Operasi Militer Rusia ke Ukraina, Serangan Terbesar di Eropa Setelah Perang Dunia Kedua
Pasukan Rusia menyerbu Ukraina melalui darat, laut, dan udara pada Kamis (24/2/2022) dalam serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rusia telah melancarkan operasi khusus pada Kamis dini hari ke Ukraina.
Serangan dilakukan setelah Rusia mengakui kedaulatan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) yang memproklamirkan diri telah merdeka.
Pasukan Rusia menyerbu Ukraina melalui darat, laut, dan udara pada Kamis (24/2/2022) dalam serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Baca juga: Rusia-Ukraina Perang, Bagaimana Dampak Terhadap Perekonomian dan Pasar Finansial Indonesia?
Melansir Reuters, rudal Rusia menghujani kota-kota Ukraina, dan Ukraina melaporkan barisan pasukan mengalir melintasi perbatasannya di wilayah Timur, yakni Chernihiv, Kharkiv, dan Luhansk.
Pasukan Rusia juga mendarat melalui laut di kota pelabuhan Odessa dan Mariupol di Selatan Ukraina.
Ledakan terdengar sebelum fajar di ibu kota Ukraina, Kyiv, sebuah kota berpenduduk tiga juta orang. Tembakan terdengar, sirene meraung, dan jalan raya keluar kota tersendat oleh lalu lintas saat penduduk mengungsi.
Asap hitam membumbung di atas markas intelijen militer Ukraina setelah ledakan di Kyiv menjelang tengah hari.
Serangan itu menyusul upaya diplomatik yang sia-sia selama berminggu-minggu oleh para pemimpin Barat untuk mencegah perang dan menyadari ketakutan terburuk mereka tentang ambisi Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca juga: Ukraina Dikabarkan Punya Ribuan Senjata Nuklir, Tapi Tak Bisa Digunakan untuk Menyerang Rusia
“Rusia secara berbahaya menyerang negara kami di pagi hari, seperti yang dilakukan Nazi Jerman di tahun-tahun Perang Dunia II,” cuit Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, seperti dikutip Reuters.
“Sampai hari ini, negara kami berada di sisi yang berbeda dari sejarah dunia. Rusia telah memulai jalan kejahatan, tetapi Ukraina membela dirinya sendiri dan tidak akan melepaskan kebebasannya tidak peduli apa yang Moskow pikirkan,” tegasnya.
Zelenskiy meminta warga Ukraina untuk membela negara, dan pemerintah akan memberikan senjata kepada siapa pun yang siap berperang. Dia juga mendesak warga Rusia untuk turun ke jalan guna memprotes invasi negaranya.
Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan: "Ini adalah salah satu waktu tergelap di Eropa sejak Perang Dunia Kedua".
Sumber: Kontan