Jerman, Austria, dan Swiss Longgarkan Pembatasan Covid-19, Masker Tak Lagi Wajib
Sejumlah negara di Eropa seperti Jerman, Autria hingga Swiss memutuskan untuk melonggarkan pembatasan Covid-19, termasuk aturan wajib memakai masker.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Nuryanti
Sementara, klub malam akan dibuka kembali untuk mereka yang telah menerima tiga dosis vaksin atau mereka yang memiliki dua dosis vaksin ditambah tes Covid negatif.
Orang Jerman yang tidak divaksinasi akan diizinkan masuk ke restoran dengan tes negatif mulai 4 Maret, draft menunjukkan.
Semua pembatasan utama, termasuk persyaratan untuk bekerja dari rumah, akan berakhir pada 20 Maret, tetapi persyaratan untuk menjaga jarak dan memakai masker di dalam ruangan dan di transportasi umum akan tetap berlaku setelah 19 Maret.
Swiss dan Austria juga mengumumkan akan membatalkan hampir semua pembatasan Covid-19 mereka meskipun virus masih beredar kuat.
Pemerintah Swiss mengatakan kondisinya tepat untuk normalisasi cepat kehidupan secara nasional.
Mulai Kamis (17/2/2022), satu-satunya persyaratan virus corona yang tersisa di Swiss adalah kewajiban untuk mengisolasi diri selama lima hari setelah tes positif dan memakai masker di transportasi umum dan di lembaga perawatan kesehatan.
Namun, aturan tersebut akan berakhir paling lambat akhir Maret.
"Dewan Federal mengambil keputusan untuk mencabut sebagian besar tindakan untuk menahan pandemi virus corona," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.
“Masker dan sertifikat Covid tidak lagi diperlukan untuk memasuki toko, restoran, tempat budaya, dan tempat serta acara publik lainnya.
“Kewajiban memakai masker di tempat kerja dan anjuran bekerja dari rumah juga akan berakhir.”
Baca juga: Swiss Longgarkan Aturan Pembatasan, Berharap Covid-19 Segera Jadi Endemik
Baca juga: Inggris Cabut Pembatasan COVID-19, Austria Cabut Penguncian Aktivitas
Sementara itu, Kanselir Austria Karl Nehammer mengatakan pemerintahnya akan membatalkan sebagian besar tindakan mulai 5 Maret.
Hanya pemakaian masker di toko-toko kebutuhan pokok dan di transportasi umum yang akan tetap diwajibkan bersama dengan pembatasan masuk di rumah sakit dan tempat-tempat lain dengan kelompok rentan, tambahnya.
"Pandangannya menunjukkan kepada kita bahwa bersama-sama kita dapat dengan hati-hati dan hati-hati tetapi dengan tekad mengambil kembali kebebasan yang diambil virus itu," kata Nehammer kepada wartawan.
(Tribunnews.com/Yurika)