Sidang IPU Ke-144 Bali Diharapkan Bisa Menstimulus Peningkatan Ekonomi Global
Pada pertemuan bilateral tersebut, masing-masing negara berusaha mendorong kembali kerja sama di berbagai bidang, kata Putu.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Bali dapat meningkatkan ekonomi pasca pandemi Covid–19.
"Tentu perlu adanya kerja sama antarnegara dalam meningkatkan dan menumbuhkan kembali ekonomi pasca pandemi Covid-19," ujar Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma.
Disela–sela agenda perhelatan IPU ke–144 di Bali, Selasa (22/3/2022), Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mengungkapkan Indonesia melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah negara, diantaranya seperti Belarus, Jerman, Kamboja dan Iran.
Pada pertemuan bilateral tersebut, masing-masing negara berusaha mendorong kembali kerja sama di berbagai bidang, kata Putu.
Putu mengungkapkan dari pertemuan tersebut diharapkan ditindaklanjuti dengan kerja sama yang lebih komprehensif dan konkret.
Contohnya delegasi Iran, memandang Indonesia memiliki potensi yang luar biasa di bidang perdagangan sehingga diharapkan kerja sama perdagangan antarnegara dapat ditingkatkan.
Baca juga: Ketua DPR Turun Langsung Persiapkan Pelaksanaan Sidang IPU di Bali
Pertemuan dengan delegasi Kamboja membahas mengenai presidensi Asean Inter-Parliamentary Assembly .
"Melalui momentum IPU di Bali ini harapannya lebih banyak lagi pertemuan tatap muka guna membahas berbagai isu untuk saling mendorong dan mendapatkan dukungan masing-masing negara dalam berbagai hal," harap Putu.
Dalam pertemuan tersebut, Putu mengatakan pentingnya kerjasama ekonomi yang lebih erat mengingat pada masa pandemi Covid–19, perekonomian dunia tidak seperti sebelum pandemi.
Sejumlah negara perekonomiannya sempat guncang karena pandemi yang berkepanjangan termasuk Indonesia yang juga terdampak ekonomi karena pandemi Covid-19.
Ditambahkan Putu, parlemen Indonesia meminta dukungan atas usulan satu emergency item yang digunakan menjadi satu emergency resolution yang berfokus pada perdamaian dan kedamaian dunia.
"Terfokus juga mengenai yang berhubungan dengan kemanusiaan, jadi menyangkut manusianya dan kemanusiaan itu juga menjadi penting dalam resolusi ini," ungkap legislator dapil Bali tersebut.
Politisi Fraksi Partai Demokrat itu berharap nantinya deklarasi resolusi yang menjadi kesimpulan dari pertemuan-pertemuan di IPU dapat menjadi momentum untuk bangkit bersama untuk peningkatan ekonomi.
"Ini merupakan momentum agar hubungan antarbangsa, antarnegara, dan antarmanusia ditingkatkan, karena selama ini kan terkunci di masing-masing negara," terangnya.
Seperti diketahui, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ada peningkatan kerugian ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Menurut perhitungan IMF, pandemi ini akan merugikan ekonomi global US$12,5 triliun atau Rp 178.750 triliun (kurs Rp14.300/US$) hingga 2024.
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan bahwa gangguan rantai pasokan, inflasi, dan kebijakan moneter yang lebih ketat bak “membuang air dingin” pada pemulihan di seluruh dunia.
IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2022 akan mencapai 4,9 persen.
IPU ke–144 harus dapat menjadi wadah parlemen dunia untuk dapat saling kerjasama disegala bidang sehingga forum parlemen demokrasi kedua setelah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dapat memiliki pengaruh dan manfaat yang signifikan sehingga permasalahan duni dapat dibicarakan dan diberikan solusi ataupun titik tengahnya di perhelatan IPU ini.
"BKSAP yang menjadi ujung tombak diplomasi parlemen terus berusaha untuk membangun diplomasi yang terbaik untuk kepentingan bangsa dan negara ini," tutup Putu.