Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Perjanjian Nuklir, Iran Yakin Rusia Jadi Pendukungnya

Iran menyatakan Rusia bukanlah penyebab hambatan untuk negosiasi kesepakatan nuklir di negeri para mullah tersebut.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Soal Perjanjian Nuklir, Iran Yakin Rusia Jadi Pendukungnya
Foto Mainichi
Ilustrasi pembangkit tenaga nuklir 

Pada 11 Maret, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell mengatakan bahwa pembicaraan di Wina terhenti karena faktor eksternal.

Dia mengatakan teks akhir hampir siap, jadi dia akan bekerja sama dengan semua pihak di JCPOA dan AS untuk menyelesaikan kesepakatan.

Baca juga: Kebakaran Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia di Ukraina Padam, Kini Lokasinya Dikuasai Rusia

Sebelumnya diberitakan, kesepakatan soal nuklir Iran yang diperkirakan sedikit lagi selesai sekarang jadi mentok.

Rusia menegaskan, sanksi AS terhadap Rusia harus dipertimbangkan dalam pembicaraan mengenai masa depan kesepakatan nuklir Iran, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dikutip dari Interfax, Selasa (15/3/2022).

"Sanksi terhadap Rusia secara langsung menyangkut kepentingan nasional kita dalam konteks kelanjutan kesepakatan ini," kata Peskov menanggapi pertanyaan apakah sanksi AS terhadap Rusia dan pembicaraan tentang Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) akan dilihat secara terpisa dari satu sama lain.

"Sanksi itu harus diperhatikan, dan harus diperhatikan dengan baik. Ini aspek baru yang tidak bisa ditinggalkan dan harus diperhitungkan," katanya.

Sikap Moskow dalam hal ini "sudah diketahui oleh Amerika Serikat," katanya.

Berita Rekomendasi

Perancis, Inggris, dan Jerman pada Sabtu (12/3/2022) memperingatkan Rusia, tuntutannya agar perdagangannya dijamin dengan Iran bisa berisiko membuat kesepakatan nuklir yang hampir selesai kolaps seketika.

Para negosiator sudah mencapai tahap akhir diskusi untuk memulihkan kesepakatan nuklir Iran (JCPOA), yang mencabut sanksi terhadap Iran dengan imbalan pembatasan program nuklirnya.

Negara-negara Barat sejak lama memandang program nuklir Iran sebagai kedok untuk mengembangkan bom atom.

Namun, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Sabtu (12/3/2022) secara tak terduga menuntut jaminan besar bahwa perdagangan Rusia dengan Iran tidak akan terpengaruh oleh sanksi yang dijatuhkan pada Moskwa atas invasinya ke Ukraina.

"Jangan sampai ada yang mengeksploitasi negosiasi JCPOA untuk mendapatkan jaminan yang terpisah dari JCPOA," kata Perancis, Inggris, dan Jerman--yang disebut sebagai pihak Eropa E3 pada kesepakatan 2015--dikutip dari Reuters.

"Ini berisiko kolapsnya kesepakatan," lanjut mereka.

Kesepakatan di atas meja harus diselesaikan dengan sangat mendesak, tambah ketiganya. Sementara itu, Amerika Serikat sudah bersikeras tidak akan menyetujui tuntutan Rusia.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas