi anggota organisasi tersebut.

NATO dengan tegas menolak tuntutan tersebut. Tiga pertemuan puncak yang diadakan selama sekitar seminggu terakhir, antara Rusia dan sekutu Barat, pun gagal menemukan banyak kesepahaman.

Apa yang akan dilakukan Vladimir Putin selanjutnya tidak jelas.

Tetapi Barat, yang percaya Kremlin berinvestasi terlalu banyak dalam manuver publiknya di Ukraina, mendesak Rusia mundur sekarang, tanpa tuntutan apapun.

Risiko sanksi

Pemerintahan AS di bawah Joe Biden sementara itu menunggu dengan gelisah terkait keputusan kuat Uni Eropa (UE) mengenai kemungkinan sanksi.

Semua tergantung pada tindakan apa yang diambil Moskwa.

Apakah akan ada serangan militer ke Ukraina, serangan dunia maya, kampanye disinformasi atau - seperti yang dianggap paling mungkin - campuran serangan hibrida .

Tentara Ukraina berjalan di sepanjang parit di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia, tidak jauh dari kota Avdiivka, wilayah Donetsk, pada 10 Desember 2021. (Photo by Anatolii STEPANOV / AFP)
Tentara Ukraina berjalan di sepanjang parit di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia, tidak jauh dari kota Avdiivka, wilayah Donetsk, pada 10 Desember 2021. (Photo by Anatolii STEPANOV / AFP) (AFP/ANATOLII STEPANOV)

UE yang optimis memperkirakan blok tersebut akan menyetujui serangkaian kemungkinan sanksi pada 24 Januari, pada pertemuan para menteri luar negeri berikutnya. Tapi itu jauh dari jaminan.

Sejumlah negara Uni Eropa sedang membicarakan tentang dampak sanksi pada ekonominya masing-masing. Brussel biasanya membahas pembagian beban, tetapi hasil dari negosiasi itu mungkin tidak menyenangkan semua orang.

Ada juga kekhawatiran luas di negara-negara UE tentang pasokan gas dari Rusia.

Apalagi mengingat harga yang sudah begitu tinggi untuk rumah tangga Eropa musim dingin ini.

Washington mengatakan sedang mencari cara untuk mengurangi dampak pada pasokan energi.

Ia ingin mempercepat UE untuk menyetujui posisi tegas mengenai sanksi.

Namun tahu bahwa soal kebijakan luar negeri, persetujuan harus bulat di antara negara-negara anggotanya.

Washington menegaskan mereka tidak bisa lagi membuang waktu, karena Kremlin sedang mempertimbangkan operasi "bendera palsu", "menyusun rencana mengambil opsi mengarang dalih untuk invasi" - yaitu menyalahkan Ukraina atas serangan yang akan dilakukan Rusia.

Peringatan Polandia

Belum lama ini, Menteri luar negeri Polandia memperingatkan Perang Eropa yang lebih besar dibanding yang telah terjadi dalam 30 tahun terakhir bisa terjadi.

Berbicara di depan utusan dari 57 anggota Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau tidak menyebut nama Rusia.

"Tampaknya, risiko perang di wilayah OSCE sekarang lebih besar daripada sebelumnya dalam 30 tahun terakhir," kata Rau dalam pidato yang menguraikan prioritas negaranya saat memegang jabatan ketua bergilir OSCE tahun ini.

"Selama beberapa minggu terakhir, kami telah dihadapkan dengan prospek eskalasi militer besar di Eropa Timur," ungkapnya, seperti dikutip Reuters.

Polandia adalah salah satu anggota NATO yang paling hawkish dalam menghadapi apa yang mereka lihat sebagai ambisi revisionis Rusia di Eropa Timur.

"Kita harus fokus pada resolusi damai konflik di dalam dan sekitar Ukraina," tambah Rau, menyerukan "penghormatan penuh terhadap kedaulatan, integritas teritorial, dan persatuan Ukraina di dalam perbatasannya yang diakui secara internasional".

Rusia telah mengerahkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasannya dengan Ukraina, yang telah memerangi separatis yang didukung Moskow di Timur wilayahnya. Rusia mencaplok wilayah Krimea Ukraina pada 2014.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Eropa Diambang Perangan karena Konflik Rusia-Ukraina",

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas