Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Luar Negeri Rusia: Jalur Belarus Tetap Jadi Pusat Dialog antara Rusia dan Ukraina

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa jalur Belarus untuk proses negosiasi antara Rusia dan Ukraina

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Menteri Luar Negeri Rusia: Jalur Belarus Tetap Jadi Pusat Dialog antara Rusia dan Ukraina
The Moscow Times
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, ANTALYA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa jalur Belarus untuk proses negosiasi antara Rusia dan Ukraina merupakan hal yang utama dan penting.

Pernyataan ini ia sampaikan setelah melakukan pembicaraan dengan Menteri Kuar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Antalya, Turki pada Kamis waktu setempat.

"Pembicaraan hari ini menegaskan bahwa jalur Belarus ini tidak memiliki alternatif," kata Lavrov.

Dikutip dari laman TASS, Kamis (10/3/2022), diplomat top Rusia itu kemudian mencatat bahwa negaranya setuju dengan proposal yang diajukan oleh rekan-rekan Turki untuk mengadakan pembicaraan dengan pihak Ukraina.

Menurut Lavrov, hal ini mengindikasikan bahwa Rusia 'mendukung kontak apapun mengenai masalah-masalah yang menjadi dasar krisis Ukraina saat ini dan tentang bagaimana cara untuk menyelesaikannya'.

"Kami menunjukkan sejak awal bahwa kontak ini harus memiliki nilai tambah, tegas Lavrov.

Baca juga: Sanksi Baru Uni Eropa Targetkan Bank Belarus, Cryptocurrency, dan Pengiriman ke Rusia

BERITA TERKAIT

Sebelumnya, Lavrov dan Kuleba memang dijadwalkan bertemu di sela-sela Forum Diplomatik di Antalya Turki pada Kamis waktu setempat.

Perlu diketahui, Rusia memulai operasi militer khusus di Ukraina sejak 24 Februari lalu, setelah Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) yang memisahkan diri dari Ukraina, meminta bantuan Rusia di tengah aksi penembakan intensif terhadap warga sipil di wilayah Donbass yang diduga dilakukan pasukan Ukraina.

Putin, yang juga menandatangani dekrit pengakuan kedaulatan republik itu pada 21 Februari lalu, menegaskan bahwa pasukan Rusia dikerahkan ke Ukraina untuk 'demiliterisasi dan denazifikasi' negara itu.

Baca juga: Peretas Rusia dan Belarusia Lancarkan Serangan Phishing kepada Ukraina

Sumber: https://tass.com/politics/1419761

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas