TRIBUNNEWS.COM - Afghanistan utara diguncang dua bom yang meledak di tempat berbeda pada Kamis (21/4/2022), CNN melaporkan.

Ledakan pertama terjadi di masjid Syiah di Kota Mazar-i-Sharif, kota terbesar keempat di Afghanistan.

Akibat ledakan itu, 10 orang dinyatakan tewas dan 32 orang terluka, kata Ghawsuddin Anwari, kepala rumah sakit yang merawat para korban.

Anwari mengatakan rumah sakit menerima para korban menyusul ledakan di masjid Seh Dokan saat salat Zuhur.

Kelompok afiliasi ISIS, ISIS-Khorasan atau ISIS-K mengaku bertanggung jawab atas serangan di Mazar-i-Sharif, menurut pernyataan yang dibagikan di saluran Telegram dan SITE Intelligence Group.

Baca juga: 3 Ledakan Guncang Sekolah di Afghanistan: 6 Orang Tewas, 11 Lainnya Terluka

Kelompok tersebut telah bertanggung jawab atas ribuan kematian sejak dibentuk pada tahun 2015.

Mereka mengaku bertanggung jawab atas serangan bunuh diri di bandara Kabul pada Agustus tahun lalu yang menewaskan lebih dari 170 orang.

Mereka juga bertanggung jawab atas serentetan serangan di kota timur Jalalabad pada September.

Lebih lanjut, ledakan kedua terjadi di Kota Kunduz, di mana sebuah bom yang diletakkan di sepeda meledak di dekat van militer Taliban.

Ledakan tersebut menewaskan lima orang dan menyebabkan 21 orang lainnya terluka, kata seorang pejabat setempat.

Baca juga: Serangan Udara Militer Pakistan Tewaskan 47 Warga Afghanistan

Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu pada saat penulisan.

Ledakan terpisah lainnya di Kabul menyebabkan dua anak terluka, menurut Khalid Zadran, kepala juru bicara polisi Kabul.

Serangan itu terjadi setelah ledakan menghantam fasilitas belajar di Kabul barat pada hari Selasa, yang menewaskan enam orang.

Pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia (HAM) di Afghanistan mengatakan komunitas Hazara turut menjadi korban ledakan.

"Hari ini, lebih banyak ledakan mengguncang Afghanistan, menyerang masjid Syiah di Mazar e Sharif dan sekali lagi komunitas Hazara menjadi korban," kata Bennett di Twitter.

"Serangan-serangan yang ditargetkan secara sistematis terhadap sekolah-sekolah dan masjid-masjid yang ramai menuntut penyelidikan segera, pertanggungjawaban dan diakhirinya pelanggaran hak asasi manusia semacam itu."

(Tribunnews.com/Rica Agustina)