Uniqlo hingga McDonalds Putuskan Tetap Beroperasi di Rusia, Kritik di Media Sosial Berdatangan
Uniqlo hingga McDonalds memutuskan untuk tetap beroperasi walaupun banyak perusahaan angkat kaki. Kritik pun berdatangan terkait keputusan ini.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Bantuan tersebut, secara teknis, akan membantu terkait pengadaan tempat tinggal sementara untuk pengungsi, dukungan psikologis, dan layanan lainnya.
Ditambah, Uniqlo juga menyatakan akan mendonasikan 100 ribu pakaian termasuk selimut hingga masker untuk pengungsi.
McDonald hingga PepsiCo Masih Beroperasi
Tak hanya Uniqlo yang masih beroperasi di Rusia, perusahaan makanan cepat saji yaitu McDonalds juga bertahan.
Sebelumnya, McDonalds didesak untuk mencegah ditutupnya 847 restoran yang berada di Rusia oleh mayoritas investor yaitu pemilik dari dana pensiun di New York, AS.
Dana pensiun yang dikelola oleh McDonalds hingga akhir tahun 2021 sendiri mencapai 280 miliar dolar AS.
“Menghentikan atau mengakhiri bisnis McDonalds di Rusia akan berdampak kepada risiko investasi yang bermacam-macam dengan pasar Rusia.”
Selain itu berperang penting dengan mengutuk apa yang dilakukan Rusia adalah sangat penting sehingga dapat memperkuat dan menyehatkan ekonomi global,” kata pengawas negara dari AS, Thomas DiNapoli melalui surat yang dilayangkan kepada CEO McDonald, Christoper Kempczinski.
Sementara, berdasarkan laporan investasinya, 84 persen restoran McDonalds di Rusia dimiliki oleh perusahaan yang beroperasi di Chicago AS dengan sisanya berasal dari perusahaan di Rusia.
Dewan Pengawas di New York telah mendesak juga perusahaan makanan ringan dan minuman bersoda, Pepsi serta delapan perusahaan lainnya untuk menghentikan operasinya di Rusia.
Namun desakan yang dilayangkan melalui email tersebut belum direspon oleh perusahaan yang bersangkutan.
“Perusahaan seperti McDonalds dan PepsiCo di mana memiliki cabang yang banyak di Rusia, diharapkan berpikir apakah melakukan bisnis di Rusia sangatlah penting.”
“Hal tersebut dikarenakan Rusia masih dalam keadaan yang sangat naik turun,” kata DiNapoli.
“Kita juga mendorong perusahaan yang kita berikan investasi untuk melakukan analisis risiko dan mempertimbangkan keputusan terbaik untuk perusahaan mereka dan para pemegang saham,” imbuhnya.