Rusia Laporkan Kerugian Pasukannya selama Operasi Khusus, Ada yang Tewas, Terluka dan Disandera
Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan kerugian yang dialami pasukan Rusia yang turut ambil bagian dalam operasi militer khusus di Ukraina.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA -Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia melaporkan kerugian yang dialami pasukan Rusia yang turut ambil bagian dalam operasi militer khusus di Ukraina.
Pernyataan ini disampaikan Juru bicara kementerian itu, Igor Konashenkov pada hari Minggu kemarin.
"Tentara Rusia menunjukkan keberanian dan kepahlawanan selama operasi militer khusus. Tapi, sayangnya, ada yang tewas dan terluka diantara mereka," kata Konashenkov.
Baca juga: Pembicaraan Delegasi Rusia dan Ukraina Akan Dimulai Senin Pagi di Gomel Belarus
Baca juga: Pengawas Media Rusia Tuntut Google Pulihkan Akses ke Channel YouTube-nya di Ukraina
Kendati demikian, ia menambahkan bahwa kerugian Rusia jauh lebih kecil jika dibandingkan 'kerugian yang dialami pasukan Ukraina' dan nasionalis negara itu.
Ia juga menyampaikan bahwa beberapa tentara Rusia telah ditawan.
"Kami tahu bagaimana Nazi Ukraina memperlakukan beberapa prajurit Rusia yang telah ditawan. Kami melihat bahwa mereka menggunakan siksaan yang sama seperti Nazi Jerman selama Perang Patriotik Hebat (Front Timur selama Perang Dunia II di mana bekas Uni Soviet berperang melawan Nazi Jerman," tegas Konashenkov.
Dikutip dari laman TASS, Senin (28/2/2022), Konashenkov pun kemudian bersumpah bahwa militer Rusia akan terus memperlakukan pasukan Ukraina yang menyerah dengan cara yang manusiawi.
"Kami memahami bahwa mereka mengambil sumpah kepada rakyat Ukraina. Semua orang yang menyerahkan senjata dan menghentikan perlawanan akan dibebaskan untuk kembali kepada keluarga mereka," papar Konashenkov.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidatonya yang disiarkan televisi nasionalnya pada Kamis pagi waktu setempat bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para Kepala Republik Donbass, ia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus.
Langkah ini diklaim untuk melindungi orang-orang 'yang telah mengalami pelecehan dan genosida selama 8 tahun oleh rezim Ukraina'.
Pemimpin Rusia itu menekankan bahwa negaranya tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.
Saat mengklarifikasi perkembangan yang sedang berlangsung, Kementerian Pertahanan Rusia meyakinkan bahwa pasukan Rusia tidak menargetkan kota-kota di Ukraina.
Namun terbatas hanya pada operasi penyerangan dan pelumpuhan infrastruktur militer Ukraina saja.
Tidak ada ancaman apapun yang ditargetkan terhadap rakyat sipil.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.