Risiko Kematian Akibat Varian Omicron di Korea 75 Persen Lebih Kecil dari Delta
Orang Korea yang terinfeksi varian Omicron hampir 75 persen lebih kecil peluang mengalami kematian jika dibandingkan mereka yang tertular varian Delta
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Otoritas Kesehatan Korea Selatan menyatakan, orang yang terinfeksi varian Omicron hampir 75 persen lebih kecil peluang mengalami kematian, jika dibandingkan mereka yang tertular varian Delta.
Temuan ini dirilis otoritas kesehatan Korea Selatan (Korsel) Senin kemarin.
Dikutip dari Channel News Asia, Selasa (22/2/2022), sebuah studi yang dilakukan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) terhadap sekitar 67.200 kasus infeksi yang dikonfirmasi sejak Desember 2021, menunjukkantingkat keparahan dan kematian akibat varian Omicron rata-rata masing-masing 0,38 persen dan 0,18 persen.
Angkanya lebih rendah jika dibandingkan kasus Delta, dengan rata-rata 1,4 persen dan 0,7 persen.
Baca juga: Meski Bergejala Ringan, Masyarakat Jangan Anggap Sepele Varian Omicron
KDCA mengklasifikasikan kasus parah sebagai pasien yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit.
Penelitian menunjukkan, sekitar 56 persen dari 1.073 orang yang meninggal selama 5 minggu terakhir tidak divaksinasi atau hanya menerima satu dosis vaksin saja, dengan kelompok berusia 60 tahun atau lebih, bertanggung jawab atas 94 persen kasus kematian.
Baca juga: Cara Cegah Penyebaran Covid-19 Varian Omicron, Harus Perkuat Protokol Kesehatan
Sedangkan lebih dari 86 persen dari 52 juta penduduk Korsel telah divaksinasi penuh dan hampir 60 persen telah menerima suntikan dosis penguat (booster).
Korsel telah menjaga agar kasus infeksi dan kematian relatif rendah melalui penerapan langkah-langkah pembatasan jarak sosial yang meluas dan pengujian (testing) serta pelacakan (tracing) yang agresif.
Baca juga: 73 Persen Orang Amerika Diperkirakan Kebal terhadap Covid-19 Varian Omicron
Varian Omicron telah menyebabkan lonjakan kasus infeksi baru harian di Korsel mencapai rekor 100.000 pada minggu lalu.
Namun pihak berwenang Korsel telah mendorong angka ini meningkat, karena menerapkan sedikit pelonggaran aturan jarak sosial di tengah tingkat kematian yang lebih rendah dan menjelang pemilihan presiden bulan depan.
Pelacakan kontak dan isolasi wajib bagi orang yang divaksinasi pun dibatalkan demi diagnosis mandiri dan perawatan di rumah untuk membebaskan sumber daya medis.
Diantara perubahan jam malam yang ketat, restoran akan buka selama satu jam ekstra untuk kelompok yang memiliki hingga 8 pengunjung, jumlah pembatasannya naik dari sebelumnya hanya 6 orang saja per kelompok.
KDCA menyatakan Omicron menjadi varian yang dominan pada minggu ketiga Januari 2022, dan hingga 90 persen kasus baru pada minggu pertama Februari ini berasal dari varian itu.
KDCA melaporkan 99.444 kasus baru untuk catatan Senin kemarin, sehingga total kasus infeksi menjadi 2.157.734, dengan laporan 7.508 kematian.