Rusia Punya 5.977 Senjata Nuklir, Ahli Perkirakan 1.500 Diantaranya Sudah Dikerahkan
Rusia diketahui memiliki jumlah senjata nuklir terbanyak, mencapai 5.977 buah. Sebanyak 1.500 diantaranya sudah dikerahkan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Senjata nuklir jadi sorotan serta menambah ketegangan invasi Rusia di Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin menyiagakan pasukan nuklirnya.
Keputusan Putin ini mengundang banyak reaksi, terutama Uni Eropa dan negara-negara Barat lainnya.
Bahkan, baru-baru ini Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menuduh Ukraina berusaha mendapatkan senjata berbahaya tersebut.
"Ukraina masih memiliki teknologi Soviet dan sarana pengiriman senjata semacam itu. Kami tidak boleh abai dalam menanggapi bahaya nyata ini," tegas Lavrov dalam rekaman yang ditayangkan pada Konferensi Perlucutan Senjata, Selasa (1/3/2022).
Baca juga: VW dan BMW Kalang Kabut Atasi Pasokan Komponen Wire Harness yang Terhambat Invasi Rusia
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Diprediksi Tumbang, Dikhianati Orang-orang Dekatnya
Lantas berapa senjata nuklir yang dimiliki Rusia?
Menurut Federasi Ilmuwan Amerika seperti dilaporkan BBC, Rusia memiliki 5.977 hulu ledak nuklir, yakni perangkat yang memicu ledakan nuklir.
Kendati demikian, sekitar 1.500 diantaranya sudah tidak beroperasi dan akan dibongkar.
Sekitar 4.500 sisanya dianggap sebagai senjata nuklir strategis yang berupa rudal balistik atau roket, yang dapat ditargetkan dari jarak jauh.
Senjata semacam inilah yang biasanya dikaitkan dengan perang nuklir.
Selain itu, ada senjata nuklir yang lebih kecil dan punya daya rusak yang lebih rendah untuk penggunaan jarak pendek di medan perang atau laut.
Para ahli memperkirakan sekitar 1.500 hulu ledak Rusia saat ini "dikerahkan", yang berarti ditempatkan di pangkalan rudal dan pembom atau di kapal selam di laut.
Diketahui, ada sembilan negara di dunia yang memiliki senjata nuklir.
Mereka adalah China, Prancis, India, Korea Utara, Israel, Pakistan, Rusia, Amerika Serikat, dan Inggris.
Baca juga: Mengapa Negara Muslim Chechnya Bantu Rusia? Pengamat: Ingin Serang Kekuatan Besar di Balik Ukraina
Baca juga: Serangan Rusia ke Ukraina Disebut Justru Menguntungkan China, Kok Bisa?
Jika dibandingkan, Rusia unggul dari segi jumlahnya.
Negeri Beruang Putih ini memiliki 5.997, sedangkan NATO punya 5.943, gabungan dari AS sejumlah 5.428, Prancis 290, dan Inggris 225 senjata nuklir.
China tercatat memiliki 350 senjata nuklir, kemudian Pakistan 165, India 160, Israel 90 senjata, dan Korea Utara sebanyak 20.
China, Prancis, Rusia, AS, dan Inggris termasuk di antara 191 negara yang menandatangani Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT).
Berdasarkan perjanjian tersebut, negara-negara ini harus mengurangi persediaan hulu ledak nuklir dan berkomitmen untuk menghilangkannya sepenuhnya.
India, Israel, dan Pakistan tidak pernah bergabung dengan NPT, sementara Korea Utara pergi pada tahun 2003.
Israel adalah satu-satunya negara dari sembilan negara yang tidak pernah secara resmi mengakui program nuklirnya, namun diakui secara luas.
Seberapa merusak senjata nuklir?
Senjata nuklir dirancang untuk menyebabkan kehancuran maksimum.
Kerusakan itu bergantung pada ukuran hulu ledak, seberapa tinggi di atas tanah itu meledak, dan lingkungan.
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Merusak Mimpi China Atas Proyek Jalur Sutra di Eropa
Baca juga: Presiden Ukraina Klaim Banyak Pasukan Rusia yang Melarikan Diri
Kendati demikian, hulu ledak yang paling kecil pun dapat menyebabkan banyak korban jiwa dan risiko berkepanjangan.
Bom yang menewaskan hingga 146.000 orang di Hiroshima, Jepang, selama Perang Dunia Kedua, adalah 15 kiloton.
Sedangkan hulu ledak nuklir saat ini bisa lebih dari 1.000 kiloton.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.