Survei: Mayoritas Orang Indonesia Memandang China Sebagai Ancaman, Jepang Disambut Baik
Menurut Ben, Pemerintah Australia tidak perlu terlalu khawatir tentang menurunnya kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap Australia.
Editor: Hasanudin Aco
Analis Indonesia dari Lowy Institute, Ben Bland mengatakan meski kekhawatiran utama orang Indonesia adalah keamanan internal, termasuk ketahanan pangan, pandemi COVID-19, dan gerakan separatis, hasil survei menunjukkan adanya kekhawatiran yang meningkat jika Indonesia mungkin dapat terseret dalam konflik regional antara negara-negara besar telah meningkat.
"Ada perasaan mereka kurang percaya pada kekuatan negara besar. Mungkin mereka melihat konflik kekuatan besar ini berpotensi merusak stabilitas domestik yang diinginkan orang Indonesia," katanya.
Menurut Ben, Pemerintah Australia tidak perlu terlalu khawatir tentang menurunnya kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap Australia.
Ia menyebut meningkatnya kecurigaan dan kewaspadaan terhadap negara-negara lain mungkin dipengaruhi oleh ketidakpastian akibat dari pandemi global.
Namun Ben mengatakan hasil jajak pendapat ini menunjukkan publik Indonesia, seperti halnya para pemimpin politiknya, tetap mewaspadai kemungkinan terseret ke dalam blok regional yang bertujuan untuk mengimbangi kekuatan China dan membatasi perilaku agresif negara itu.
"Kekhawatiran saya yang lebih utama yaitu Pemerintah Australia sangat bergantung pada pandangan Amerika Serikat tentang upaya mengimbangi China dan melihat kawasan ini direbut dan dibagi menjadi beberapa kubu," katanya.
"Seringkali ada pandangan di Australia bahwa Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya pada akhirnya akan berhadapan dengan China," jelas Ben.
"Apa yang ditunjukkan oleh data survei ini adalah orang Indonesia menolak segala upaya untuk memaksa mereka masuk ke kubu tertentu," ujarnya.
"Hal ini menunjukkan opini publik sejalan dengan kebijakan pemerintah dan prinsip non-blok mereka yang dipegang teguh," papar Ben.