Tentara Rusia Dikabarkan Tembak Kaki Sendiri agar Tak Bertarung dengan Ukraina
Tentara Rusia dilaporkan menembak diri mereka sendiri di bagian kaki agar bisa pergi ke rumah sakit dan menghindari pertempuran di Ukraina.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Tentara Rusia dilaporkan menembak diri mereka sendiri di bagian kaki agar bisa pergi ke rumah sakit dan menghindari pertempuran di Ukraina.
Dilansir Mirror, menurut perkiraan AS, dalam tiga minggu pertempuran, Rusia telah kehilangan lebih dari 7.000 tentara.
Semangat para tentara pun dilaporkan mulai goyah.
Hukuman berat akan diberikan kepada tentara yang meninggalkan pertempuran dan kembali ke Rusia.
Maka beberapa di antara mereka mengambil tindakan ekstrem untuk melarikan diri dari pertempuran.
Menurut outlet media Belarusia NEXTA, percakapan pasukan Rusia yang disadap, menunjukkan bahwa tentara yang putus asa "mencari amunisi Ukraina untuk menembak kaki mereka sendiri dan pergi ke rumah sakit".
Baca juga: Zelensky Dapat Bantuan Militer dari Biden, Ancam Tentara Bayaran Tak Gabung ke Rusia
Baca juga: Tak Siap Lawan Kebrutalan Tentara Rusia, Legiun Asing di Ukraina Pilih Kabur
Dalam percakapan lain yang disadap yang dipublikasikan pada hari Sabtu (12/3/2022), seorang tentara Rusia terdengar mengatakan:
"Mereka telah menembaki kami selama 14 hari."
"Kami takut. Kami mencuri makanan, membobol rumah."
"Kami membunuh warga sipil."
"Petugas Rusia menembak diri mereka sendiri di kaki untuk pulang."
"Ada mayat di mana-mana."
Berita ini datang karena menurut laporan Amerika, pasukan Rusia telah kehilangan semangat sehingga mereka meninggalkan kendaraan mereka dan berjalan ke hutan.
Dorongan Rusia untuk meningkatkan semangat tentara juga membuat sekitar 20 jenderal tinggi maju lebih dekat ke garis depan di Ukraina.
Namun, empat jenderal besar telah kehilangan nyawa mereka dalam pertempuran, dengan setidaknya belasan komandan tewas dalam pertarungan.
Evelyn Farkas, pejabat tinggi Pentagon untuk Rusia dan Ukraina selama kepresidenan Obama mengatakan:
"Kekalahan seperti ini mempengaruhi moral dan kohesi unit, terutama karena tentara ini tidak mengerti mengapa mereka berperang."
"Kesadaran situasional mereka secara keseluruhan menurun."
"Seseorang harus mengemudi, seseorang harus menembak."
Pentagon Sebut Vladimir Putin Kerahkan 75% Militernya dalam Invasi Ukraina
Sebagian besar serangan militer Rusia di Ukraina dapat dihentikan oleh pertahanan Ukraina, tetapi militer Rusia terus menembakkan puluhan rudal dan roket ke sasaran sipil dan militer setiap hari, kata seorang pejabat senior pertahanan AS pada briefing di Brussels, Rabu (16/3/2022).
Dilansir The Week, AS memperkirakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki sekitar 75 persen dari total militernya untuk berkomitmen dalam perang di Ukraina.
Seorang pejabat kemudian mengklarifikasi bahwa angka 75 persen yang dimaksud sebagian besar mengacu pada "kelompok taktis batalyon," yang merupakan unit yang paling diandalkan Putin.
"Pada puncak perang kami di Irak dan Afghanistan, kami berkomitmen sekitar 29 persen," kata mantan komandan Angkatan Darat AS Eropa Letnan Jenderal Ben Hodges dari lembaga Center for European Policy Analysis (CEPA) pada hari Selasa.
"Dan sulit untuk mempertahankan itu."
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada hari Selasa bahwa mengingat kerugian personel Putin yang signifikan di Ukraina, Rusia mengerahkan pasukan dari jauh seperti Distrik Militer Timur, Armada Pasifik, dan Armenia.
Rusia juga semakin berusaha untuk mengeksploitasi sumber-sumber tidak resmi seperti dari swasta, perusahaan militer, Suriah dan tentara bayaran lainnya.
Hodges mengatakan bahwa Pentagon melihat Rusia sengaja mendiskusikan kemungkinan pasukan pengganti.
"Mengingat kematian, cedera, dan pembelotan yang mereka derita setiap hari, tentu masuk akal bahwa mereka ingin mengeksplorasi opsi untuk mengisi kembali kerugian itu," ujarnya.
"Namun, kami belum melihat indikasi apa pun saat ini."
"Kami masih menilai bahwa mereka memiliki sejumlah besar kekuatan tempur yang tersedia untuk mereka di Ukraina."
"Cukup jelas bahwa para jenderal Rusia kehabisan waktu, amunisi, dan tenaga."
"Tidak ada kabar bahwa Rusia memiliki unit besar yang bersembunyi di hutan di suatu tempat, dan jelas bahwa 900.000 kekuatan militer Rusia adalah angka kosong."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)