POPULER Internasional: Masalah 5G di Bandara AS | Perhitungan Besarnya Letusan Gunung Berapi Tonga
Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya maskapai penerbangan ramai-ramai batalkan penerbangan ke AS karena masalah layanan 5G.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal internasional dapat disimak di sini.
Maskapai penerbangan ramai-ramai batalkan penerbangan ke AS karena masalah layanan 5G.
Perusahaan telekomunikasi AT&T pun akhirnya menunda sementara peluncuran layanan tersebut.
Di Ceko, seorang penyanyi meninggal dunia setelah sempat menolak untuk divaksin Covid-19.
Sementara itu, ilmuwan NASA memperhitungkan seberapa besar kekuatan letusan gunung berapi di Tonga yang erupsi minggu lalu.
Berikut rangkuman berita populer Internasional selengkapnya.
1. Ramai-ramai Maskapai Penerbangan Batalkan Tujuan ke AS, usai Dapat Peringatan FAA soal Menara 5G
Sederet maskapai penerbangan internasional besar mulai membatalkan penerbangan tujuan Amerika Serikat (AS) setelah Federal Aviation Administration (FAA) menyampaikan kekhawatiran tentang menara nirkabel 5G yang terletak di dekat bandara negara itu.
Maskapai ternama seperti Emirates, Air India, Japan Airlines, dan All Nippon Airways telah mengumumkan akan menghentikan sementara penerbangan mereka.
Hal ini disampaikan setelah kelompok perdagangan Airlines untuk Amerika menekan pemerintahan Presiden AS Joe Biden terkait isu 'gangguan bencana' karena peluncuran menara 5G yang dijadwalkan dilakukan pada 19 Januari ini.
Dikutip dari laman The Independent, Rabu (19/1/2022), Emirates memutuskan untuk menghentikan penerbangan ke 9 bandara di AS, termasuk Boston, Chicago O'Hare, Dallas Fort Worth, George Bush Intercontinental di Houston, Miami, Newark, Orlando, San Francisco, dan Seattle.
2. Peluncuran Layanan 5G di Bandara AS Tertunda, Keamanan Dipertanyakan
Rencana perusahaan telekomunikasi Amerika Serikat AT&T untuk meluncurkan layanan 5G di dekat beberapa bandara minggu ini terpaksa ditunda.
Penundaan tersebut disebabkan adanya kekhawatiran dari sejumlah pihak yang menyebut layanan 5G dapat menghalangi teknologi penerbangan dan menyebabkan gangguan penerbangan yang masif.
Dilansir PBS, AT&T pada hari Selasa (18/1/2022), mengatakan pihaknya akan menunda menyalakan menara seluler baru di sekitar landasan pacu di beberapa bandara, meski tidak disebutkan berapa banyaknya.
Mereka akan bekomunikasi dengan regulator federal untuk menyelesaikan perselisihan tentang potensi gangguan dari layanan 5G baru tersebut.
Keputusan itu muncul setelah industri penerbangan memperingatkan bahwa ribuan penerbangan dapat dibatalkan atau ditunda jika peluncuran dilakukan di dekat bandara utama.
Berikut adalah poin-poin penting seputar pembangunan layanan 5G di bandara.
3. Penyanyi Ceko Pilih Terpapar Covid-19 daripada Divaksin untuk Raih Imunitas, tapi Akhirnya Meninggal
Seorang penyanyi folk asal Ceko meninggal dunia setelah dengan sengaja tertular Covid-19, Daily Mail melaporkan.
Hana Horka sengaja terpapar Covid-19 agar bisa mendapat sertifikat kesehatan yang mengizinkannya masuk ke tempat umum, seperti sauna dan teater.
Vokalis band Asonance tersebut meninggal dunia pada hari Minggu (16/1/2022) di usia 57 tahun.
Ia tertular varian Delta, menurut putranya Jan Rek kepada radio lokal iRozhlas.cz.
Hana secara sukarela mendekatkan dirinya kepada virus saat suami dan putranya terinfeksi Covid-19 sebelum Natal tahun lalu.
Baik suami dan putranya sudah divaksin.
Di negara-negara Uni Eropa termasuk Ceko, bukti vaksinasi atau infeksi Covid-19 terbaru diperlukan agar bisa masuk ke fasilitas budaya, olahraga, serta untuk mengunjungi bar dan restoran.
4. Ilmuwan NASA Perkirakan Kekuatan Letusan Gunung Berapi Tonga: Setara 10 Megaton TNT
Ilmuwan NASA memperkirakan seberapa besar kekuatan gunung berapi yang meletus pada hari Sabtu (15/1/2022), di dekat negara pulau Tonga.
"Kami menemukan angka, setara dengan 10 megaton TNT," kata James Garvin, kepala ilmuwan di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA, kepada NPR.
Sepuluh megaton TNT berarti daya ledaknya lebih dari 500 kali lebih kuat dari bom nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang pada akhir Perang Dunia II.
Letusan ini terdengar hingga Alaska dan mungkin merupakan salah satu peristiwa paling keras yang terjadi di Bumi dalam lebih dari satu abad, menurut Michael Poland, ahli geofisika dari US Geological Survey.
"Ini mungkin letusan paling keras sejak letusan gunung berapi Krakatau Indonesia pada tahun 1883," kata Poland.
Letusan besar abad ke-19 itu menewaskan ribuan orang dan melepaskan begitu banyak abu sehingga membuat sebagian besar wilayah itu menjadi gelap gulita.
Baca juga: Dampak Tsunami Tonga, Pejabat: Kabel Bawah Laut Tonga Butuh Setidaknya 4 Minggu untuk Diperbaiki
Baca juga: Ilmuwan: Letusan Gunung Berapi Bawah Laut Tonga Berpotensi Dinginkan Belahan Bumi Selatan
Dalam kasus peristiwa terbaru ini, Garvin mengatakan bahwa dia yakin yang terburuk mungkin sudah berakhir, setidaknya untuk saat ini.
(Tribunnews.com)