Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pertukaran Tahanan dengan Rusia, 30 Warga Ukraina Dibebaskan Termasuk 8 Warga Sipil

Sebanyak 12 anggota layanan Ukraina kemudian kembali ke rumah, termasuk seorang petugas wanita.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pertukaran Tahanan dengan Rusia, 30 Warga Ukraina Dibebaskan Termasuk 8 Warga Sipil
AFP/ALEXANDER NEMENOV
Seorang wanita berbicara dengan seorang tentara Rusia ketika orang-orang menunggu dalam antrean pada distribusi makanan yang diselenggarakan oleh tentara Rusia dan sukarelawan di Mariupol pada 12 April 2022, ketika pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di seluruh Ukraina timur, sementara Presiden Rusia membuat kasus menantang untuk perang terhadap tetangga Rusia. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Pertukaran tahanan ke-4 dengan Rusia berlangsung pada Kamis (14/4/2022) kemarin atas perintah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Pernyataan ini disampaikan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Reintegrasi Wilayah Pendudukan Sementara Ukraina Iryna Vereshchuk dalam pesan Telegram-nya.

"5 perwira dan 17 anggota dinas dipertukarkan. 8 warga sipil, termasuk 1 wanita juga dibebaskan," kata Vereshchuk.

Dikutip dari laman Ukrinform, Jumat (15/4/2022), total 30 warga Ukraina akan pulang pada Kamis waktu setempat.

Perlu diketahui, sebelumnya pertukaran tahanan ke-3 telah diadakan pada 9 April lalu.

Sebanyak 12 anggota layanan Ukraina kemudian kembali ke rumah, termasuk seorang petugas wanita.

Berita Rekomendasi

Begitu pula dengan 14 warga sipil, termasuk 9 wanita yang juga dibebaskan.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi nasional negara itu pada 24 Februari lalu bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para Kepala Republik Donbass, ia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus ke Ukraina.

Operasi ini dilakukan untuk melindungi orang-orang 'yang telah mengalami pelecehan dan genosida oleh rezim Ukraina selama 8 tahun'.

Baca juga: Pemilik Usaha di Korea Selatan Resah, Dampak Perang di Ukraina Mulai Terasa

Kendati demikian, pemimpin Rusia itu menekankan bahwa negaranya tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.

Ia juga menekankan operasi tersebut ditujukan untuk 'denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina'.

Sementara itu, negara Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia karena melakukan invasi ke Ukraina.

Penerapan sanksi ditujukan terhadap badan hukum maupun individu swasta Rusia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas