Pilu Pengungsi Latino Lihat Warga Ukraina dengan Mudahnya Masuk AS: Mengapa Bukan Kami?
Pengungsi dari Amerika Latin mempertanyakan kebijakan AS yang memudahkan warga Ukraina masuk perbatasan, berbeda dengan mereka.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
"Kami datang ke sini bukan karena pilihan tetapi karena kebutuhan - kami telah mengalami banyak kekerasan," katanya.
"Kami ingin memberi mereka kehidupan yang lebih baik," tambahnya, sambil menunjuk anak-anaknya yang tinggal di salah satu tenda di shelter Movimiento Juventud 2000.
"Kenapa mereka tidak memberi kita kesempatan?" dia bertanya.
Situasi Perang di Ukraina
Konflik Rusia-Ukraina masih berlanjut hingga kini memasuki hari ke-48.
Terbaru, Kanselir Austria bertemu langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (11/4/2022).
Ini merupakan pertemuan pertama Putin dengan pemimpin Eropa sejak invasi pada akhir Februari lalu.
Berikut perkembangan terakhir invasi Rusia, dilansir Guardian:
- Presiden Volodymyr Zelensky dalam pidatonya pada Senin, mengaku khawatir bahwa pasukan Rusia akan menggunakan senjata kimia di Ukraina.
- Pihak berwenang Ukraina mengklaim Rusia menjatuhkan pesawat tak berawak yang membawa zat beracun di kota tenggara Mariupol.
- Lebih dari 10.000 warga sipil tewas di Mariupol, kata wali kota Vadym Boychenko. Menurutnya, jumlah kematian bisa melampaui 20.000 karena serangan yang terjadi selama berminggu-minggu.
- Zelensky menyalahkan negara Barat atas banyaknya kematian di Ukraina karena tidak mengirim senjata untuk mendukung perang.
- Hampir dua pertiga dari semua anak Ukraina telah meninggalkan rumah mereka dalam enam minggu sejak invasi Rusia, menurut PBB.
Baca juga: Inggris Selidiki Dugaan Penggunaan Senjata Kimia Rusia di Mariupol Ukraina
Baca juga: Zelenskyy: Saya Tidak Mengerti Kenapa Orang Rusia Benci Ukraina
- PBB semakin banyak mendengar laporan pemerkosaan dan kekerasan seksual di Ukraina serta menyerukan penyelidikan.