Diduga Jadi Mata-mata, Puluhan Diplomat Rusia Diusir dari Negara-negara Eropa
Negara-negara Eropa mengumumkan pengusiran puluhan diplomat Rusia yang diduga melakukan spionase atau pengintaian.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Nuryanti
Menteri Luar Negeri Belanda, Wopke Hoekstra mengatakan dia siap untuk pembalasan dari Moskow.
“Pengalaman menunjukkan bahwa Rusia tidak membiarkan tindakan semacam ini tidak terjawab,” katanya.
“Kami tidak bisa berspekulasi soal itu, tapi Kemlu siap dengan berbagai skenario yang mungkin muncul dalam waktu dekat," jelasnya.
Menteri Luar Negeri Belgia, Sophie Wilmes mengatakan kepada parlemen bahwa langkah Brussel dikoordinasikan dengan Belanda dan bukan sanksi.
“Saluran diplomatik tetap terbuka dengan Rusia, Kedutaan Besar Rusia dapat terus beroperasi dan kami terus menganjurkan dialog,” katanya.
Sebelumnya pada hari Selasa, Rusia mengatakan pihaknya mengusir total 10 diplomat dari tiga negara Baltik Uni Eropa yaitu Estonia, Latvia dan Lithuania sebagai pembalasan atas negara-negara yang mengusir diplomat Rusia awal bulan ini.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pihaknya membatalkan akreditasi empat diplomat Lituania, tiga warga Latvia dan tiga warga Estonia dan mereka akan diminta untuk meninggalkan negara itu.
Itu sesuai dengan jumlah diplomat Rusia yang dikeluarkan setiap negara sebelumnya.
Pada 18 Maret, tiga negara Baltik memerintahkan pengusiran 10 anggota staf kedutaan Rusia dalam tindakan terkoordinasi yang diambil dalam solidaritas dengan Ukraina.
Moskow menyebut langkah itu "provokatif dan sama sekali tidak berdasar".
(Tribunnews.com/Yurika)
Artikel lain terkait Rusia Vs Ukraina