Alexei Sharov, Komandan Rusia ke-15 yang Tewas dalam Invasi di Ukraina
Kolonel Alexei Sharov, yang memimpin Pasukan Terpisah ke-810 dari Brigade Zhukov di Marinir Rusia, dilaporkan tewas di kota selatan Mariupol
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Ukraina mengklaim telah membunuh komandan Rusia lainnya.
Jika kabar itu dikonfirmasi, maka Rusia lagi-lagi mengalami kehilangan besar dari tokoh militer yang berjuang untuk Presiden Vladimir Putin di garis depan sejak dimulainya invasi.
Dilansir Newsweek, Kolonel Alexei Sharov, yang memimpin Pasukan Terpisah ke-810 dari Brigade Zhukov di Marinir Rusia, dilaporkan tewas di kota selatan Mariupol, di mana puluhan ribu orang masih terperangkap di tengah pengepungan.
Kematian itu terungkap dalam sebuah postingan Telegram oleh juru bicara administrasi militer Odessa, Sergey Bratchuk.
Kabar itu dilaporkan oleh outlet berita Ukraina termasuk kantor berita negara Ukrinform.
"Komandan Brigade Marinir Rusia dihancurkan oleh militer kami," kata Bratchuk, menurut terjemahan, "dan begitu juga dengan siapa pun... yang mencoba membunuh anak-anak kami. Dan mereka tidak dimaafkan."
Baca juga: Presiden Ukraina Tuduh Rusia Gunakan Bom Fosfor, Apa Itu?
Baca juga: Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu Muncul setelah Sempat Diberitakan Menghilang Hampir 2 Minggu
Perwira militer Ukraina Anatoliy Stefan juga menulis cuitan berita kematian Sharov kepada 55.000 pengikutnya.
Mykhailo Podoliak, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan enam jenderal Rusia telah tewas.
Namun, seorang diplomat top Eropa mengatakan kepada outlet berita dan analisis Foreign Policy, kemungkinan hanya lima jenderal yang tewas.
Laporan media pada hari Rabu (23/3/2022) mengatakan kematian terbaru ini adalah komandan militer Rusia ke-15 yang tewas, meskipun pejabat intelijen barat mengatakan jumlahnya bisa sebanyak 20, menurut Foreign Policy.
Penghitungan itu kemungkinan akan menjadi angka korban tertinggi di antara perwira umum di militer Rusia sejak Perang Dunia II, masih menurut Foreign Policy.
Foreign Policy juga melaporkan bahwa kegagalan peralatan komunikasi elektronik lah yang membuat pasukan Rusia rentan terhadap serangan yang ditargetkan.
Para komandan memimpin dari depan untuk mendapatkan kekuatan besar dari hampir 200.000 tentara (banyak di antaranya adalah wajib militer muda) untuk mengikuti perintahnya, tambahnya.
Namun, seorang pejabat pertahanan Amerika mengatakan kepada Business Insider bahwa AS tidak dapat mengkonfirmasi kematian para jenderal itu.
Tetapi pejabat itu menambahkan bahwa organisasi dan struktur komando dan kontrol militer Rusia sering kali menempatkan para pemimpin militer senior berada di garis depan.
Putin telah mengakui kematian seorang jenderal, tanpa menyebutkan namanya, sementara pejabat NATO mengatakan beberapa lainnya juga tewas.
Pekan lalu, Angkatan Bersenjata Ukraina mengumumkan kematian Letnan Jenderal Andrei Mordvichev, yang merupakan komandan Angkatan Darat Umum ke-8 Distrik Militer Selatan Angkatan Bersenjata Rusia.
Baca juga: Siapa Andrei Sukhovetsky? Mayor Jenderal Rusia yang Tewas dalam Pertempuran di Ukraina
Mordvichev dilaporkan tewas di sebuah lapangan terbang di Chornobayivka, di wilayah Kherson.
Moskow masih bungkam tentang korbannya, yang jumlah sebenarnya masih menjadi spekulasi.
Rusia mengatakan pada 2 Maret lalu bahwa 498 tentara Rusia telah tewas, angka itu belum diperbarui lagi.
Media Rusia Komsomolskaya Pravda sempat melaporkan minggu ini bahwa 9.861 tentara Rusia telah tewas dan 16.153 terluka.
Namun artikel itu kemudian dihapus.
Jumlah Korban Menurut Perhitungan NATO
Sebanyak sekitar 40.000 tentara Rusia berjatuhan dalam sebulan pertempuran di Ukraina, ujar seorang perwira senior militer NATO.
Dilansir Independent, perkiraan jumlah tersebut termasuk personel militer Rusia yang diperkirakan terluka atau terbunuh serta mereka yang hilang atau ditawan sejak Vladimir Putin menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Berbicara dari Brussel, pejabat NATO yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan angka itu didasarkan pada informasi yang diberikan oleh Kyiv, petunjuk yang diberikan oleh Rusia dan data yang diperoleh melalui intelijen sumber terbuka.
Jumlah korban diperkirakan dihitung dengan asumsi ada sekitar tiga tentara yang terluka untuk setiap tentara yang tewas, tambah mereka.
Baca juga: Tentara Rusia Terancam Kelaparan dan Kekurangan Amunisi, Putin Dikhawatirkan Gunakan Senjata Kimia
Baca juga: Beritakan 10.000 Tentara Rusia Tewas di Ukraina, Surat Kabar Rusia Klaim Situsnya Telah Diretas
Ini artinya jumlah tentara yang tewas sekitar 15.600, angka kematian Rusia menurut perhitungan Ukraina.
Jika perhitungan Kyiv akurat, maka jumlah tentara Rusia yang tewas saat ini lebih banyak daripada jumlah tentara Rusia yang tewas selama perang Soviet-Afghanistan dalam satu dekade.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)