UPDATE Volodymyr Zelensky Tegaskan Lindungi Ukraina adalah Prioritas Utama
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan melidungi Ibu Kota Kyiv, adalah "prioritas utama" bagi negara.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan melidungi Ibu Kota Kyiv, adalah "prioritas utama" bagi negara.
“Kharkiv dan Kyiv saat ini adalah target paling penting bagi Rusia," kata Zelensky dalam pesan yang diunggah di Facebook pada Selasa (1/3/2022), seperti dikutip CNN.
"Teror dimaksudkan untuk menghancurkan kita. Untuk mematahkan perlawanan kita. Mereka menuju ke ibu kota, juga ke Kharkiv," tambahnya.
"Kyiv itu spesial. Jika kita melindungi Kyiv, kita akan melindungi negara. Ini adalah jantung negara kita. Dan (jantung) itu harus terus berdetak. Dan akan terus berdetak," tegasnya.
Baca juga: Soal Serangan Rusia ke Ukraina, Pemimpin Tinggi Iran: Krisis Terjadi karena Rezim Mafia AS
Baca juga: Damaskus Peringatkan Rusia: Amerika Bisa Pindahkan Teroris dari Suriah ke Ukraina
Dalam pesannya kepada rakyat Ukraina, Zelensky juga menggambarkan serangan hari keenam di alun-alun di Kharkiv sebagai tindakan teror.
“Ini adalah teror terhadap kota, ini adalah teror terhadap Kharkiv, teror terhadap Ukraina. Tidak ada target militer di alun-alun," kata Zelensky.
"Roket menargetkan alun-alun pusat benar-benar teror yang tidak terselubung. Tidak ada yang akan memaafkan. Tidak ada yang akan melupakan. Serangan di Kharkiv ini adalah kejahatan perang."
“Kami menyerukan semua negara di dunia untuk segera dan efektif menanggapi taktik kriminal agresor ini dan untuk menyatakan bahwa Rusia melakukan terorisme negara," tambahnya.
"Kami menuntut tanggung jawab penuh atas teroris di pengadilan internasional,” kata Zelensky.
Baca juga: Dua Oligarki Rusia Serukan Agar Perang di Ukraina Segera Diakhiri
Baca juga: Kesaksian Mahasiswa asal Nigeria dan India, Alami Perlakuan Rasis di Perbatasan Ukraina
Boris Johnson sebut invasi Rusia ke Ukraina lebih buruk dari yang diprediksi
Di sisi lain, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut invasi Rusia ke Ukraina lebih buruk dari yang dia harapkan, Selasa (1/3/2022).
Johnson menambahkan bahwa Eropa sekarang menyaksikan "bencana yang sedang berlangsung."
“Saya takut untuk mengatakan bahwa tragedi yang kami prediksi telah terjadi dan, jika ada, itu lebih buruk dari prediksi kami," tutur Johsnon.
"Kami melihat bencana yang sedang berlangsung di benua Eropa, ”kata Johnson.
“Jelas bahwa (Presiden Rusia) Vladimir Putin siap untuk menggunakan taktik biadab dan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil yang tidak bersalah untuk mengebom blok menara, mengirim rudal ke blok menara, untuk membunuh anak-anak, seperti yang kita lihat dalam jumlah yang meningkat,” tambahnya.
Baca juga: Telepon Menlu Ukraina dan Menlu Rusia, Menteri Retno Marsudi: De-eskalasi Harus Dilakukan
Berbicara bersama rekannya dari Polandia di Warsawa, Perdana Menteri Inggris memberikan penghormatan kepada "kepemimpinan dan keberanian" yang ditunjukkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Menurutnya, Zelensky telah "mengilhami dan memobilisasi" dunia.
Johnson juga mengatakan bahwa Putin telah meremehkan “keinginan besar rakyat Ukraina untuk membela dan melindungi negara mereka sendiri.”
“Saya benar-benar yakin -- saya lebih yakin dari sebelumnya -- saat konflik mengerikan ini berlangsung, bahwa Putin akan gagal," imbuhnya.
"Saya percaya bahwa Putin harus gagal, dan bahwa kami akan berhasil melindungi dan melestarikan Ukraina yang berdaulat, independen, dan demokratis,” tambahnya.
Mengenai topik sanksi ekonomi yang dikenakan pada Rusia oleh Eropa, Johnson menyebutnya sebagai“salah satu paket sanksi paling kuat yang pernah diajukan terhadap negara mana pun dalam beberapa dekade terakhir.”
“Ini jelas sudah memiliki efek dramatis. Kami siap untuk mengintensifkan dan terus berjalan selama diperlukan, ”tambahnya.
Baca juga: Ukraina Klaim 5 Ribu Lebih Tentara Rusia Tewas hingga 29 Helikopter Dihancurkan.
Badan pengungsi PBB mengatakan lebih dari 660.000 orang telah meninggalkan Ukraina
Dilansir Al Jazeera, lebih dari 660.000 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga sejak Rusia menginvasi, kata badan pengungsi PBB (UNHCR).
Juru bicara UNHCR Shabia Mantoo mengatakan dalam jumpa pers di kota Jenewa, Swiss, bahwa ada laporan tentang orang-orang yang menunggu hingga 60 jam untuk memasuki Polandia.
Sementara antrian di perbatasan Rumania mencapai 20 kilometer.
Seperti diketahui, Rusia menyerang Ukraina sejak Kamis (24/2/2022).
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)