Beda dari Inggris, Jerman Mengaku Saat Ini Tak akan Pasok Senjata ke Ukraina
Berlin mengaku tidak akan mengirimkan senjata ke Ukraina terkait konflik dengan Rusia, untuk saat ini.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Jerman mengaku tidak akan mengirimkan senjata ke Ukraina terkait konflik dengan Rusia, untuk saat ini.
Hal ini disampaikan Menteri Pertahanan Jerman, Christine Lambrecht, dalam sebuah wawancara pada Sabtu (22/1/2022).
Diketahui, sebelumnya Inggris telah memasok senjata anti-tank ke Kyiv.
Dilansir Reuters, sebuah kelompok bipartisan senator AS juga menjanjikan senjata ke Ukraina berupa rudal, senjata kecil, dan kapal.
Itu semua diberikan untuk membantu Kyiv mempertahankan diri dari ancaman invasi bersamaan dengan meningkatnya militer Rusia di perbatasan.
Baca juga: Ukraina Menklaim Rusia Merekrut Tentara Bayaran Untuk Berperang dan Mengirim Senjata ke Timur
Baca juga: Ancam Rusia dan China, Inggris Ingatkan Barat akan Melawan Kediktatoran hingga Sebut Indonesia
Kanselir Jerman, Olaf Scholz, juga telah menyatakan Berlin tidak akan memasok senjata mematikan ke zona konflik.
"Saya dapat memahami keinginan untuk mendukung Ukraina, dan itulah yang sebenarnya sudah kami lakukan," kata Lambrecht kepada surat kabar Welt am Sonntag.
"Ukraina akan menerima rumah sakit lapangan lengkap bersama dengan pelatihan yang diperlukan pada bulan Februari, semua dibiayai bersama oleh Jerman sebesar 5,3 juta euro ($ 6,01 juta)," katanya.
Ia menyebut Jerman telah merawat pasukan Ukraina yang terluka parah di rumah sakit militernya selama bertahun-tahun.
Namun, kata Lambrecht, negaranya memang belum siap untuk memasok senjata ke Ukraina untuk saat ini.
"Kami harus melakukan segalanya untuk mengurangi eskalasi."
"Saat ini, pengiriman senjata tidak akan membantu dalam hal ini, ada kesepakatan tentang ini di pemerintah Jerman," kata Lambrecht.
Dalam sambutannya, Menhan Jerman ini mengamini pernyataan Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, yang mengatakan Jerman tidak akan mengkritik negara lain yang memasok senjata ke Ukraina.
"Tetapi, saya tidak berpikir realistis bahwa pengiriman seperti itu dapat mempengaruhi keseimbangan militer," kata Baerbock kepada surat kabar nasional Sueddeutsche Zeitung.
"Senjata paling kuat adalah untuk sekutu NATO, negara-negara anggota UE dan G7 untuk memperjelas (ke Rusia) bahwa setiap agresi baru akan dijawab dengan konsekuensi besar," tambah Menlu.
Inggris Kirim Senjata Anti-Tank
Inggris sudah mulai memasok senjata anti-tank ke Ukraina, menyusul kekhawatiran adanya invasi oleh Rusia.
Diberitakan Al Jazeera pada 18 Januari 2022, Kanada juga dilaporkan telah mengerahkan kontingen kecil khusus ke Kyiv.
Diketahui Moskow telah mengerahkan 100.000 tentara di dekat perbatasannya dengan Ukraina.
Kendati demikian, pemerintahan Vladimir Putin menyangkal tuduhan bahwa pihaknya berencana menyerang Ukraina.
Baca juga: AS Beri Sanksi terhadap Pejabat Ukraina yang Punya Hubungan dengan Rusia
Baca juga: Joe Biden Prediksi Putin akan Menyerang Ukraina, Ancam Rusia Jika Hal Itu Terjadi
Namun, mereka mengaku dapat mengambil tindakan militer yang tidak ditentukan kecuali Barat menyetujui daftar tuntutan, termasuk melarang Ukraina bergabung dengan NATO.
Rusia memandang ekspansi NATO ke arah timur sebagai ancaman eksistensial.
Namun Washington dan sekutunya dengan tegas menolak tuntutan Moskow dan negosiasi Rusia-AS di Jenewa dan pertemuan NATO-Rusia terkait di Brussel berakhir pekan lalu tanpa terobosan.
Sejak itu, Kyiv telah meminta senjata kepada negara-negara Barat untuk membantunya melindungi dirinya sendiri.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)