Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Selamat dari Holocaust, Pria 96 Tahun Ini Tewas dalam Serangan Rusia di Ukraina

Seorang pria 96 tahun yang selamat dari Holocaust Nazi telah tewas saat pasukan Rusia menembaki gedung apartemennya di Kharkiv, Ukraina.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Selamat dari Holocaust, Pria 96 Tahun Ini Tewas dalam Serangan Rusia di Ukraina
bbc.com/YAYASAN PERINGATAN BUCHENWALD DAN MITTELBAU-DORA
Boris Romantschenko selamat dari penahanan di empat kamp konsentrasi terpisah antara tahun 1942 dan 1945, telah tewas dalam serangan Rusia di Kharkiv, Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria berusia 96 tahun yang selamat dari Holocaust Nazi selama Perang Dunia Kedua telah tewas dalam serangan Rusia di kota timur Kharkiv, Ukraina.

Di antara para korban perang Rusia di Ukraina ada seorang penyintas Holocaust yang mengabdikan hidupnya untuk melestarikan sejarahnya yakni Boris Romantschenko.

Sebagai informasi, dikutip dari Wikipedia, Holocaust, dikenal pula sebagai Shoah, adalah genosida terhadap kira-kira enam juta penganut Yahudi Eropa selama Perang Dunia II.

Holocaust merupakan suatu program pembunuhan sistematis yang didukung oleh negara Jerman Nazi, dipimpin oleh Adolf Hitler, dan berlangsung di seluruh wilayah yang dikuasai oleh Nazi.

Boris Romantschenko selamat dari empat kamp konsentrasi termasuk Buchenwald, Dora dan Bergen Belsen.

Pria berusia 96 tahun itu tewas pekan lalu ketika pasukan Rusia menembaki gedung apartemennya di Kharkiv, kata Yayasan Peringatan Buchenwald dan Mittelbau-Dora dalam sebuah tweet .

"Sekarang dia (Romantschenko) terbunuh oleh peluru yang mengenai rumahnya," tulis mereka. sebagaimana dikutip dari npr.org.

Berita Rekomendasi

"Kami tercengang."

Menurut cucu perempuan Romantschenko, yayasan itu mengatakan dia tinggal di sebuah gedung bertingkat yang terkena tembakan Rusia pada hari Jumat (18/3/2022).

Baca juga: Hubungan Rusia-AS Makin Panas, Kremlin Tersinggung Presidennya Disebut Penjahat Perang

Baca juga: Mengenal Rudal Hipersonik, Senjata Mematikan yang Digunakan Rusia untuk Menyerang Ukraina

Ia juga mengatakan, menurut terjemahan bahasa Inggris, bahwa dia "berkampanye secara intensif untuk mengenang kejahatan Nazi dan menjadi wakil presiden Komite Internasional Buchenwald-Dora."

Presiden Rusia, Vladimir Putin telah berulang kali menggambarkan tujuan operasi militernya sebagai "denazifikasi" Ukraina, sebuah klaim yang dikatakan para ahli kepada NPR mendistorsi sejarah dan kenyataan.

Orang-orang berjalan di dekat gedung yang rusak akibat penembakan di tengah invasi Rusia ke Ukraina di Kyiv pada 17 Maret 2022, saat pasukan Rusia mencoba mengepung ibu kota Ukraina sebagai bagian dari serangan yang bergerak lambat. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP)
Orang-orang berjalan di dekat gedung yang rusak akibat penembakan di tengah invasi Rusia ke Ukraina di Kyiv pada 17 Maret 2022, saat pasukan Rusia mencoba mengepung ibu kota Ukraina sebagai bagian dari serangan yang bergerak lambat. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP) (AFP/SERGEI SUPINSKY)

Awal bulan ini, serangan Rusia di Kyiv menghantam Babyn Yar Holocaust Memorial Center, tempat Nazi membunuh hampir 34.000 orang Yahudi selama 36 jam pada September 1941.


Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, yang adalah seorang Yahudi, mengatakan dalam sebuah tweet pada saat itu bahwa itu adalah "sejarah yang berulang."

"Kepada dunia: Apa gunanya mengatakan tidak pernah lagi selama 80 tahun, jika dunia tetap diam ketika sebuah bom dijatuhkan di tempat yang sama di Babyn Yar?" tulisnya.

Pasukan Rusia tanpa henti menembaki Kharkiv, yang terletak hanya 30 mil dari perbatasan, selama lebih dari tiga minggu.

Mengutip BBC, sedikitnya 500 warga sipil kini tewas di sana, kata pejabat Ukraina.

Polisi mengatakan salah satu korban telah diidentifikasi sebagai anak laki-laki berusia sembilan tahun.

Yayasan Peringatan Buchenwald dan Mittelbau-Dora mengatakan "sangat terganggu" oleh kematian Romantschenko.

Organisasi tersebut, di mana Romantschenko menjadi wakil presidennya, mengumumkan berita tersebut setelah diberitahu oleh keluarganya dan mengatakan dia telah "bekerja keras untuk mengenang kejahatan Nazi".

"Kami berduka atas kehilangan seorang teman dekat. Kami berharap putra dan cucunya, yang membawakan berita sedih kepada kami, banyak kekuatan di masa-masa sulit ini," tambah pernyataan yayasan itu.

Kematian Romantschenko terjadi lebih dari tiga minggu setelah Presiden Vladimir Putin berusaha membenarkan invasinya ke rakyat Rusia dengan mengatakan kepada mereka bahwa tujuannya adalah untuk "menghancurkan Ukraina".

Sosok Boris Romantschenko

Romantschenko lahir di kota timur laut Bondari pada 20 Januari 1926.

Dia ditangkap oleh pasukan Nazi pada usia 16 tahun setelah invasi Uni Soviet dan dideportasi ke Jerman pada tahun 1942, di mana dia dipaksa melakukan kerja paksa, kata yayasan tersebut.

Setelah upaya melarikan diri yang gagal pada tahun 1943, ia dikirim ke kamp konsentrasi Buchenwald, di mana sekitar 56.545 orang dibunuh sebelum pembebasannya pada tahun 1945 oleh sekutu.

Boris Romantschenko sedang membacakan Sumpah Buchenwald.
Boris Romantschenko sedang membacakan Sumpah Buchenwald pada peringatan pembebasan Buchenwald di tahun 2012.

Baca juga: Jerman Ingin Reformasi Undang-undang Informasi Aborsi Era Nazi

Baca juga: Situasi Mariupol Sekarang Mirip Pengepungan Nazi di Perang Dunia II, Rusia Putus Aliran Listrik

Dia juga menghabiskan waktu di subkamp Mittelbau-Dora, serta kamp Bergen Belsen dan Peenemünde yang terkenal.

Romantschenko, yang bukan Yahudi, kembali ke Buchenwald pada 2012 untuk merayakan ulang tahun ke-67 pembebasan kamp oleh pasukan AS, di mana ia mengucapkan janji yang dibuat oleh para penyintas untuk menciptakan "dunia baru di mana perdamaian dan kebebasan berkuasa".

Rezim Nazi membunuh lebih dari enam juta orang Yahudi di seluruh Eropa yang diduduki antara tahun 1941 dan 1945.

(Tribunnews.com/Yurika)

Berita Rusia Vs Ukraina lainnya

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas