Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menkeu AS Sebut Biden Ingin Rusia Keluar dari G20: Agresi Rusia Bawa Dampak Ekonomi Sangat Besar

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memperingatkan bahwa agresi Rusia di Eropa Timur akan memiliki dampak ekonomi sangat besar.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Inza Maliana
zoom-in Menkeu AS Sebut Biden Ingin Rusia Keluar dari G20: Agresi Rusia Bawa Dampak Ekonomi Sangat Besar
CNBC
Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen. Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memperingatkan bahwa agresi Rusia di Eropa Timur akan memiliki dampak ekonomi sangat besar. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memperingatkan, agresi Rusia di Eropa Timur akan memiliki dampak ekonomi sangat besar di Ukraina dan kawasan sekitarnya.

Yellen menuturkan Presiden Joe Biden ingin Rusia dikeluarkan dari forum ekonomi utama Kelompok 20 (G20).

Dilansir Al Jazeera, komentar Yellen pada sidang Komite Jasa Keuangan DPR AS pada Rabu (6/4/2022) menimbulkan pertanyaan tentang masa depan G20, yang telah menjadi forum ekonomi dan kebijakan global utama sejak krisis keuangan 2008-2009.

"Perbendaharaan berkomitmen untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas tindakannya sehingga tidak dapat mengambil manfaat dari sistem keuangan internasional," kata Yellen.

Baca juga: Facebook dan Instagram Buka Lagi Tagar Invasi Rusia ke Ukraina yang Diblokir

Baca juga: Ini Alasan Rusia Sebut Mayat-mayat yang Tergeletak di Jalanan Kota Bucha Ukraina adalah Rekayasa

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen.
Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen. (CNBC)

"Invasi Rusia, termasuk kekejaman yang dilakukan terhadap warga Ukraina yang tidak bersalah di Bucha, merupakan penghinaan yang tidak dapat diterima terhadap tatanan global, dan akan memiliki dampak ekonomi sangat besar bagi dunia," ucap Yellen kepada Komite.

“Presiden Biden menjelaskan, dan saya tentu setuju dengannya, bahwa itu tidak bisa menjadi bisnis seperti biasa bagi Rusia di lembaga keuangan mana pun,” kata Yellen.

“Dia meminta agar Rusia dikeluarkan dari G20, dan saya telah menjelaskan kepada rekan-rekan saya di Indonesia bahwa kami tidak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan jika Rusia ada di sana,” kata Yellen.

Berita Rekomendasi

Seperti diketahui, Indonesia memegang kursi kepresidenan G20 tahun ini.

Indonesia dijadwalkan menjadi tuan rumah pertemuan keuangan pada Juli mendatang dan pertemuan puncak para pemimpin pada November.

Baca juga: Menlu Retno Marsudi: 32 WNI Pilih Tetap Tinggal di Ukraina

Seorang pria berjalan di jalan dengan beberapa mayat tergeletak di jalan di Bucha, barat laut Kyiv, saat Ukraina mengatakan pasukan Rusia sedang
Seorang pria berjalan di jalan dengan beberapa mayat tergeletak di jalan di Bucha, barat laut Kyiv, saat Ukraina mengatakan pasukan Rusia sedang "mundur cepat" dari wilayah utara sekitar Kyiv dan kota Chernigiv , pada 2 April 2022. - Mayat setidaknya 20 pria berpakaian sipil ditemukan tergeletak di satu jalan Sabtu setelah pasukan Ukraina merebut kembali kota Bucha dekat Kyiv dari pasukan Rusia, kata wartawan AFP. Pasukan Rusia menarik diri dari beberapa kota dekat Kyiv dalam beberapa hari terakhir setelah upaya Moskow untuk mengepung ibukota gagal, dengan Ukraina menyatakan bahwa Bucha telah "dibebaskan". (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP) (AFP/RONALDO SCHEMIDT)

Sanksi baru untuk Rusia

Yellen menyampaikan komentarnya ketika pemerintah Biden mengumumkan babak baru sanksi untuk Rusia.

Dua putri Presiden Vladimir Putin juga kecipratan sanksi AS.

Washington berencana memperketat hukuman terhadap bank-bank Rusia sebagai pembalasan atas " kejahatan perang" di Ukraina.

Sekutu AS dan Barat memberlakukan sanksi terhadap Rusia sejak awal invasi.

Pejabat pemerintah dalam beberapa hari terakhir fokus pada penutupan celah, yang mungkin bisa digunakan Rusia untuk menghindari sanksi.

Baca juga: Ukraina Menyelidiki 4.684 Dugaan Kejahatan Perang yang Dilakukan Pasukan Rusia

Sanksi targetkan bank terbesar Rusia

Dilansir Npr.org, sanksi AS menargetkan bank-bank terbesar Rusia, keluarga pejabat tinggi Rusia, termasuk anak-anak dewasa Presiden Rusia Vladimir Putin, entitas milik negara, dan setiap investasi baru di Rusia oleh warga negara AS.

BBC menulis, langkah-langkah tersebut merupakan tanggapan atas kekejaman oleh pasukan Rusia di Ukraina, termasuk gambar mayat warga sipil yang tersebar di jalan-jalan Bucha, dekat ibukota Kyiv.

Baca juga: Covid-19 Hingga Perang Rusia Vs Ukraina Jadi Alasan Pemerintah Kembali Kucurkan BSU 2022

Berikut sanksi AS yang diumumkan oleh Gedung Putih:

1. Langkah-langkah ekonomi untuk melarang investasi baru di Rusia

2. Sanksi keuangan yang berat terhadap bank swasta terbesar Rusia, Alfa Bank, dan lembaga keuangan terbesarnya, Sberbank

3. Sanksi terhadap perusahaan milik negara besar yang kritis

4. Sanksi terhadap pejabat pemerintah Rusia dan anggota keluarga mereka

Baca juga: Tentara Wanita Ukraina yang Jadi Tawanan di Rusia Disiksa dan Dipaksa Ikut Buat Video Propaganda

Presiden AS Joe Biden (Kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (Kanan)
Presiden AS Joe Biden (Kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (Kanan) (Instagram @Potus dan Doc Tribunnews)

Inflasi

Kenaikan harga energi, logam, gandum dan jagung yang diproduksi Rusia dan Ukraina "akan meningkatkan tekanan inflasi juga".

Inflasi di AS telah mencapai level tertinggi dalam 40 tahun karena metrik inflasi yang dipantau ketat oleh Federal Reserve melonjak 6,4 persen pada Februari dibandingkan dengan tahun lalu, kenaikan tahun-ke-tahun terbesar sejak Januari 1982.

“Sanksi yang kami berikan pada Rusia mendorong harga energi. Ini adalah harga yang penting untuk dibayar untuk menghukum Rusia atas apa yang dilakukannya di Ukraina,” tambahnya, menggambarkan bagaimana konflik tersebut berdampak pada warga Amerika di dalam negeri.

Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas