Rusia Beri Sanksi pada Joe Biden dan Petinggi AS, Gedung Putih Remehkan Langkah Rusia
Rusia beri sanksi pada Joe Biden dan petinggi AS, Gedung Putih remehkan langkah Rusia. Moskow akan tambah sanksi pada Russofobia & perwira militer AS.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Rusia mengumumkan sanksi terhadap Biden dan beberapa pejabat tinggi AS.
Rusia mengatakan, telah menempatkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan selusin pejabat tinggi AS dalam daftar yang melarang mereka memasuki Rusia.
Keputusan itu adalah tanggapan terhadap serangkaian sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang melarang pejabat senior Federasi Rusia masuk ke Amerika Serikat, dikutip dari Al Jazeera.
Daftar pejabat AS yang terkena sanksi Rusia disusun atas dasar timbal balik.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina: 2 Jurnalis Tewas setelah Kendaraan yang Ditumpangi Dihantam Peluru
Menurut situs Departemen Diplomatik Rusia, daftar pejabat tersebut mencakup:
1. Joe Biden (Presiden AS);
2. Anthony Blinken (Menteri Luar Negeri AS);
3. Lloyd Austin (Kepala Pentagon);
4. Jake Sullivan (Asisten Keamanan Nasional Presiden);
5. William Burns (Direktur CIA);
6. Mark Milley (Ketua Kepala Staf Gabungan);
7. Jen Psaki Sekretaris Pers Gedung Putih);
8. Duleep Singh (Asisten Deputi Presiden untuk Keamanan Nasional);
9. Samantha Power (Direktur Badan Pembangunan Internasional);
10. Hunter Biden (Putra Presiden AS);
11. Hillary Clinton (Mantan Menteri Luar Negeri AS dan mantan calon presiden);
12. Adewale Adeyemo (Deputi Pertama Menteri Keuangan AS);
13. Reta Joe Lewis (Presiden dan Ketua Dewan Direksi Bank Ekspor-Impor).
Pengumuman lebih lanjut tentang perluasan daftar sanksi akan menyusul dalam waktu dekat.
Kementerian luar negeri Rusia, pada Selasa (15/3/2022), menambahkan Trudeau ke daftar individu yang terkena sanksi.
Langkah-langkah itu tampaknya sebagian besar bersifat simbolis, karena Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pihaknya mempertahankan hubungan resmi.
Jika perlu, Rusia akan menyelesaikan masalah yang timbul dari status orang-orang yang muncul di "daftar hitam" untuk mengatur tingkat tinggi kontak.
Dikutip dari The Moscow Times, Kementerian Luar Negeri Rusia memperingatkan, Moskow akan segera mengumumkan sanksi tambahan terhadap sejumlah pejabat AS yang “Russofobia”, perwira militer, legislator, pengusaha, dan tokoh media.
Baca juga: China Menentang Sanksi Sepihak Barat Terkait Invasi Rusia ke Ukraina
AS Meremehkan Sanksi dari Rusia

Dikutip dari Al Jazeera, Gedung Putih meremehkan langkah Rusia, pada Selasa (15/3/2022), dengan mengatakan Moskow mungkin secara tidak sengaja memberi sanksi kepada ayah almarhum Biden dengan menghilangkan akhiran "junior" dari ejaan nama Presiden AS.
"Presiden Biden adalah seorang junior sehingga mereka mungkin telah memberikan sanksi kepada ayahnya, semoga dia beristirahat dengan tenang," kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, kepada wartawan.
“Tidak ada dari kami yang merencanakan perjalanan wisata ke Rusia, tidak ada dari kami yang memiliki rekening bank yang tidak dapat kami akses, jadi kami akan terus maju,” katanya.
Ia menambahkan, pemerintahan Biden “yakin” akan dapat melakukan “percakapan langsung dan tidak langsung dengan Rusia” jika diperlukan.
Baca juga: Tuntutan Ukraina pada Negara Barat, Lebih Banyak Sanksi untuk Rusia hingga Minta Bantuan Senjata
AS dan Kanada Beri Sanksi pada Pejabat Rusia
Sebelumnya, Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi terhadap empat individu Rusia.
Terdapat satu entitas yang dituduh berperan dalam menyembunyikan peristiwa seputar kematian pelapor Sergei Magnitsky atau terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia terhadap advokat hak asasi Oyub Titiev.
Pernyataan Departemen Keuangan AS juga memberlakukan sanksi baru terhadap Presiden Belarus, Alexander Lukashenko dan istrinya, sehingga meningkatkan tekanan pada Moskow dan Belarus.
“Kami mengutuk serangan Rusia terhadap koridor kemanusiaan di Ukraina dan menyerukan Rusia untuk menghentikan perang brutal dan tidak beralasan melawan Ukraina,” kata kepala Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan AS, Andrea Gacki, dalam sebuah pernyataan.
Kanada juga menjatuhkan sanksi kepada 15 pejabat Rusia yang memungkinkan dan mendukung perang di Ukraina.
"Presiden Putin membuat pilihan untuk melanjutkan invasi ilegal dan tidak dapat dibenarkan, dan dia juga dapat membuat pilihan untuk mengakhirinya dengan segera mengakhiri kekerasan yang tidak masuk akal dan menarik pasukannya," kata Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly, dalam sebuah pernyataan.
Menanggapi intervensi militer Rusia di Ukraina, AS melarang Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov serta mengadopsi sanksi yang sebagian besar telah memotong Rusia secara finansial dari seluruh dunia.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Rusia VS Ukraina