Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Dikabarkan Segera Serbu Ukraina, AS Kirim Kapal Induk dan Perintahkan Warganya Tinggalkan Kiev

"Tindakan militer oleh Rusia bisa datang kapan saja," kata Kedutaan Besar AS dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Rusia Dikabarkan Segera Serbu Ukraina, AS Kirim Kapal Induk dan Perintahkan Warganya Tinggalkan Kiev
AFP/HANDOUT
Foto selebaran ini dirilis pada 18 Januari 2022, oleh Kementerian Pertahanan Belarus, menunjukkan prajurit Rusia mempersiapkan kendaraan militer untuk diturunkan dari kereta pasukan untuk latihan bersama di Belarus. - Belarus mengatakan pada 18 Januari 2022, bahwa pasukan Rusia mulai tiba di negara itu untuk latihan militer yang diumumkan dengan latar belakang ketegangan antara Barat dan Rusia atas tetangga Ukraina. (Photo by Handout / MINISTRY OF DEFENCE REPUBLIC OF BELARUS / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Situasi yang kian memanas di perbatasan Rusia dan Ukraina membuat Amerika Serikat cemas.

Dalam sebuah pernyataan, Washington telah meminta keluarga diplomat untuk meninggalkan Kiev, sementara beberapa staf kedutaan diizinkan untuk berangkat atas dasar sukarela.

“Ada laporan bahwa Rusia sedang merencanakan aksi militer yang signifikan terhadap Ukraina,” kata Departemen Luar Negeri pada hari Minggu, seperti dikutip dari RT, Senin (24/1/2022).

Langkah itu AS lakukan di tengah ketegangan yang meningkat, menyusul penumpukan militer Rusia di perbatasan Ukraina yang tidak mereda selama pembicaraan antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Jenewa pada Jumat (21/1/2022) pekan lalu.

Foto selebaran ini dirilis pada 18 Januari 2022 oleh Kementerian Pertahanan Belarus, menunjukkan kereta pasukan Rusia yang mengangkut kendaraan militer tiba untuk latihan di Belarus. - Belarus mengatakan pada 18 Januari 2022, bahwa pasukan Rusia mulai tiba di negara itu untuk latihan militer yang diumumkan dengan latar belakang ketegangan antara Barat dan Rusia atas tetangga Ukraina. (Photo by Handout / MINISTRY OF DEFENCE REPUBLIC OF BELARUS / AFP)
Foto selebaran ini dirilis pada 18 Januari 2022 oleh Kementerian Pertahanan Belarus, menunjukkan kereta pasukan Rusia yang mengangkut kendaraan militer tiba untuk latihan di Belarus. - Belarus mengatakan pada 18 Januari 2022, bahwa pasukan Rusia mulai tiba di negara itu untuk latihan militer yang diumumkan dengan latar belakang ketegangan antara Barat dan Rusia atas tetangga Ukraina. (Photo by Handout / MINISTRY OF DEFENCE REPUBLIC OF BELARUS / AFP) (AFP/HANDOUT)

Pejabat Departemen Luar Negeri AS menekankan, Kedutaan Amerika Serikat di Kyiv akan tetap buka dan pengumuman itu bukan merupakan evakuasi. Dan, langkah tersebut tidak mencerminkan berkurangnya dukungan AS untuk Ukraina.

Baca juga: Khawatir Invasi Rusia ke Ukraina, AS Minta Keluarga Diplomat Tinggalkan Kiev

Dalam sebuah pernyataan, Departemen Luar Negeri AS mencatat, laporan baru-baru ini menunjukkan Rusia sedang merencanakan aksi militer yang signifikan terhadap Ukraina.

Tapi, Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh negara-negara anggota NATO meningkatkan ketegangan di sekitar Ukraina dengan disinformasi.

Berita Rekomendasi

"Tindakan militer oleh Rusia bisa datang kapan saja," kata Kedutaan Besar AS dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.

Para pejabat "tidak akan berada dalam posisi untuk mengevakuasi warga Amerika dalam keadaan darurat seperti itu, jadi warga AS yang saat ini berada di Ukraina harus merencanakan dengan tepat," sebut Kedutaan Besar AS.

Baca juga: Inggris Tuduh Rusia Berencana Bentuk Pemerintahan Boneka Pro-Kremlin di Ukraina

"Kondisi keamanan, khususnya di sepanjang perbatasan Ukraina, di Krimea yang diduduki Rusia, dan di Ukraina Timur yang dikuasai Rusia, tidak bisa diprediksi dan dapat memburuk dengan sedikit pemberitahuan," ungkap Kedutaan Besar AS.

Nasihat perjalanan Departemen Luar Negeri AS, yang telah memperingatkan agar tidak bepergian ke Ukraina karena pandemi Covid-19 serta ketegangan di Rusia, diubah pada Minggu (23/1) dengan membawa peringatan yang lebih kuat.

Baca juga: Ukraina Menklaim Rusia Merekrut Tentara Bayaran Untuk Berperang dan Mengirim Senjata ke Timur

"Jangan bepergian ke Ukraina karena meningkatnya ancaman aksi militer Rusia dan Covid-19. Beraktivitas dengan hati-hati di Ukraina karena kejahatan dan kerusuhan sipil. Beberapa daerah memiliki peningkatan risiko," kata Departemen Luar Negeri AS.

Peringatan perjalanan untuk Rusia juga diubah: "Jangan bepergian ke Rusia karena ketegangan yang sedang berlangsung di sepanjang perbatasan dengan Ukraina, potensi pelecehan terhadap warga AS, kemampuan terbatas Kedutaan untuk membantu warga AS di Rusia".

Pengambilan video selebaran ini dirilis pada 20 Januari 2022 oleh Kementerian Pertahanan Belarus, menunjukkan kendaraan tempur infanteri Rusia pada saat kedatangan mereka untuk latihan bersama di Belarus. - Belarus mengatakan pada 18 Januari 2022, bahwa pasukan Rusia mulai tiba di negara itu untuk latihan militer yang diumumkan dengan latar belakang ketegangan antara Barat dan Rusia atas tetangga Ukraina. (Photo by Handout / MINISTRY OF DEFENCE REPUBLIC OF BELARUS / AFP)
Pengambilan video selebaran ini dirilis pada 20 Januari 2022 oleh Kementerian Pertahanan Belarus, menunjukkan kendaraan tempur infanteri Rusia pada saat kedatangan mereka untuk latihan bersama di Belarus. - Belarus mengatakan pada 18 Januari 2022, bahwa pasukan Rusia mulai tiba di negara itu untuk latihan militer yang diumumkan dengan latar belakang ketegangan antara Barat dan Rusia atas tetangga Ukraina. (Photo by Handout / MINISTRY OF DEFENCE REPUBLIC OF BELARUS / AFP) (AFP/HANDOUT)

Kirim kapal induk

Dilansir dari Kompas.com Amerika Serikat (AS) mengirim kapal induk USS Harry S Truman ke Laut Mediterania di tengah ketegangan antara Barat dan Rusia soal Ukraina.

Gugus tempur kapal induk USS Harry S Truman diterjunkan ke sana untuk mengikuti latihan angkatan laut NATO.

Baca juga: Ancam Rusia dan China, Inggris Ingatkan Barat akan Melawan Kediktatoran hingga Sebut Indonesia

Melansir The Hill, Sabtu (22/1/2022), latihan angkatan laut NATO tersebut dinamakan Neptune Strike 22, dimulai Senin (24/1/2022) hingga 4 Februari.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan AS John Kirby mengatakan, latihan tersebut akan menunjukkan kemampuan NATO untuk mengintegrasikan kemampuan serangan maritim kelas atas dari kapal induk untuk mendukung pertahanan aliansi itu.

Kendati demikian, Kirby tidak merinci siapa saja anggota NATO yang mengikuti latihan angkatan laut tersebut.

Dia menambahkan, mereka akan berlatih manuver maritim terkoordinasi, pelatihan perang anti-kapal selam, dan pelatihan serangan jarak jauh.

Kirby menegaskan bahwa latihan perang tersebut telah direncanakan sejak lama yakni pada 2020.

Dia juga berkeras bahwa latihan tersebut tidak ada hubungannya dengan situasi di Ukraina saat ini.

Namun, latihan tersebut tidak tercantum di situs web NATO sebagai latihan yang dijadwalkan untuk tahun ini.

