Geram Atas Serangan ke Ukraina, Jepang Perluas Sanksi ke Rusia
Perluasan sanksi Jepang terhadap Rusia menargetkan pada lembaga keuangan dan ekspor peralatan militer Rusia.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Jepang ikut geram atas invasi militer Rusia ke Ukraina yang dimulai Kamis (24/2/2022) kemarin. Jepang memutuskan akan memperluas sanksi terhadap Rusia.
Perluasan sanksi Jepang terhadap Rusia menargetkan pada lembaga keuangan dan ekspor peralatan militer Rusia.
Jepang mengikuti jejak Amerika Serikat yang menjatuhkan sanksi serupa kepada Rusia sebagai pembalasan setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Mengutip Reuters, Jumat (25/2/2022), Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan pada konferensi pers bahwa Tokyo akan membidik lembaga keuangan dan warga negara Rusia dengan sanksi, yang akan segera diberlakukan.
Jepang juga akan menghentikan ekspor barang keperluan militer seperti semikonduktor.
Baca juga: PM Jepang Sebut Menghadapi Rusia Sebagai Tantangan Supremasi terhadap Hukum Dunia
Sebelumnya, Jepang juga sudah melarang penerbitan surat utang negara Rusia di Jepang dan membekukan aset beberapa warga negara Rusia.
Langkah Jepang dilakukan setelah AS juga memberlakukan sanksi baru setelah pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada Kamis (24/2/2022) dalam serangan terbesar yang dilakukan oleh satu negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang Dunia II.
Baca juga: 14 Pemimpin Dunia Kritik Putin atas Serangan Rusia ke Ukraina, Jepang hingga Spanyol Mengutuk Keras
Untuk Jepang yang miskin sumber daya, dampak krisis yang paling langsung mungkin terlihat pada kenaikan harga bahan bakar.
Kishida mengatakan, Jepang akan melakukan yang terbaik untuk membatasi dampak ekonomi terhadap negaranya sendiri, termasuk dengan memastikan pasokan energi yang stabil.
Saat ini, Jepang memiliki cadangan minyak mentah dan cadangan gas alam cair (LNG) sekitar 240 hari untuk bertahan dua hingga tiga minggu. Pemerintah Jepang juga akan meningkatkan langkah-langkah untuk membendung kenaikan harga bahan bakar eceran.
"Sanksi ekonomi terhadap Rusia tidak akan secara langsung menghambat pasokan energi," kata Kishida.
Baca juga: Ini Awal Mula Penyebab Rusia Invasi Ukraina dan Kondisi Terbaru Ukraina
Adapun, Jepang akan melepaskan minyak dari cadangan nasionalnya sesuai kebutuhan bekerja sama dengan International Energy Agency (IEA) dan negara-negara terkait.
Kishida menambahkan, dia berharap tindakan terkoordinasi dengan anggota lain dari negara-negara Kelompok Tujuh (G7) terhadap Rusia akan mengirim pesan untuk membendung agresi di Asia dan kawasan lain.
Laporan Reporter: Adrianus Octaviano | Sumber: Kontan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.