Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina: Upaya Pembunuhan terhadap Presiden Ukraina oleh Unit Elit Chechnya

Berikut update terbaru dari konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, di mana terdapat upaya pembunuhan Presiden Volodymyr Zelenskyy.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina: Upaya Pembunuhan terhadap Presiden Ukraina oleh Unit Elit Chechnya
Twitter/@sourav_jalon
Foto-foto lama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengenakan pakaian militer, viral di media sosial Twitter dan Facebook. 

TRIBUNNEWS.COM - Upaya pembunuhan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah berhasil dicegah.

Hal tersebut dikatakan oleh seorang pejabat pemerintah pada Rabu (2/3/2022) pagi.

Upaya pembunuhan Volodymyr Zelenskyy tersebut direncanakan oleh anggota unit elit Kadyrovtsy.

Kadyrovtsy adalah organisasi paramiliter di Chechnya yang berfungsi sebagai perlindungan Ramzan Kadyrov, kepala Republik Chechnya.

Hal tersebut pun dibenarkan oleh Oleksiy Danilov, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina.

Baca juga: Laporan Rasisme di Ukraina: Warga Asing Kedinginan, Jalan Kaki, Tanpa Makanan, dan Dugaan Pemukulan

“Operasi khusus yang akan dilakukan langsung oleh Kadyrovtsy untuk melenyapkan presiden kita sepenuhnya kita ketahui hari ini," ungkapnya, dikutip Tribunnews dari Anadolu Agency.

Presiden republik Chechnya, Rusia, Ramzan Kadyrov dengan tegas mengeluarkan pernyataan terkait karantina covid-19. Ramzan mengatakan, bagi penduduknya yang melanggar aturan karantina covid-19 harus dieksekusi.
Presiden republik Chechnya, Rusia, Ramzan Kadyrov (Kremlin.ru)

"Saya dapat mengatakan bahwa kami menerima informasi dari perwakilan FSB (Layanan Keamanan Federal Rusia) yang tidak memiliki keinginan untuk ambil bagian dalam operasi tersebut."

Berita Rekomendasi

"Berkat ini, kelompok elit Kadyrov yang datang ke sini untuk melikuidasi presiden kita terbunuh," kata Danilov.

Konvoi Militer Rusia Sepanjang 64 Km Lebih, Ada Tank hingga Artileri

Sebuah gambar satelit baru dari Maxar Technologies menunjukkan deretan konvoi kendaraan besar militer Rusia yang telah mencapai pinggiran Kyiv.

Maxar Technologies mengatakan, pada Senin malam (28/2/2022) konvoi tersebut panjangnya lebih dari 40 mil, atau sekitar lebih dari 64 Kilometer (Km).

Maxar mengatakan konvoi itu menempuh jarak sekitar 17 mil dari jalan raya.

Dikutip Tribunnews dari CNN, konvoi militer besar itu terdiri dari kendaraan lapis baja, tank, artileri yang ditarik dan kendaraan logistik lainnya.

Baca juga: Dino Patti Djalal: RI Harus Ambil Sikap Tegas Soal Konflik Ukraina Vs Rusia

Baca juga: Waduh, Uni Eropa Masukkan 26 Orang Rusia ke Daftar Hitam, Termasuk Jubir Kremlin dan Bos-bos Media

Data dan citra satelite yang diambil Senin menunjukkan konvoi membentang dari pangkalan udara Antonov (sekitar 17 mil dari pusat kota Kyiv) ke utara Pribyrsk, Ukraina.

Tidak hanya itu, Maxar Technologies juga mencatat bahwa mereka melihat gumpalan asap membubung dari sejumlah rumah dan bangunan di utara dan barat laut Ivankiv, dekat jalan tempat konvoi militer Rusia.

Hingga saat ini, tidak jelas apa yang menyebabkan kepulan asap tersebut.

Menurut Maxar, di beberapa daerah jalan raya begitu padat kendaraan militer sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas.

Maxar Technologies merilis gambar citra satelit mengejutkan, yang menggambarkan iring-iringan truk militer Rusia memasuki ibu kota Kyiv pada Senin (28/2/2022) malam. Saking panjangnya, konvoi truk militer Rusia ini mencapai 40 mil panjangnya! Truk-truk ini melaju beriringan meliuk-liuk di sepanjang jalan raya barat laut Kyiv.
Maxar Technologies merilis gambar citra satelit mengejutkan, yang menggambarkan iring-iringan truk militer Rusia memasuki ibu kota Kyiv pada Senin (28/2/2022) malam. Saking panjangnya, konvoi truk militer Rusia ini mencapai 40 mil panjangnya! Truk-truk ini melaju beriringan meliuk-liuk di sepanjang jalan raya barat laut Kyiv. (Maxar Technologies)

Putin Mulai Siapkan Senjata Nuklir

Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukan pencegah nuklir Rusia dalam siaga tinggi, pada Minggu (27/2/2022).

Hal ini pun menambah ketegangan di tengah perang panas invasinya ke Ukraina.

Sebelumnya, Putin telah berbicara dengan para pejabat tinggi, menyebut hal tersebut adalah efek dari pernyataan agresif dari pejabat tinggi anggota NATO.

"Negara-negara Barat tidak hanya mengambil tindakan tidak bersahabat terhadap negara kita di bidang ekonomi, tetapi pejabat tinggi dari anggota NATO terkemuka membuat pernyataan agresif mengenai negara kita," kata Putin dalam komentar yang disiarkan televisi.

Baca juga: Rusia Tuding Batalion Azov Ukraina Pakai Sistem Grad Serang Area Pemukiman di Pinggiran Mariupol

Baca juga: 5 Negara dengan Kekuatan Militer Terkuat di Dunia 2022, Rusia Berada di Peringkat 2

Tidak hanya itu, Barat mulai menjatuhkan sanksi keuangan yang keras terhadap Rusia.

Peringatan dari 'lawannya' tersebut, membuat Putin mengambil langkah tegas, dikutip dari WGN9.

Putin telah memerintahkan agar senjata nuklir Rusia disiapkan untuk meningkatkan kesiapan peluncuran.

Dia mengatakan kepada menteri pertahanan Rusia dan Kepala Staf Umum Militer untuk menempatkan pasukan pencegah nuklir dalam pasukan khusus tugas tempur.

Perintah Putin tersebut menambah ketegangan dengan Barat atas invasi di Ukraina, dan dapat mengarah pada penggunaan senjata nuklir.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas