Konfederasi Serikat Buruh Jepang Bebaskan Anggotanya Pilih Parpol
Semua anggota partai mulai bersiap serta melakukan sosialisasi dengan berbagai kalangan masyarakat untuk bisa memenangkan pemilu tersebut.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Konfederasi Serikat Buruh Jepang atau Rengo kini membebaskan anggotanya untuk memilih partai politik masing-masing. Padahal dulu Rengo citranya terkenal dekat dengan oposisi Jepang.
"Pemilihan Anggota Dewan harus memperjelas citra sosial yang dapat disimpati oleh berbagai pemilih dan bekerja sama dengan partai menuju realisasi sistem kebijakan," ungkap Ketua Tengo, Tomoko Yoshino saat memberikan sambutan tamu di konvensi partai Partai Demokrat untuk Rakyat, Jumat (11/2/2022).
Isinya mendorongnya untuk "bekerja sama dengan semua partai menuju realisasi sistem kebijakan", tetapi tidak menyebutkan "dukungan" pemilihan Majelis Tinggi.
Pemilu majelis tinggi Jepang dilakukan Juli 2022 dan kini semua anggota partai mulai bersiap serta melakukan sosialisasi dengan berbagai kalangan masyarakat untuk bisa memenangkan pemilu tersebut.
"Kebijakan Rengo telah berubah. Bagus sekarang dipimpin Yoshino. Dia tidak memihak dan membebaskan anggotanya untuk memilih parpol. Dulu Rengo jelas berkiblat ke bagian oposisi di Jepang," papar seorang anggota Rengo kepada Tribunnews.com, Sabtu (12/2/2022).
Tahun 1993, Partai Liberal Demokratik (LDP)--pemerintahan saat ini--jatuh.
Baca juga: Pintu Masuk Jepang Kemungkinan Dibuka Maret 2022, Prioritaskan Para Pelajar Asing
Salah satunya karena dukungan kuat Rengo kepada oposisi sehingga oposisi berhasil menjadi PM Jepang yaitu Morihiro Hosokawa.
Koalisi yang dibentuk pada tahun 1989 mendukung penggalangan kekuatan Demokrat non-Liberal di bawah pemerintahan Hosokawa pada tahun 1993 dan pemerintahan Partai Demokrat pada tahun 2009, dengan tujuan "membentuk kekuatan politik baru" untuk menggantikan LDP.
Rengo saat itu telah mengklarifikasi dukungan partai politik yang berasal dari Partai Demokrat, tetapi itu adalah respons yang tidak biasa yang jelas berbeda dari masa lalu.
Selanjutnya terdapat kalimat penghentian kerja sama dengan Partai Komunis yang berbunyi, “Perlu diperjelas sikap tidak merekomendasikan calon yang bekerjasama dengan partai dan organisasi politik dengan tujuan yang berbeda jauh."
Meskipun ada pertukaran untuk mengkonfirmasi arti kata-kata di tempat, tidak ada kebingungan khusus, dan proposal kebijakan diterima secara umum.
Ketika para anggota mencoba untuk berdiri, seorang eksekutif serikat pekerja industri swasta berbicara secara terbuka.
"Tolong jelaskan kepada media bahwa Anda tidak akan dianggap mendukung LDP."
Setelah pemilihan Dewan Perwakilan tahun lalu, Perdana Menteri Fumio Kishida menghadiri pesta Tahun Baru Serikat.
Yoshino juga mengunjungi kediaman resmi dan markas besar Partai Demokrat Liberal, dan perhatian terfokus pada pendekatan antara keduanya.
"Saya khawatir bahwa pernyataan para eksekutif serikat pekerja industri dapat dilihat sebagai "pergeseran ke Demokrat Liberal (LDP)," ujarnya.
Baca juga: Kebakaran di China Town Yokohama Jepang, 30 Unit Mobil Pemadam Kebakaran Dikerahkan
Meskipun demikian, para peserta mengungkapkan bahwa tidak ada keberatan dengan proposal kebijakan seperti itu.
"Saya penuh dengan pemikiran tentang bagaimana memenangkan kandidat dalam organisasi saya untuk setiap serikat industri. Saya tidak bisa fokus pada kebijakan keseluruhan," katanya.
Dalam waktu yang sama, Partai Demokrat Konstitusional (oposisi) menawarkan untuk menunda pertemuan antara Kenta Izumi dan Yoshino, yang dijadwalkan seminggu kemudian gara-gara Yoshino bertemu Kishida.
"Saya dalam masalah jika saya bisa melempar bola tinggi dari koalisi sekarang" (eksekutif partai). Bola tinggi adalah pemutusan dari koalisi komunis, yang secara historis berkonflik dalam gerakan buruh," ungkap sumber di Rengo.
Mengenai perjuangan bersama partai oposisi yang diusung oleh Partai Demokrat Konstitusional dan Partai Komunis dalam pemilihan majelis rendah tahun lalu, koalisi mendesak peninjauan kembali.
"Sulit bagi banyak pemilih untuk memahami bahwa sulit bagi partai politik dengan secara signifikan kebijakan dasar yang berbeda dan arah untuk bekerja sama dan bekerja sama satu sama lain," ujarnya.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang.
Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.