Seorang prajurit Ukraina berbicara di telepon di ruang istirahat di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia di dekat desa Pesky, wilayah Donetsk, pada 14 Desember 2021. (Photo by Anatolii STEPANOV / AFP)
Seorang prajurit Ukraina berbicara di telepon di ruang istirahat di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia di dekat desa Pesky, wilayah Donetsk, pada 14 Desember 2021. (Photo by Anatolii STEPANOV / AFP) (AFP/ANATOLII STEPANOV)

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, aliansi tersebut akan selalu melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi dan membela semua sekutunya.

Dia menambahkan, partisipasi kapal induk AS dalam Neptunus Strike 22 menunjukkan tanda kuat persatuan transatlantik.

Sementara itu, situasi antara Ukraina dan Rusia makin memanas setelah Moskwa menolak menarik sekitar 100.000 tentara yang dikerahkan di dekat perbatasan.

NATO lantas mengerahkan pasukan dan senjatanya ke daerah dekat Ukraina dalam beberapa hari terakhir.

Pergerakan itu juga terjadi di tengah kekhawatiran bahwa Moskwa bisa menyerang Ukraina kapan saja.

Spanyol telah mengirim sejumlah kapal perang ke Laut Mediterania dan Laut Hitam. Negara tersebut juga sedang mempertimbangkan mengirim beberapa jet tempurnya ke Bulgaria.

Sementara Denmark mengirim satu unit fregatnya ke Laut Baltik. Perancis menawarkan untuk mengirim pasukan ke Rumania.

Washington juga mengizinkan tiga sekutu NATO yakni Estonia, Latvia, dan Lithuania untuk mengirim senjata buatan AS dari gudang untuk digunakan Ukraina.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, dia ingin menggunakan diplomasi untuk meredakan situasi di Ukraina.

Namun, jika upayanya tidak berhasil, dan Rusia memutuskan melancarkan agresi terhadap Ukraina, Blinken mengeluarkan ancaman berupa respons yang terpadu, cepat, dan keras.

Ribuan Tentara AS akan Dikerahkan ke Eropa Timur

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mempertimbangkan untuk mengerahkan beberapa ribu tentaranya ke negara-negara Baltik dan di Eropa Timur.

Laporan tersebut diberitakan oleh harian New York Times dengan mengutip sejumlah sumber yang tidak disebutkan namanya di pemerintahan AS.

"Presiden Biden sedang mempertimbangkan untuk mengerahkan beberapa ribu tentara AS, serta kapal perang dan pesawat, ke sekutu NATO di Baltik dan Eropa Timur," kata salah satu sumber.

Perluasan kehadiran militer AS di kawasan Baltik dan Eropa Timur tersebut terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran akan serangan Rusia ke Ukraina.

Melansir TASS, Senin (24/1/2022), pejabat Kementerian Pertahanan AS memberikan Biden sejumlah opsi untuk menggeser aset-aset militer AS lebih dekat ke Rusia.

"Salah satu opsinya termasuk mengirim 1.000 hingga 5.000 tentara ke negara-negara Eropa Timur, dengan potensi untuk meningkatkan jumlah itu sepuluh kali lipat jika keadaan memburuk," kata sumber tersebut dikutip New York Times.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Ukraina juga mengaku telah menerima pasokan senjata batch kedua dari AS.

Pengumuman tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov pada Minggu (23/1/2022).

Melansir Reuters, pasokan senjata dari "Negeri Paman Sam" tersebut merupakan paket bantuan pertahanan senilai 200 juta dollar AS (Rp 2,8 triliun) untuk Ukraina.

Rusia dilaporkan masih menyiagakan puluhan ribu tentaranya di dekat perbatasan Ukraina.

Khawatir akan invasi Rusia, AS mengatakan akan terus mendukung Ukraina atas ketegangan yang masih tumbuh di sana.

"Lebih dari 80 ton senjata untuk memperkuat kemampuan pertahanan Ukraina dari teman-teman kita di AS! Dan ini bukan akhir," tulis Reznikov di Twitter.

Pada Desember 2021, Ukraina juga telah menerima 90 ton bantuan keamanan "mematikan" dari Washington. (Kompas.com/RT)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas