Di Forum WHO, Rektor Unhan Bicara Biodefense Sebagai Antisipasi Pandemi Berikutnya
Seluruh delegasi memaparkan kemajuan penanganan Emergency Medical Readiness di negara masing-masing.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rektor Universitas Pertahanan RI Laksdya TNI Prof. Amarulla Octavian sebagai Ketua Delegasi Indonesia menghadiri Technical Expert Meeting for Establishing Health Emergencies Operational Readiness Training Hub di World Health Organization (WHO), di Jenewa, Swiss.
Turut hadir sebagai anggota delegasi adalah pejabat PTRI, Dekan Fakultas Farmasi Militer, Wadek Fakultas Kedokteran Militer, Direktur Kesehatan Kemhan RI dan pejabat dari Kemenkes RI.
Pertemuan antar ahli kesehatan sedunia tersebut juga diikuti delegasi dari Ethiopia (perwakilan dari Afrika) dan dari Norwegia (perwakilan dari Eropa) serta WHO perwakilan Asia Tenggara dan WHO perwakilan Indonesia.
Seluruh delegasi memaparkan kemajuan penanganan Emergency Medical Readiness di negara masing-masing.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Dorong Peningkatan Sektor Digital Marketing
Saling bertukar pengetahuan dan berbagi pengalaman dalam manajemen kesehatan pada situasi darurat ketika terjadi bencana dan pandemi.
"Delegasi Indonesia juga memaparkan konsep pelatihan Emergency Medical Team sebanyak 7 modul untuk diterima sebagai standar internasional," kata Amarulla Octavian dalam keterangan yang diterima, Sabtu (23/4/2022).
Amarulla menyebut, pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI dinilai memegang peran penting dalam manajemen kesehatan di Indonesia.
Direktur WHO Emergency Preparedness Dr. Nedret Emiroglu menilai pentingnya Pusat Krisis Kesehatan untuk negara-negara di dunia.
Rektor Unhan RI memaparkan kesiapan Unhan RI menjadi Pusat Pelatihan Emergency Medical Team (EMT) sesuai standar WHO untuk kepentingan nasional dan regional.
"Pentingnya Biodefense untuk mengantisipasi pandemi berikutnya atau mengatasi bahaya Weapon of Mass Destruction (WMD) merupakan kurikulum penting dalam pelatihan nantinya," ucapnya.
Biodefense memiliki komponen Biointelligence dan Biosecurity yang dapat dijabarkan dalam beberapa modul pelatihan.
Sebelum pertemuan tersebut, delegasi Indonesia mendapat kesempatan meninjau fasilitas EMT di Turin, Italia.
Kesempatan tersebut dimanfaatkan untuk berdiskusi dengan para pakar, mekanisme dan prosedur pelatihan.
Sebagai tindak lanjut pertemuan di Jenewa, maka dalam waktu dekat Tim WHO akan melakukan peninjauan fasilitas, sarana dan prasarana Unhan RI.
Pertemuan juga membahas kesempatan para Kadet Mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Militer dan Fakultas Farmasi Militer Unhan RI untuk melaksanakan penelitian bersama para pakar kesehatan WHO.