Ukraina Sebut Hampir 5.000 Warga Sipil Mariupol Tewas Sejak Awal Serangan Rusia
Hampir 5.000 orang Mariupol, termasuk sekitar 210 anak-anak telah tewas sejak awal invasi Rusia.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Wilayah Strategis
Mariupol secara luas dipandang sebagai hadiah strategis karena penangkapannya dapat memungkinkan Rusia untuk membuat jembatan darat antara Krimea dan dua kantong separatis di Ukraina timur.
Orang-orang yang telah melarikan diri dari Mariupol telah menggambarkan betapa sulitnya hidup selama berminggu-minggu di bawah pemboman yang hampir konstan.
Baca juga: Jerman akan Tuntut Siapa pun yang Gunakan Simbol Z Pasukan Rusia dalam Perang Ukraina
Baca juga: 2 Jet Pribadi Senilai Rp861 Miliar Milik Oligarki Rusia Disita Otoritas Inggris
"Tidak ada makanan untuk anak-anak, terutama bayi. Mereka melahirkan bayi di ruang bawah tanah karena perempuan tidak punya tempat untuk melahirkan, semua rumah sakit bersalin hancur," kata seorang pekerja bahan makanan dari Mariupol.
"Saya juga menemukan hari ini bahwa orang tua teman sekelas putra saya tercabik-cabik tepat di halaman di depan matanya."
Dia mengatakan warga yang terperangkap telah menghabiskan waktu mencari salju yang bisa mereka cairkan untuk mendapatkan air untuk mencuci tangan.
(Tribunnews.com/Yurika)