Pasukan Rusia Tembaki Pabrik Baja Azovstal di Mariupol Tempat Berlindung Ratusan Orang Ukraina
Komandan Resimen Azov, Letnan Kolonel Denys Prokopenko mengatakan pasukan Rusia menembaki pabrik baja Azovstal di Mariupol.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Komandan Resimen Azov, Letnan Kolonel Denys Prokopenko mengatakan pasukan Rusia menembaki pabrik baja Azovstal "dengan sukarela" di Mariupol saat ratusan orang berlindung di dalamnya.
Prokopenko adalah komandan salah satu unit Ukraina yang mempertahankan Mariupol.
Prokopenko mengatakan dalam sebuah unggahan di akun Telegram bahwa mereka yang berlindung adalah warga dari segala usia.
Di antaranya, wanita, anak-anak, dan keluarga para pembela Mariupol.
"Mereka berlindung di ruang bawah tanah dan bunker dari 'dunia Rusia'," kata Prokopenko.
Baca juga: UPDATE Rusia Lakukan Serangan Besar-besaran di Ukraina Timur untuk Rebut Donbas
Baca juga: Pejuang Ukraina Belum Menyerah, Pasukan Rusia Bakal Tutup Mariupol Mulai Senin
Menurut Prokopenko, mereka yang berlindung menemukan satu-satunya tempat perlindungan yang tersedia di sebelah tentara Ukraina, yang masih mempertahankan kota dari pasukan Rusia.
"Pasukan pendudukan Rusia dan wakilnya dari Republik Rakyat Luhansk/Republik Rakyat Donetsk tahu tentang warga sipil dan tetap menembaki pabrik dengan sukarela," kata Prokopenko.
"Mereka menggunakan bom jatuh bebas, roket, bom penghancur bunker, dan semua jenis artileri, baik darat maupun laut, untuk serangan tanpa pandang bulu."
Prokopenko menambahkan, setelah menghancurkan teater kota, rumah sakit bersalin, sekolah, taman kanak-kanak, dan rumah warga, pasukan Rusia sekarang menawarkan evakuasi dan ingin menyelamatkan warga sipil.
"Ini adalah orang yang sama. Dan tidak ada yang percaya," kata Prokopenko.
Sementara itu, Kepala Polisi Patroli Mariupol Myhailo Vershynin mengakata dia berada di pabrik Azovstal, salah satu benteng terakhir kota itu yang masih berada di bawah kendali Ukraina.
Tempat itu, lanjut Vershynin, menjadi titik fokus pemboman berat Rusia setelah berminggu-minggu pertempuran sengit di kota yang telah meratakan sebagian besar infrastruktur.
Menurut Vershynin, warga sipil yang berlindung di Azovstal ada sekitar 1.000 orang.
Dia mengatakan Azovstal memiliki cadangan cukup besar makanan dan air, tetapi persediaan cepat habis.
"Azovstal siap untuk perlawanan sengit," kata Vershynin.
Baca juga: Ratusan Ribu Warga Terkepung, Wakil PM Ukraina Meminta Rusia Buka Koridor Evakuasi dari Mariupol
Baca juga: Kroni Presiden Putin Minta Rusia dan Ukraina Menukarnya dengan Penduduk Mariupol yang Terkepung
"Di sini mereka (pembela) sadar apa nasib mereka, tapi tidak ada yang akan menyerah. Kemarin mereka (Rusia) menawari kami 'koridor', mereka ingin kami pergi tanpa senjata, melalui titik penyaringan, dan kemudian menyerah."
"Mereka dikirim ke arah yang sama dengan kapal perang Rusia. Tidak ada yang menyetujui ini. Tidak ada yang akan pergi tanpa senjata," tambah Vershynin.
Komunikasi di kota terbatas, dan CNN menghubungi Vershynin melalui suara dan pesan teks.
Vershynin menggambarkan situasi di pabrik Azovstal, di mana warga sipil berlindung dari penembakan.
"Mereka (warga sipil) telah membangun kehidupan mereka di sana, menyediakan makanan dan air untuk diri mereka sendiri," katanya.
"Militer kadang-kadang membantu. Orang-orang ini tidak mau dan masih tidak mau keluar. Mereka sadar bahwa mereka memiliki lebih banyak kesempatan untuk tetap hidup di sini. Tapi ini sampai saat Federasi Rusia mulai mengancam untuk menggunakan serangan udara."
Vershinyn menegaskan kota itu ditutup oleh Rusia, tetapi pintu masuk ke kota mungkin terbuka di tepi kiri di sebelah timur kota.
Jalan yang menghubungkan Mariupol dengan Zaporizhzhia dan Berdiansk diblokir karena pertempuran yang sangat serius, jelas Vershinyn.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Ca)