Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jumlah ibu hamil yang terinfeksi virus corona di Tokyo lebih dari 1.100 dalam sebulan terakhir.

Dari jumlah tersebut hanya sekitar 20 persen yang dirawat di rumah sakit.

"Terutama wanita hamil di paruh kedua kehamilan berisiko tinggi menjadi sakit parah, jadi kami ingin Anda bekerja sama dengan dokter kandungan," ungkap seorang ahli kandungan di Jepang kepada Tribunnews.com, Jumat (18/2/2022).

Menurut Japan Obstetrics and Gynecology Association, jumlah ibu hamil yang dilaporkan terinfeksi virus corona di Tokyo pada bulan Januari 2022 sebanyak 1.141 orang.

Ini merupakan jumlah tertinggi yang pernah ada pada Agustus 2021 tahun lalu, yang hanya berjumlah 611 orang.

Dari jumlah tersebut, 258 ibu hamil dirawat di institusi medis atau hanya 23 persen dirawat di fasilitas akomodasi, dan 879 isolasi di rumah (77 persen).

Baca juga: Waspada! Ibu Hamil Berisiko Idap Hipertensi

Untuk itu, mulai tanggal 19 Februari ini, Pemerintah Metropolitan Tokyo telah menyiapkan ruangan untuk ibu hamil dengan 40 tempat tidur sejalan dengan dua fasilitas akomodasi yang baru dibangun.

Pemerintah metropolitan juga telah menetapkan sistem bagi dokter kandungan untuk memantau kesehatan mereka secara online setiap hari.

"Jumlah pasien rawat inap akibat corona tidak berkurang, dan kita perlu terus berhati-hati. Infeksi pada akhir kehamilan meningkatkan risiko, jadi saya ingin Anda bekerja sama dengan dokter kandungan Anda," ungkap
Profesor Akihito Nakai dari Nippon Medical School, direktur pelaksana Asosiasi Obstetri dan Ginekologi Jepang.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang.

Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.