Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

WHO: Volume Besar Limbah Rumah Sakit Covid-19 Ancam Kesehatan Manusia dan Lingkungan

Tumpukan 'barang bekas' ini menghasilkan puluhan ribu ton limbah medis dan mengancam kesehatan manusia serta lingkungan.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in WHO: Volume Besar Limbah Rumah Sakit Covid-19 Ancam Kesehatan Manusia dan Lingkungan
Tribunnews/Jeprima
Petugas merapikan tumpukan kantong sampah plastik kuning yang menumpuk di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (6/7/2021). Sejumlah petugas berpakaian alat pelindung diri (APD) lengkap tiap hari mengumpulkan kantong plastik berwarna kuning yang menumpuk berisikan APD bekas pakai, kardus makanan, dan sejumlah barang pasien yang sudah tidak terpakai. Kemudian tumpukan limbah itu disimpan di ruang khusus Tower 7 RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet. Sekali angkut, RSD Wisma Atlet bisa mengangkut 2 ton limbah medis corona. Dalam sehari petugas dapat mengangkut 3 kali yaitu pagi, siang, dan malam hari. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa ini menunjukkan bahwa jarum suntik bekas, alat uji bekas, dan botol vaksin bekas yang digunakan selama pandemi virus corona (Covid-19) telah menumpuk.

Tumpukan 'barang bekas' ini menghasilkan puluhan ribu ton limbah medis dan mengancam kesehatan manusia serta lingkungan.

"Bahan-bahan itu sebagian dapat menular karena Covid-19 dapat bertahan di permukaan, berpotensi membuat petugas kesehatan mengalami luka bakar, luka tertusuk jarum suntik, dan kuman penyebab penyakit," kata laporan WHO.

Masyarakat yang dekat dengan tempat pembuangan sampah yang dikelola secara buruk pun dapat terdampak melalui udara yang terkontaminasi dari pembakaran sampah, kualitas air yang buruk atau hama pembawa penyakit.

Tangkapan layar dari akun Bwi24Jam memperlihatkan sampah yang diduga limbah medis bekas antigen di laut Selat Bali.
Tangkapan layar dari akun Bwi24Jam memperlihatkan sampah yang diduga limbah medis bekas antigen di laut Selat Bali. (Bwi24Jam)

Laporan tersebut menyerukan reformasi dan investasi, termasuk melalui pengurangan penggunaan kemasan yang menyebabkan menumpuknya limbah plastik serta penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang terbuat dari bahan yang dapat digunakan kembali atau didaur ulang.

Baca juga: CARA Mudah Akses Sertifikat Vaksin Internasional Standar WHO, Buka Aplikasi PeduliLindungi

Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (1/2/2022), diperkirakan ada sekitar 87.000 ton APD atau setara dengan berat beberapa ratus paus biru, telah dipesan melalui portal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) hingga November 2021.

Mirisnya, sebagian besar diperkirakan berakhir sebagai limbah.

Berita Rekomendasi

Laporan itu juga menyebutkan bahwa sekitar 140 juta alat uji berpotensi menghasilkan 2.600 ton limbah.

Sebagian besar merupakan sampah plastik dan limbah kimia yang cukup untuk mengisi sepertiga kolam renang Olimpiade.

Selain itu, diperkirakan sekitar 8 miliar dosis vaksin yang diberikan secara global telah menghasilkan tambahan 144.000 ton limbah dalam bentuk botol kaca, jarum suntik, jarum serta safety box.

Kendati demikian, laporan WHO tidak menyebutkan contoh spesifik di mana penumpukan paling mengerikan ini terjadi.

Namun laporan itu lebih merujuk pada tantangan seperti pengolahan dan pembuangan limbah resmi yang terbatas di pedesaan India serta sejumlah besar lumpur tinja dari fasilitas karantina di Madagaskar.

"Bahkan sebelum pandemi dimulai, sekitar sepertiga fasilitas kesehatan tidak dilengkapi tempat memadai untuk menangani beban limbah yang ada. Angkanya mencapai 60 persen di negara-negara miskin," pungkas laporan WHO.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas