Pakar AS Dibuat Bingung Strategi Putin yang Tak Mengerahkan Pesawat Tempur Gempur Ukraina
Moskow bertindak jauh lebih hati-hati dengan kekuatan angkatan udaranya sehingga pejabat AS tidak dapat secara tepat menjelaskan strategi Putin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Agus Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Awalnya Rusia menginvasi Ukraina sejak Kamis (24/2/2022) menggunakan pasukan tempur angkatan udara.
Namun, dalam beberapa hari terakhir terlihat bahwa angkatan udara Rusia ‘hilang’ dari langit Ukarina.
Sejumlah pakar di Amerika Serikat dibuat bingung dengan strategi yang dilakukan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Mereka tak mampu menganalisis lebih jauh terkait hal ini dan hanya berkata “Rusia mulai mengendurkan serangannya di Ukarina”.
Dilansir dari South China Morning Post, Rabu (2/3/2022), sebelum invasi Rusia ke Ukraina, intelijen AS telah memperkirakan kemungkinan serangan besar-besaran dilakukan oleh kekuatan udara Rusia, yang dikumpulkan militernya untuk mendominasi langit Ukraina.
Tetapi enam hari pertama telah mengacaukan harapan itu.
Sebaliknya melihat Moskow bertindak jauh lebih hati-hati dengan kekuatan angkatan udaranya.
Melihat situasi ini, para pejabat AS tidak dapat secara tepat menjelaskan strategi apa yang dilakukan oleh Rusia dalam hal ini.
Baca juga: Transkip Lengkap Pidato Menyentuh dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Hadapan Parlemen Eropa
“Mereka belum tentu mau mengambil risiko tinggi dengan pesawat mereka sendiri dan pilot mereka sendiri,” kata seorang pejabat senior pertahanan AS, yang tak ingin disebutkan namanya.
Sangat kalah bersaing dengan militer Rusia dalam hal jumlah dan daya tempat, angkatan udara Ukraina sendiri masih terbang dan pertahanan udaranya masih dianggap layak.
Sementara angkatan udara Rusia masih terbang di wilayah udara yang diperebutkan di Ukraina.
Ini menjadi sebuah fakta yang membingungkan para ahli militer.
Pasukan Ukraina dengan roket permukaan-ke-udara mampu mengancam pesawat Rusia dan menciptakan risiko bagi pilot Rusia yang mencoba mendukung gerakan pasukan daratnya.
“Ada banyak hal yang mereka lakukan yang membingungkan,” kata Rob Lee, seorang spesialis militer Rusia di Institut Penelitian Kebijakan Luar Negeri.
Dia pikir awal perang akan digunakan dengan kekuatan maksimum.
“Karena setiap hari ada biaya dan risikonya naik. Dan mereka tidak melakukan itu dan itu sangat sulit untuk dijelaskan karena alasan yang realistis,” katanya.
Melihat situasi ini, pakar militer telah melihat bukti kurangnya koordinasi angkatan udara Rusia dengan angkatan darat mereka.
Hal ini terlihat dengan beberapa battalion pasukan Rusia dikirim ke depan di luar jangkauan pertahanan udara mereka sendiri.
Itu membuat tentara Rusia rentan terhadap serangan dari pasukan Ukraina, termasuk yang baru dilengkapi dengan drone Turki dan rudal anti-tank AS dan Inggris.
David Deptula, pensiunan jenderal bintang tiga Angkatan Udara AS yang pernah memimpin zona larangan terbang di Irak utara, mengatakan dia terkejut bahwa Rusia tidak bekerja lebih keras untuk membangun dominasi udara sejak awal.
“Rusia menemukan bahwa mengoordinasikan operasi multi-domain tidak mudah. Dan bahwa mereka tidak sebaik yang mereka duga,” kata Deptula.
Sementara Rusia telah bekerja buruk, dan militer Ukraina telah melebihi harapan sejauh ini.
Pengalaman Ukraina dari delapan tahun terakhir pertempuran dengan pasukan separatis yang didukung Rusia di timur didominasi oleh perang parit, gaya Perang Dunia I.
Sebaliknya pasukan Rusia mendapat pengalaman tempur di Suriah, di mana mereka melakukan intervensi di pihak Presiden Bashar al-Assad.
Baca juga: Bertemu dengan Dubes Ukraina, DPR RI Kecam Invasi Rusia dan Minta Sudahi Perang
Di sana mereka menunjukkan beberapa kemampuan untuk menyinkronkan manuver darat dengan serangan udara dan pesawat tak berawak.
Kemampuan Ukraina untuk terus menerbangkan jet angkatan udara adalah demonstrasi nyata dari ketahanan negara dalam menghadapi serangan dan telah menjadi pendorong moral, baik untuk militernya sendiri dan rakyat Ukraina, kata para ahli.
Hal ini juga menyebabkan mitologi angkatan udara Ukraina, termasuk kisah tentang jet tempur Ukraina yang konon seorang diri menjatuhkan enam pesawat Rusia, dijuluki sebagai "The Ghost of Kyiv".
Amerika Serikat memperkirakan bahwa Rusia menggunakan lebih dari 75 pesawat dalam invasi Ukraina, kata pejabat senior AS.
Menjelang invasi, para pejabat memperkirakan bahwa Rusia berpotensi menyiapkan ratusan pesawat di angkatan udaranya untuk misi Ukraina.
Namun, pejabat senior AS pada Selasa (1/2/2022) menolak untuk memperkirakan berapa banyak pesawat tempur Rusia, termasuk helikopter serang, yang mungkin masih tersedia dan di luar Ukraina.
“Kami memiliki indikasi bahwa mereka kehilangan beberapa (pesawat), tetapi begitu juga dengan Ukraina,” kata pejabat itu.
“Wilayah udara secara aktif diperebutkan setiap hari,” tutupnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Angkatan Udara Rusia ‘Hilang’ dari Langit Ukraina, Pakar AS Dibuat Terdiam dan Bingung oleh Putin
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.