Asosiasi Senjata AS Mengaku Jadi Target Serangan Peretas asal Rusia
Asosiasi Senapan Nasional Amerika Serikat (NRA), mengonfirmasi telah menjadi target serangan ransomware yang terjadi pada Oktober tahun lalu.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, VIRGINIA - Asosiasi Senapan Nasional Amerika Serikat (NRA), mengonfirmasi telah menjadi target serangan ransomware yang terjadi pada Oktober tahun lalu.
NRA terkena serangan ransomware pada 20 Oktober 2021.
Serangan ransomware ini mengakibatkan terputusnya jaringan NRA selama dua minggu. NRA dilaporkan tidak dapat mengakses email dan jaringan internetnya sampai minggu kedua di bulan November.
Baca juga: Rusia Kehilangan Enam Jenderal Militer selama Perang Ukraina, Mantan Bos CIA: Ini Sangat Tidak Biasa
Melansir dari Theverge.com, Senin (21/3/2022), pada tahun lalu kelompook kejahatan siber Rusia bernama Grief, diduga meretas NRA dan memposting beberapa dokumen yang diambil dari NRA di Dark Web.
Kelompok ini juga diduga berhubungan dengan kelompok peretas terkenal yang juga berbasis di Rusia, Evil Corp. Kelompok peretas Grief juga mengancam akan memposting lebih banyak dokumen curian jika tidak segera menerima uang tebusan.
Baca juga: Ditangkap Ukraina, Tentara Rusia Akui Ribuan Rekan-rekannya Tewas di Medan Perang
Namun tidak ada informasi yang mengatakan apakah akhirnya NRA memberikan uang tebusan yang diminta kelompok peretas itu.
Organisasi ini tidak pernah terbuka untuk mengonfirmasi serangan ransowmare pada saat itu. Sebaliknya, NRA mengeluarkan pernyataan melalui Twitter-nya dengan mengatakan tidak akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan keamanan fisik serta elektronik organisasinya serta akan mengambil langkah untuk melindungi informasi mereka.
Hingga hari ini pun, NRA belum memberikan tanggapan lain selain mengonfirmasi telah menjadi target serangan ransomware tahun lalu. Organisasi ini hanya menambahkan, akan menerapkan langkah-langkah keamanan siber tambahan agar serangan ransomware seperti tahun lalu tidak terulang kembali.