Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

180 Tentara Bayaran Asing Tewas, Saat Rudal Rusia Hancurkan Pangkalan Militer Ukraina

Diperkirakan sebanyak 30 rudal Rusia menghantam pangkalan besar milik Ukraina di dekat perbatasan dengan anggota NATO, Polandia

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in 180 Tentara Bayaran Asing Tewas, Saat Rudal Rusia Hancurkan Pangkalan Militer Ukraina
AFP / Citra satelit © 2022 Maxar Technologies
Citra satelit Maxar pada 12 Maret 2022, menunjukkan pemandangan multispektral kebakaran di kawasan industri Distrik Primorskyi di Mariupol barat, Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM -- Militer Ukraina dan tentara bayaran tak mampu membendung serangan udara Rusia di perbatasan Polandia.

Diperkirakan sebanyak 30 rudal Rusia menghantam pangkalan besar milik Ukraina di dekat perbatasan dengan anggota NATO, Polandia pada Minggu (13/3/2022).

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, bahwa serangan udara itu telah menghancurkan sejumlah besar senjata yang dipasok oleh negara-negara asing yang disimpan di fasilitas pelatihan yang luas itu, dan telah menewaskan hingga 180 tentara bayaran asing.

Baca juga: Pemerintah China Tuduh AS Berbohong, Tepis Isu Rusia Minta Bantuan Invasi ke Ukraina

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan Rusia telah menggunakan senjata jarak jauh berpresisi tinggi untuk menyerang Yavoriv dan fasilitas terpisah di Desa Starichi.

"Akibat serangan itu, hingga 180 tentara bayaran asing dan sejumlah besar senjata asing dihancurkan," kata Konashenkov, dikutip dari Reuters.

Pusat Perdamaian dan Keamanan Internasional Yavoriv merupakan salah satu pangkalan militer terbesar di Ukraina dan terbesar di bagian barat negara itu yang sejauh ini terhindar dari pertempuran terburuk.

Baca juga: Pertempuran Sengit di Irpin, Pasukan Ukraina Menembak ke Segala Arah untuk Menghalau Rusia

Pangkalan militer Yavoriv memiliki luas 360 km persegi. Lokasinya hanya berjarak 25 km dari perbatasan Polandia yang sebelumnya menampung instruktur militer NATO.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, Pejabat lokal Yavoriv melaporkan, serangan Rusia di pangkalan militer Yavoric menewaskan 35 orang dan melukai 134 orang.

Namun, Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi korban yang dilaporkan oleh kedua belah pihak.

Rusia sendiri telah memperingatkan pada Sabtu (12/3/2022), bahwa konvoi pengiriman senjata Barat ke Ukraina dapat dianggap sebagai target yang sah.

Gubernur Lviv Maksym Kozytskyy mengatakan pesawat Rusia menembakkan sekitar 30 roket ke fasilitas Yavoriv.

Ukraina, yang aspirasinya untuk bergabung dengan NATO sangat mengganggu Presiden Rusia Vladimir Putin, mengadakan sebagian besar latihannya dengan negara-negara Barat di pangkalan itu sebelum invasi.

Latihan besar terakhir adalah pada bulan September 2021. Pada minggu-minggu sebelum invasi Rusia pada 24 Februari, militer Ukraina berlatih di sana, tetapi menurut media Ukraina semua instruktur asing pergi pada pertengahan Februari, meninggalkan peralatan.

Baca juga: Turki dan Yunani Bahas Perang Ukraina dan Sepakat Tingkatkan Kerja Sama

"Ruang makan dan asrama hancur. Begitu juga baraknya," kata Kolonel Leonid Benzalo, seorang petugas di cadangan medis Ukraina yang terlempar ke seberang ruangan oleh salah satu ledakan.

"Yang paling penting adalah kami masih hidup," katanya kepada Reuters setelah merawat yang terluka di sana.

Sementara negara-negara Barat telah berusaha untuk mengisolasi Putin dengan memberlakukan sanksi ekonomi yang keras dan telah memasok Ukraina dengan senjata, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya khawatir untuk menghindari NATO ditarik ke dalam konflik.

"Tidak ada personel NATO di Ukraina," kata pejabat NATO itu, ketika ditanya apakah ada orang dari aliansi yang berada di pangkalan itu.

Baca juga: Serangan Udara Rusia di Pangkalan Militer Ukraina Tewaskan 35 Orang, 134 Terluka

Sementara itu, Inggris menyebut serangan itu sebagai "eskalasi signifikan", dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menanggapi dengan sebuah posting di Twitter yang mengatakan "kebrutalan harus dihentikan".

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, berbicara di acara "Face the Nation" CBS, memperingatkan setiap serangan di wilayah NATO akan memicu tanggapan penuh oleh aliansi tersebut.

Hampir 4.000 Infrastruktur Militer Ukraina Hancur

Dilaporkan Interfax, tentara Rusia mengklaim telah menonaktifkan sebanyak 3.920 elemen infrastruktur militer Ukraina sejak operasi militer pada 24 Februari 2022 lalu.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov pada konferensi pers pada Senin (14/3/2022) mengatakan, , sebanyak 143 kendaraan udara tak berawak, 1.267 tank dan jenis kendaraan lapis baja lainnya, 124 peluncur roket, 457 sistem artileri dan mortir, dan 1.028 kendaraan militer khusus telah dihancurkan hingga saat ini.

"Sejak awal operasi militer khusus, 3.920 elemen infrastruktur militer Ukraina telah dinonaktifkan," kata Konashenkov.

Pasukan Dirgantara Rusia telah menjatuhkan empat kendaraan udara tak berawak Ukraina, termasuk satu Bayraktar TB-2, semalam, kata Konashenkov.

Pesawat taktis, tentara dan tak berawak menghantam 187 lokasi, katanya.

Kementerian Pertahanan Rusia juga melaporkan pertempuran di pinggiran timur laut Sievierodonetsk, Ukraina.

Sievierodonetsk adalah sebuah kota di timur Ukraina, dan pusat administrasi wilayah Luhansk dengan populasi 100.000-plus. (Kompas.com/Reuters/Interfax)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas